12. Alenza Vs Alesya

87 25 1
                                    

Jam menunjukan pukul 05.45 Ive masih saja bergelud dengan alam mimpinya. "Ve.. bangun udah pagi, siap siap sekolah" elus Gasya membangunkan adik nya yang kebo

Ve sebenarnya sudah tersadar saat tangan kekar milik Gasya menyentuh puncak rambutnya pelan, namun matanya sangat berat untuk dibuka.

"Eughh.. nanti abang.. masih lama masuk nya" ucap nya dengan mata masih terpejam erat

"Masih lama hmm? Mau mandi sendiri atau abang mandiin Ve..?" ujar Gasya menampilkan seringai kecil

Ive membuka matanya lebar lebar setelah mendengar perkataan Gasya saat itu juga. "Astaga kenapa abang sekarang liar sekali!" kesal nya langsung berjalan gontai keluar kamar

Dugh!

"Argh!" rintihnya terjatuh menabrak pintu

"Bambang kon! kampret! benjol sirah ku!!" umpat nya tanpa sadar sambil menendang nendang pintu nya keras

"Heh ngomong apa kamu!" sentak nya langsung menyadarkan Ive

Sementara Ve yang tersadar keceplosan pun kemudian membuka pintu kamar dan berlari kencang menuju kamarnya.

Gasya tak habis pikir dengan gadis itu, mengapa ia malah liar dengan bahasa umpatan.

"Nggak bener ucapannya.." geleng nya heran, ia pun melanjutkan kegiatan nya untuk bersiap ke sekolah

🌟🌟🌟

"Bareng sama abang mu!" tegas Nio menunjuk jok motor milik Kara

"Nggak! aku mau nya naik motor sendiri daddy! nggak mau tumpang abang!" elak nya mencoba menolak permintaan Nio

"Nanti kalo jatoh gimana? badan lo kecil mana bisa imbangin motor besar!" ucap Karel sedikit nyindir

"Jangan mentang mentang badan gw kecil lo sindirin gw nggak bisa naik ducati ya!" tatap sinis Ve tak terima diremehkan

"Udah kalian jangan ribut! daddy izinin kamu naik motor! tapi abang mu kawal dari belakang" boleh Nio sudah pusing mendengar keributan mulai dari sarapan tadi

"Makasih dad, gw mau bawa yang warna hitam" ujar Ive menunjuk garasi yang sudah tertutup pagar

"Yaudah coba sana ambil sendiri, keluarin dari bagasi" pinta Areksa menguji kesabaran Ive yang setipis tisu

"Nantangin lo!" garang nya langsung berjalan mengambil motor didalam bagasi

Hanya perlu beberapa detik Ive mengeluarkan motornya sambil menggeber gas nya mencoba memanasi mesin.

"Udah kan? sekarang percaya kalo gw bisa imbangin nih motor sama badan gw yang kecil" cerocos Ve langsung melajukan motor nya meninggalkan mereka dibelakang nya jauh

"Kalian kenapa masih disini!? udah sana susul!" geram Nio mentap mereka yang tadinya hanya terdiam

"Eh iya dad, kita berangkat dulu!"

Pamit Kara langsung menjalankan motornya kencang guna menyusul adik nya yang sudah mendahuluinnya, sementara mereka membuntuti dibelakang motor Ve yang sudah tidak jauh jangkauannya dari motor mereka.

Ve memberhentikan motor nya dipinggir trotoar jalan menunggu mereka sejenak yang masih menyusulnya dibelakang.

"Bang balapan yok!" ajak nya dengan raut wajah tanpa dosa

Sedangkan mereka menatap heran dengan Ive yang berhenti untuk mengajak mereka balapan bersama.

"Boleh!" jawab Kara dengan senyum bahagia

"Yang lain oke nggak? kalo nggak, yaudah gw sama bang Kara aja yang bapalan! kalian liat aja" ujar Ive langsung mendapat tolakan dari mereka bersama

"Enggak! kita ikut balapan!" tegas Gasya dengan raut dingin nya

ALENZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang