Sementara di kantin masih dengan ketegangan saat Debi dan Tesi masuk membuat kerusuhan.
"Woy! liat ke gw!" tegasnya membuat para murid tak berani menolak"Kenalin, ini member baru gabungan bullying.. namanya Gena" ucap nya lantang memperkenalkan anak baru itu
"Cih, mentang mentang Lily udah keluar dari gabungan bully jadi cari pengganti.." sahut Eza tak takut
Debi dkk menatap tajam Eza yang dengan berani nya menyahuti ucapan nya. "Oh ini cewek lonte yang deket deket sama pacar gw.." ucap nya mendekat ke meja mereka
"Aduh, pacar nggak tuh" ujar nya tersenyum miring
Debi menatap Lily sinis. "Wah ternyata lo temenan sama lonte Ly, rendah juga selera lo" ucap nya tajam
"Kenapa? sirik banget lo sama gw!" sarkas nya menatap tajam balik
Debi yang geram dengan mereka yang semena mena pun segera bertindak. "Bully mereka" pinta nya kepada Tesi dan Gena dibelakang nya
Gena dengan sigap langsung menjambak rambut Lily kencang, sementara Tesi maju mundur melawan Eza yang tengah menatap nya datar.
"Tesi! ayo maju ngapain diliatin!" sentak Debi membuatnya menyerang Eza brutal
"Woy lepas!!" bentak Lily merasakan rambutnya akan lepas saat ini juga
Plak
Dugh!
Brugh!
Eza tersungkur menubruk lantai karena ulah Debi, Gena bertugas memegang tangan Eza agar tak memberontak.
"Andai lo nggak deket sama cowok gw, gw nggak bakalan bully lo lonte! dan satu lagi.. lo deket Lily, sama aja lo pengen dibully sama kita" ujar nya mencengkram pipi Eza keras
Eza hanya menampilkan wajah datar menatap mereka, sama sekali ia tak mengerang kesakitan seperti Lily yang sudah tunduk dengan Gena.
"Seret mereka ke rooftop" ucap nya mendahului mereka
Gena dengan tega nya menyeret kasar Lily yang wajah nya sudah lebam lebam terkena hantaman dari nya.
Sementara Tesi yang takut dengan tatapan tajam Eza hanya menyeret nya pelan penuh hati hati.
Sampai di rooftop mereka melanjutkan aksi bullying nya dengan lebih kejam.
Kepala Eza dibenturkan beberapa kali ditembok hingga membuatnya mengeluarkan darah, ia sama sekali tak melawan mereka, malah Eza suka dengan permainan yang cukup asik ini.
Lily tak bisa berbuat apa apa dengan Tesi dan Gena di depan nya, mereka membawa vas bunga ditangan nya.
"Gw ingetin sama lo! jangan deket deket sama Arga!!" bentak Debi menampar pipi Eza keras beberapa kali
Pyar!
"Lily!!" teriak Eza saat melihat vas bunga dihantam kan keras di kepala Lily
"Oh lo mau juga" tawar Debi mengambil satu vas bunga lagi yang sudah tersedia di rooftop
Ia tersenyum miring melihat Eza menatap sengit ke arah nya.
Pyar!
Dan benar saja, vas bunga itu menghantam pada kening Eza hingga membuat darah nya semakin banyak keluar.
Lily melirik Eza lemah, ia tak bisa apa apa selain membiarkan mereka puas dengan sendirinya.
Lily mendapat tendangan mengarah pada dadanya hingga membuatnya memuntahkan darah dari mulut nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENZA [END]
Teen Fiction"Aku kira hari-hariku akan terasa bahagia setelah aku menyelesaikannya. Namun, untuk tersenyum saja rasanya sangat berat untuk ku lakukan. Air mata terus menerus menghujani pipi ku. Tangan ku enggan menghapusnya. Biarkan lah setiap tetesannya menjad...