Nio menembak kaki Dazeen sehingga ia terduduk meraung kesakitan. "Jangan pernah membentak putri ku!" tekan Nio melepaskan pelukan Ive
Tubuh Ive diambil alih Argasya lalu menggendong nya didepan ala koala keluar dari ruang penjara bawah tanah mereka.
Sementara yang lain membuntuti Gasya dari arah belakang, tujuan nya saat ini adalah kamar milik Ive sendiri yang bertempat di lantai atas.
"A-abang papa nggak kenapa napa kan?" tanya Ive mengeratkan pelukannya di leher hangat milik Gasya
"Mungkin udah mati di tangan daddy" jawab nya menakut nakuti Ve, sedangkan sang empu sudah sesenggukan dalam pelukannya
"Bilang sama daddy, jangan bunuh papa" melas nya menatap wajah tegas Gasya
"Gw nggak jamin" sahut Gasya menidurkan Ive di ranjang nya
"Ngapain sih dek! biarin papa bales dendam sama pembunuh itu!" kesal Reksa ingin sekali menampar wajah Dazeen tadi
"Lagian kenapa lo peduli banget sama pembunuh!" sambung Karel ikut ikutan protes
"Kalian nggak ngaca? kalo daddy bunuh papa.. daddy juga pembunuh" ucap pelan Ive membuat mereka bungkam tak bisa menyahuti perkataan Ve lagi
"Udah, kamu tidur aja istirahat, besok mau sekolah kan?" ujar Kara mengalihkan pembicaraan diangguki Ve
"Nanti malam ikut gabung" pesan Gasya mengingatkan
"Gabung kemana?" tanya bingung Ive tak paham
"Gabung makan malam" perjelas Gasya mengelus surai Ve lembut lalu meninggalkan nya keluar diikuti yang lain
Hening, tak ada suara yang terdengar lagi. Kalian nggak atau aja kalo gw punya rencana" batinnya sambil tersenyum misterius
🌟🌟🌟
"Maksud lo apa!?" kaget Dava menatap tajam Alesya
"G-gw udah lama suka sama lo Dav, lo mau nggak jadi pacar gw?" ucap Alesya tak malu mengungkap kan perasaanya terlebih dulu
"Gw-"
"Bang Dava!!" ucapan Dava terpotong ketika seseorang memanggil namanya dari jauh, ia kemudian mencari dari mana sumber suara itu berasal
Dava melihat seorang gadis berdiri sendiri memandang nya dari jauh beberapa meter dari tempatnya.
"Vira!!?" teriak Dava kencang langsung berlari menghampiri adik dari teman nya itu
Sementara Alesya meratapi perasaan nya yang malang. "Seharusnya gw sadar, kalo kita nggak bakalan pernah bersatu Dav.." ucap nya ingin meneteskan air matanya sambil menatap hamparan air pantai yang begitu menakjubkan dimata
Alesya menghembuskan nafas nya berat, lalu menyusul perginya Dava yang terlihat menghampiri gadis itu.
"Siapa dia?" monolog Lesya tak pernah melihat wajah teman Dava seperti itu
"Lo ngapain disini Ra?" heran Dava sudah didepan Vira
"A-abang Tio dalam bahaya!" jawab Vira dengan raut wajah pucat pasi
"Bahaya kenapa?!" kaget Dava bertanya tanpa basa-basi terlebih dahulu
"Gw dapat info dari anggota Hero's kalo anggota inti kalah berantem jadi mereka lagi tertangkap dan disekap sama lawan" ucap nya dengan suara bergetar takut
"Bang Dava.. tolongin mereka bang gw mohon sama lo" ucap Vira ingin berjongkok di depan Dava, namum dengan sigap Dava melarang nya merendah diri
"Gw bakalan bawa abang lo pulang!, tapi ada yang tau keberadaan mereka nggak saat ini?" tanya Dava mengorek info
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENZA [END]
Teen Fiction"Aku kira hari-hariku akan terasa bahagia setelah aku menyelesaikannya. Namun, untuk tersenyum saja rasanya sangat berat untuk ku lakukan. Air mata terus menerus menghujani pipi ku. Tangan ku enggan menghapusnya. Biarkan lah setiap tetesannya menjad...