"Apaan sih!" sengit Dava menatap tajam tamu tak diundang itu
"Tau nih! lo kira ini tempat apaan koar koar kayak toa!" sungut Eza mengeraskan rahang nya
"Dava!! lo kok bisa sampe masuk rumah sakit si.." ucap nya mendekati Dava yang tengah menatap nyalang kepada
"Eza!, lo kan yang buat Dava jadi gini!" geram nya menunjuk wajah Eza
"Jangan asal tuduh! pencemaran nama baik ini!" kesal nya menyentak tangan Esya
"Terus siapa kalo nggak lo!?" ucap Esya dengan tatapan tajam
"Lo tanya siapa yang buat Dava kayak gini?, inti Hero's yang buat!" sarkasnya malas
"Hero's siapa!?" tanya nya tak bersahabat
"Tanya aja sama bapak lo!" sinis nya menatap kearah lain
"Bokap gw udah dikubur!!" sahut nya dengan wajah menahan amarah
"Gelap gelap gini gw seneng" gumam Eza masih bisa terdengar ditelinga Esya
"Maksud lo apa ngomong gitu!" bentak Esya emosi
"Pikir aja sendiri kalo mau tau" cuek nya tak peduli
"Minta ribut lo sama gw!" emosi nya menarik pergelangan tangan Eza kasar
Eza menatap datar Esya yang berani beraninya menyentuh nya. "Ck! tangan gw nggak suci lagi gara gara lo pegang!!" ucap Eza melepaskan genggaman Esya darinya
"Bang Dava!!" panggil seseorang dari arah pintu masuk
Terlihat Vira masuk dengan raut wajah yang terlihat amat tegang. "Bang Tio dimana?!" tanya nya risau
"Lo kok bisa tau kalo abang lo di rumah sakit?" heran Dava tak menjawab pertanyaan Vira langsung
"Gw dapet kabar gosip dari anak sekolah kita, kalo inti Hero's kecelakaan nggak jauh dari sekolah" cecar nya memberi penjelasan
"Egata dkk ada di ruang sebelah" tunjuk Dava pada tembok
"Oke makasih bang, gw kesana dulu" ujar nya langsung melenggang pergi keluar
"Kok gw sedikit aneh ya sama gelagat Vira" ujar Eza menatap lurus ke depan
"Gw juga keinget waktu Vira ngangkat telpon, dari sana kayak ada rame rame gitu sama suara suara aneh yang gw denger" ucap Dava menatap Eza dalam
"Entah kenapa gw ngerasa Vira itu sikap nya beda kayak waktu pertama kali gw ketemu sama dia" sambung nya berpikir jauh
"Udah lah jangan mikir enggak enggak, gw liat dia tampangnya biasa aja" cicit Dava diangguki Eza setuju
"Lo ngapain sih dari tadi natap kita gitu!" heran Eza kesal kepada Esya yang hanya menampilkan wajah tak suka
"Kalian ada hubungan spesial?" tanya nya bertanya dengan mata menghunus tajam
"Kalo lo penasaran nih ya, terawang aja sendiri" jawab Eza santai
"Gw serius! Dava, lo nggak pacaran kan sama Eza!?" tanya nya menatap harap Dava
Dava memutar balikan matanya malas. "Menurut lo!" ucap nya sudah kehilangan kesabaran
"Dav kenapa sekarang lo kasar sih sama gw..?" ucap Esya sedih
"Heh anak lampir! lo kira lo tuan putri kerajaan harus diperlakukan halus setiap saat!" sungut Eza ingin menampol wajah Esya yang dibuat sesedih mungkin
"Lo juga Za! lo kenapa selalu recokin hubungan gw sama Dava!" geram nya tak terima
"Hubungan!? kalian punya hubungan apaan emang nya? gw boleh tau nggak?, bukan nya lo yang jadi orang ketiga antara gw sama Dava!" ucap nya membaut Esya tertampar kenyataannya
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENZA [END]
Teen Fiction"Aku kira hari-hariku akan terasa bahagia setelah aku menyelesaikannya. Namun, untuk tersenyum saja rasanya sangat berat untuk ku lakukan. Air mata terus menerus menghujani pipi ku. Tangan ku enggan menghapusnya. Biarkan lah setiap tetesannya menjad...