“Papa ngapain larut malam keluar rumah? Tumben,” heran Egata bertanya kepada Zeen seraya berjalan mendekati sang empu yang tengah menunjukkan gelagat aneh.
“Hah? Enggak, tadi Papa dengar suara keras dari samping rumah, jadi Papa coba cek buat mastiin,” bohong Zeen menatap anak pertamanya mencoba meyakinkan.
“Emang ada apa?” tanya Egata sedikit curiga dengan Zeen yang sepertinya menyembunyikan sesuatu darinya.
“Nggak ada apa-apa, tadi Papa udah cek.” jawab Zeen lalu meninggalkan Egata seorang diri masuk ke dalam rumah.
Egata yang tak yakin dengan jawaban sang empu akhirnya mencoba menghampiri apa yang ada di samping rumahnya, saat hendak melangkah menuju tujuannya tiba-tiba saja sebuah tangan yang menahannya dari belakang.
“Ngapain, Ta!?” tanya penasaran Kezav setelah menepuk pundak saudaranya namun dihadiahi tatapan tajam sang empu.
“Nggak usah ngagetin bisa!” sentak Egata melepaskan tangan Kezav yang masih bertengger anteng di pundaknya.
Kezav memutar bola matanya jengah. “Gitu aja kaget,” ucapnya pelan namun masih bisa didengar oleh Egata.
“Yaudah lo mau ngapain? Ayo masuk, malah diam kayak patung.” ajak Kezav membuyarkan lamunan Egata saat itu juga.
“Ck! Iya,” jawab tak santai Egata membuat Kezav sedikit heran dengan nya.
“Kenapa sih?! Muka lo gitu banget deh,” ujarnya dengan tatapan keheranan, sedangkan Egata langsung masuk tanpa memedulikan sang empu yang terus banyak tanya.
“Dih, nggak jelas banget jadi orang,” cibir Kezav sembari menyusul Egata lalu pergi ke kamar nya masing-masing.
Pagi harinya mereka sedang santai ruang keluarga meluangkan waktu untuk berbincang-bincang bersama. “Gimana tadi malam? Menang kan?” tebak Zeen sangat yakin.
“Enggak, tadi malam kita lagi apes banget, Pah, kita kalah sama anak baru yang main nyelonong masuk tanpa daftar,” curhat Kezav mengadu menatap mata tajam milik Zeen dengan sendu.
“Terus kalian tau siapa pemenang nya?” tanya Zeen hanya mendapatkan respons gelengan kepala dari mereka berdua.
“Tapi ada dua kejanggalan tadi malam ... ” cicit Egata menatap Kezav dan Zeen bergantian membuat mereka dirubung rasa penasaran yang sangat besar.
“Bisa langsung inti nya nggak!” kesal Kezav berpinta menatap Egata tajam.
“Motor yang dibawa sama dia mirip banget kayak motor punya lo,” cecarnya membuat Kezav bingung dengan apa yang dimaksud saudaranya itu.
“Ck! Motor dia sama motor hitam kesayangan lo itu sama persis!” tekan Egata sedikit geram dengan Kezav yang selalu saja tak mengerti dengan apa yang ia ucapkan.
“Dan kedua, postur tubuhnya mirip cewek,” tambahnya menyambung membuat mereka sedikit tercengang dengan penuturan Egata.
Kevaz tersenyum kaku. “Lo yang bener aja, cewek mana yang bisa berkendara selihai itu,” ucap Kezav tak percaya.
“Coba lo cek motor punya lo, gue ada curiga sama Eza meskipun hanya sedikit kemungkinan,” ucap Egata pergi menuju kamarnya begitu saja, membuat mereka berdua dipenuhi tanda tanya besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENZA [END]
Teen Fiction"Aku kira hari-hariku akan terasa bahagia setelah aku menyelesaikannya. Namun, untuk tersenyum saja rasanya sangat berat untuk ku lakukan. Air mata terus menerus menghujani pipi ku. Tangan ku enggan menghapusnya. Biarkan lah setiap tetesannya menjad...