34 • Hasutan

532 42 4
                                    

21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

21.03 WIB

Kamu di mana?
Apa masih di kantor?"


21.03 WIB

Ya

Jevan memejamkan mata setelah membalas pesan Dara. Maafkan dirinya yang harus berbohong demi menemani Zara yang tengah dipenuhi dengan kebimbangan. Zara juga begitu terpukul dengan kondisi Bhaskara.

Jevan memasukkan satu sendok makanan ke dalam mulutnya. Satu suapan hingga suapan ke empat sembari memperhatikan Zara dengan seksama.

Jevan menghembuskan kasar napasnya kemudian menyudahi santap malamnya. Zara mengajaknya bertemu bahkan cenderung memaksa adalah untuk meminta Jevan menemaninya makan malam. Zara bilang ia hanya bisa makan jika Jevan menemaninya. Bahkan tadi, Jevan menjemput Zara ke rumah sakit kemudian Jevan juga berpamitan pada Bhaskara, Lulu dan Abian untuk membawa Zara makan di luar. Tapi lihat apa yang Zara lakukan sekarang? Zara tidak menyentuh makanannya sama sekali selain menangis.

Jevan berpindah duduk di samping Zara. Demi kemanusiaan ia harus peduli pada apa yang Zara rasakan.

"Mau aku suapi?"

Kemudian Jevan mencoba menyuapi Zara. Dan Zara pun mau membuka mulutnya.

"Tante Lulu bilang dari kemarin malam kamu belum makan. Apa kamu nggak lapar?"

Zara menggelengkan kepala, mengusap kasar air matanya.

"You must be strong. Kakekmu pasti nggak mau lihat kamu kayak gini."

Zara tersenyum tipis. Meski ia tahu sikap Jevan dan perhatian Jevan padanya adalah sebagai bagian dari peran semata tapi tetap saja ia merasa senang dan terbawa perasaan. Jevan terlihat tulus. Dan ia tak ingin kehilangan momentumnya bersama Jevan.

"Aku nggak tahu harus kayak gimana, tapi makin hari kondisi Kakek makin memburuk, Jev."

Jevan tertegun. Ia juga tak tahu harus bagaimana tapi satu hal yang pasti ia tidak bisa menerima perjodohan ini, sampai kapan pun. Itu yang selalu ia katakan pada Zara.

Zara kembali menangis dan tangisannya kali ini terdengar begitu pilu.

"Tolong peluk aku, Jev."

Jevan menganggukkan kepala kemudian memeluk Zara erat dengan maksud memberikan kekuatan padanya namun ...

"Jadi ini yang kamu bilang masih di kantor?"

Jevan dan juga Zara menoleh ke sumber suara.

DEG!!

Jevan terkejut bukan kepalang kala melihat Dara berdiri dihadapannya dengan mata berkaca-kaca di susul Elvira dibelakangnya.

Tatapan Dara beralih pada Zara yang terlihat tak berekspresi sama sekali. Ah, sekarang Dara ingat. Zara adalah gadis yang ia temui di kafe tempatnya bekerja yang kala itu curhat atas kebimbangannya.

YOU ARE MY HEARTBEAT [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang