Beberapa saat menunggu akhirnya dokter kepercayaan Nio sampai dengan nafas memburu, bagaimana tidak, Ken terus menteror ia dengan menelpon tiada hentinya saat perjalanan menuju rumah milik Nio.
Saat ia sampai, terlihat semua anak anak Nio sehat sehat namun mengapa ia harus datang.
"Lo ngapain nelpon gw datang kesini?, anak lo semua sehat sehat!" kesal Gavin menatap sinis Nio
Sedangkan orang yang tengah ia tatap langsung menatap nya balik dengan tajam.
"Mata lo buta!?" sarkas Nio menunjuk Eza yang tengah berbaring diatas ranjang dengan raut wajah tenang namun tidak dengan pikiran nya
"Aduh.. nanti kalo gw ketahuan bohong dicoret dari kk nggak ya?!" risau Eza didalam hati
"Ini siapa? sejak kapan lo punya anak cewek?" tanya Gavin heran
"Gavin.. lo bisa langsung periksa dia! tanpa basa-basi nggak bermutu" ucap Kara yang geram dengan sahabat Daddy nya itu
"Ck! gw penasaran doang! masa gitu aja marah" kesal Gavin tak mood sekarang. ia selalu menyesal karena telah berbasa-basi dengan keluarga anti babi, ralat basi maksudnya
"Hai manis.. ayo sini om periksa dulu dadanya" goda Gavin dengan tangan meraba raba dada miliknya sendiri
Brughh!
Bogem mentah Eza hadiahkan pada rahang tegas milik Gavin, ia jijik melihat gerakan dokter gadungan didepan nya itu, seperti cacing kepanasan.
"Hahaha..!!" tawa Karel dan Areksa keluar memenuhi kamar milik Eza yang baru saja tempati
Sedangkan Yaskara dan Argasya hanya menampilkan senyum tipis melihat Gavin tersungkur karena pukulan dari Eza yang cukup bertenaga.
Nio menatap kasihan dengan sahabat sehidup semati nya itu yang tengah meringis kesakitan memegang rahang nya.
"Ssthh" desis Gavin menahan sakit, ia akui pukulan dari gadis itu memanglah kuat
"Dasar dokter gila!!" sarkas Eza menjulurkan lidahnya berniat mengejek Gavin yang masih saja duduk dibawah lantai karena tersungkur tadi
Gavin yang mendengar perkataan Eza pun dibuat naik pitam, ia langsung berdiri dan mendekat ke arah ranjang.
"Woy bocah! berani beraninya lo ngatain gw gila! ayo kita adu jotos di ring tinju!!" geram Gavin menatap sinis Eza
"Ngapain om? kan disini bisa, nanti kalo di atas ring kan ditonton banyak orang, kasihan kalo om kalah, nanti diketawain sama mereka" ucap pedas Eza tanpa difilter membuat nya ingin sekali menonjok anak depan nya ini. namun ia harus menahannya, baru aja ia mendekat tadi sudah dilayangkan tatapan maut dari mereka semua
"Sabar Gavin... anggap aja nggak ada orang" ucap nya mengusap pelan dadanya
"Pa! Ve nggak apa apa kok! beneran... nanti kalo diperiksa sama orang ini malah Ve tambah sakit!" ujar Eza menatap Nio seperti anak kecil yang tengah mengadu kepada ibu nya
"Eh anda jangan sekate kate ngomongin ane! gw slepe mulut ente nyonyor nanti!" ucap Gavin menatap tajam Eza namun sang empu justru menatap nantang pada nya
"Baru kali ini dokter Gavindra harga dirinya diinjak injak sama bocil ingusan!" batin Gavin menggerutu
"Mending kalo gw injak! dari pada gw tendang mau lo!!" sahut Eza mengerti batinan Gavin dari raut wajahnya yang terlihat menyebalkan
Gavin heran dengan anak itu, bagaimana ia bisa tau suara hatinya, apa dia memiliki kekuatan super atau apa.
"Yaudah lo periksa anak gw sekarang!" pinta Nio memecahkan suasana yang tiba tiba hening
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENZA [END]
Ficção Adolescente"Aku kira hari-hariku akan terasa bahagia setelah aku menyelesaikannya. Namun, untuk tersenyum saja rasanya sangat berat untuk ku lakukan. Air mata terus menerus menghujani pipi ku. Tangan ku enggan menghapusnya. Biarkan lah setiap tetesannya menjad...