>> Happy Reading <<
Aduh!"
Dara mengaduh kala jatuh terduduk di lantai. Ia buru-buru berbalik badan karena khawatir Jevan mengetahui kalau Dara tengah memperhatikannya.
Jevan bergegas membantu Dara. "Are you Ok?" Jevan membantu Dara berdiri. "Apa ada yang sakit?"
Dara menggelengkan kepalanya. "Terima kasih."
"Untuk?"
"Tidak melakukan apa pun padaku di saat kita tidur di kamar yang sama."
Jevan terkekeh kecil. "Apa saya seperti itu di matamu?"
Dara mengendikkan bahunya.
"Dara."
"Hmm."
"Maaf untuk ini." Jevan mengulurkan tangannya menyentuh wajah Dara.
"Bulu matamu jatuh. Orang bilang biasanya ada yang merindukanmu."
Dara terkekeh pelan.
"Why are you laughing? Is there something funny?" Jevan heran Dara malah tertawa.
Dara berpikir sejenak, "Mungkin Elvira," ucapnya membuat Jevan bingung.
"I think... " Jevan menjeda ucapannya kala teringat pada ucapan Dara yang memintanya berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bukannya mau sombong, tapi selama ini ia sudah terbiasa mencampuradukan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Bukan cuma bahasa Inggris saja yang ia kuasai dengan baik tapi ia juga menguasai bahasa Mandarin, Korea, Jerman dan Italy, dan itu semua dulu ia pelajari atas paksaan Adhyaksa. Dan ia sadari itu memang berguna saat ia dihadapkan dengan klien asing. Tak hanya itu saja, ia juga sedikit menguasai bahasa daerah seperti Bali dan Sunda.
"Saya rasa keluargamu yang merindukanmu."
"Saya hanya punya Elvira sebagai keluarga saya."
Jevan semakin bingung dengan jawaban Dara.
"Bapak mau saya buatkan kopi?" tawar Dara mengalihkan topik pembicaraan. Ia paling tidak suka membicarakan keluarga karena ia tak punya siapa pun di dunia ini.
"Sebaiknya kita turun, siapa tahu saja yang lain sudah menunggu Bapak untuk sarapan."
Jevan berdehem. "Kebetulan saya juga sudah lapar."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY HEARTBEAT [COMPLETED]
Romance"Memangnya apa yang biasanya seorang lelaki pikirkan saat bersama dengan wanita panggilan sepertimu selain ... " Jevan menjeda ucapannya lalu menelisik penampilan Dara dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Apa harus saya perjelas? Baiklah." Jevan te...