Ive menatap gundukan tanah itu nanar, jenazah suaminya dimakan kan disamping sang bapak dan ibu nya.
Hati Ive sungguh sudah lebur tak bisa dirakit kembali menjadi satu saat melihat orang yang sangat ia cintai ditimbun dengan tanah.
Tatapan nya kosong namun dalam sorot mata nya tersimpan luka yang teramat dalam, entah siapa yang akan bisa menyembuhkan luka ini.
Dua orang yang ia sayangi nyawa nya terenggut, sementara ia ditinggal sendirian tak ikut bersama mereka bersama.
Entah Tuhan sengaja membiarkan nya menderita seorang diri atau apa ia tak tau, orang bilang rencana Tuhan lebih indah dari rencana kita.
Ia akan berusaha ikhlas untuk merelakan mereka, hati yang sudah hancur dan hanya bisa terakit kembali dengan semula hanyalah orang yang membuat nya hancur itu sendiri.
Mungkin orang yang tak merasakan posisinya akan mengiranya orang yang tak bisa menerima takdir, tapi bagaimana bisa ia menerima semua ini dengan cepat.
Semua juga butuh proses, butuh waktu yang cukup lama untuk menyembuhkan luka didalam hati nya, atau mungkin luka ini tak akan bisa sembuh pikir nya.
Benar apa yang dikata suaminya dulu, kita tidak boleh kebergantungan dengan orang lain, karena itu membuat kita tidak bisa mandiri nantinya.
Dava adalah sosok yang begitu berpengaruh di kehidupan nya, jika tidak, mungkin ia masih bergelut dengan misi dan misi.
Perlu diketahui, bahwa orang yang sering membuat orang lain tertawa itu adalah orang yang paling rumit kehidupannya.
Membuat orang lain tertawa itu melelahkan, saat masalah menimpanya ia akan jalani hari hari nya dengan senyuman seperti biasa.
Tak peduli dengan masalah yang ia pikul dan belum menyelesaikan nya, tapi mereka akan membantu teman nya yang sedang bermasalah dan menyelesaikan nya dengan matang matang.
Tidak dengan masalahnya sendiri, ia akan lebih cenderung ceroboh memilih keputusan dalam masalah nya, sungguh berbanding terbalik jika mengambil keputusan untuk orang lain.
Seperti itu lah Dava, rela mengorbankan nyawanya demi orang yang ia sayangi, bahkan orang yang ia tak kenal pun dengan hati ikhlas ia bantu.
Dava dulu pun pernah dihantam duka berkali kali, namun dengan santai nya ia lalui bersama senyum tulus nya.
Jika dicari orang yang seperti Dava, sulit untuk menemukan nya, memang orang seperti nya ini adalah langka.
Alenza sangat bersyukur bisa kenal dan menjadi istri seorang Dava Sanjaya ini, hidup nya dituntun menjadi pribadi yang lebih baik.
Walau terkadang orang seperti Dava ini sangatlah menyebalkan tapi itulah yang membuat seseorang nyaman bersamanya.
Berbagai candaan nyeleneh ia lontarkan kepada orang yang diajak nya mengobrol, membuat mereka tertawa mempunyai kepuasan tersendiri baginya.
Melihat orang tertawa karena nya membuat beban pikiran dan masalah yang tengah ia alami serasa hilang diganti tawa bahagia dari mereka semua.
Tiba tiba bahu nya seperti ditepuk seseorang dari belakang. "Jangan ngelamun di pemakaman" ucap Kara sambil menatap gundukan tanah itu sendu
"Ada nggak di dunia ini orang yang sifat nya mirip Dava?" tanya nya dengan suara serak karena terus terusan menangis
"Nggak tau" jawab nya singkat membuat Ive berjongkok sambil meratakan bunga yang ditabur diatas gundukan tanah itu
"Nggak ada yang bisa menangin hati gw kecuali Dava" ucap nya pelan dengan menancapkan tumbuhan di pinggir nisan nya
"Dan nggak ada orang yang bisa dapetin hati gw lagi selain Dava! nggak ada!" tegas nya meraup tanah yang masih basah
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENZA [END]
Teen Fiction"Aku kira hari-hariku akan terasa bahagia setelah aku menyelesaikannya. Namun, untuk tersenyum saja rasanya sangat berat untuk ku lakukan. Air mata terus menerus menghujani pipi ku. Tangan ku enggan menghapusnya. Biarkan lah setiap tetesannya menjad...