"Tunggu!" potong Gasya menatap curiga kepadanya
Ive menatap kesal kepada Argasya yang seenak nya memotong ucapan nya. "Apa sih bang!" tatap Ve sinis
"Jangan minta aneh aneh ingat itu!" tegas Gasya menatap tajam Ve
"Iya abang ku sayang.." senyum Ve terpaksa dan tertekan namun dimata mereka terlihat sangat cantik
"Bawa gw ke Dazeen" ujar Ve membuat mereka melototkan mata kaget
"Nggak! yang lain aja!" paksa Karel khawatir akan sesuatu
"Apa sih Rel kereta api! gw maunya ke sana!" ucap Ve tak ingin merubah keputusannya
"Ganti!" tekan Gasya dengan tatapan menusuk jantung paru paru tenggorokan, Mariyadi mlaku mlaku rak katok-an
"Kenapa sih minta ganti?! memang nya kenapa sampe nggak dibolehin" tanya heran Ive namun tak mendapatkan jawaban dari mereka
"Astaga.. ayolah, kali ini harus bisa oke!" paksa Ive kian merengek, mereka bertatap tatapan satu sama lain meminta pendapat
Setelah satu menit berbincang bincang menggunakan bahasa mata, akhirnya mereka memutuskan nya dengan berat hati.
"Lo boleh kesana tapi sama kita, terus nggak boleh deket deket sama Dazeen! nggak boleh pegang ini itu, nggak boleh lama lama!" ucap Karel memberi penjelasan
"Yaudah ayo gas..!!" semangat nya membuat mereka menggelengkan kepalanya pelan
🌟🌟🌟
"Dava!!" panggil seseorang dari arah belakang
"Ale?" batin Dava menebak pemilik suara tanpa membalikan badannya terlebih dahulu
Grep
Tangan kecil melingkar dengan bebas di perut nya. "Dava gw kangen sama lo.." ucap nya sedikit mendayu, Dava reflek melepaskan tangan itu dengan kasar lalu melihat siapa yang dia
Deg!
"Ales-" ucap nya tercekat tak mampu melanjutkan perkataan nya sangking terkejut dan syok secara bersamaan
"Hello! Dav? lo nggak apa apa kan?" panggil nya melambai lambaikan tangan didepan wajah Dava, seketika lamunan Dava buyar ia langsung memeluknya erat seakan tak ingin kehilangan
"Kon selama iki neng endi Sya!? nyapo kon lungo ninggal aku dewean hah!?" ucap Dava masih memeluknya erat
(Lo selama ini dimana Sya!? kenapa lo pergi ninggalin gw sendirian hah!?)
"Maaf Dav.. gw nggak pernah ngasih kabar lo selama ini, gw harus jauh jauh sama lo dan itu perintah bokap, gw nggak bisa nolak"
Jawab Alesya dengan jujur, ia turut membalas pelukan Dava, mengelus punggung nya lembut memberikan kenyamanan seperti dulu lagi.
Dava melepaskan pelukan nya lalu menatap wajah sahabat kecilnya itu lekat.
"Terus bokap lo nggak nyuruh lo jauh jauh lagi sama gw?" tanya Dava penasaran
"Emm.. bokap gw udah meninggal 2 minggu yang lalu.. dan nyokap nyuruh gw pulang ke Indonesia buat ketemu lo" Ujar nya menundukkan kepala
"Maaf, gw nggak sengaja, btw gw turut bersuka cita sama kabar ini" ucap Dava tanpa sadarnya dibarengi senyum tanpa bersalah
"Lo seneng kalo bokap gw mati!" nyolot Alesya tak terima dengan ucapan Dava
"Eh maksud gw.. turut berduka cita" benah Dava membuat Lesya kesal
"Lo datang sendiri?" tanya Dava mencari topik
"Iya, mungkin bakalan tinggal di Indonesia lagi" ujar nya mengikuti langkah Dava lebar
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENZA [END]
Novela Juvenil"Aku kira hari-hariku akan terasa bahagia setelah aku menyelesaikannya. Namun, untuk tersenyum saja rasanya sangat berat untuk ku lakukan. Air mata terus menerus menghujani pipi ku. Tangan ku enggan menghapusnya. Biarkan lah setiap tetesannya menjad...