>> Happy Reading <<
Sembari menekan bel, Jevan mengedarkan pandangannya ke sekeliling lorong yang terlihat sepi. Sepertinya tidak ada mata-mata Adhyaksa yang membuntutinya. Setelah ini, demi keselamatan Dara, ia harus mengurangi intensitas pertemuannya dengan Dara setidaknya sampai kesepakatan yang ia buat dengan Zara selesai. Ia tahu bagaimana Adhyaksa memperlakukan seseorang yang tidak disukainya.
BIP!!
BIP!!
Bunyi akses pintu terdengar.
"Jevan." Elvira yang membukakan pintu.
Jevan tersenyum padanya. Setelah mendengar apa yang terjadi dari Dara perihal Elvira dan masa lalunya, Jevan jadi iba pada Elvira. Untungnya Elvira cukup tangguh menghadapi ini dengan melangkah maju, tidak hidup dalam keterpurukan.
"Tungguin aja, Dara lagi mandi," jelas Elvira kemudian ia pun pamit pada Jevan untuk pergi bekerja.
Jevan melangkah masuk hingga hampir masuk ke kamar Dara. Dengan pintu kamar yang terbuka karena Elvira lupa menutup pintu kamar, Jevan bisa melihat jelas apa yang Dara lakukan setelah Dara keluar dari kamar mandi kemudian melepas handuknya begitu saja membuat bagian tubuh belakang Dara yang terlihat indah terekspos sempurna tanpa sehelai benang pun.
Terlihat Dara tengah memakai underwear kemudian ...
Buru-buru Jevan memutar tubuhnya, menelan kasar salivanya dan mengusap wajahnya. Hei! Apa yang baru saja ia lakukan?
Jevan mendudukkan diri di sofa menunggu Dara selesai dengan urusannya di kamar.
Setelah selesai berpakaian, Dara mengecek ponselnya lagi. Dara berdecak sebal. Ia sudah menunggu Jevan seharian tapi Jevan tak kunjung menampakkan batang hidungnya.
Dara melangkah ke dapur untuk membuat mie instant. Menunggu Jevan datang ia sampai ketiduran. Ia terbangun karena merasa lapar. Dan saat ia bangun Elvira sudah akan pergi. Dan supaya tubuhnya terasa segar, ia pun membersihkan diri.
Dan hal itu tak luput dari pengamatan Jevan. Jevan tersenyum tipis karena nyatanya Dara belum menyadari eksistensinya.
Setelah mie instant itu matang lengkap dengan toping telur, sayuran dan potongan cabai rawit, Dara membawanya ke meja makan dan di atas meja makan terdapat bungkusan makanan.
"Apa Elvira yang beli?" tanya Dara pada dirinya sendiri. Setelah melihat nama restoran yang tertulis di bungkusan itu, Dara ingat bahwa ia dan Jevan pernah makan di sana.
Dara mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan ia tersenyum kala indera penglihatannya menangkap sosok Jevan tengah duduk di sofa di dekat pintu balkon, tengah memperhatikannya.
Jevan bangkit dari duduknya menghampiri Dara kemudian Jevan mengeluarkan dua tangkai bunga mawar dari dalam jasnya.
"Kamu ingat apa yang pernah aku katakan? Aku akan memberimu bunga mawar merah setiap hari karena kamu menyukainya."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY HEARTBEAT [COMPLETED]
Romance"Memangnya apa yang biasanya seorang lelaki pikirkan saat bersama dengan wanita panggilan sepertimu selain ... " Jevan menjeda ucapannya lalu menelisik penampilan Dara dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Apa harus saya perjelas? Baiklah." Jevan te...