Sore hari nya mereka semua pergi ke restoran, perjalan yang mereka tempuh sangat lah jauh dan menekan waktu yang banyak hingga sampai membuat langit cerah menjadi petang.
"Berapa lama lagi? gw capek duduk terus!" kesal Ve menggoyangkan kaki nya yang tengah kesemutan
"Sabar dulu, ini mau sampe" jawab Nio sambil menyetir mobil mereka
"Udah berapa jam nih dad! masa dari sore sampe malem nggak nyampe nyampe!" ucap Karel ikut kesal
"Udah sampe" sahut Nio memberhentikan laju mobilnya diparkiran sebuah restoran mewah itu
"Sahabat daddy itu presiden? sampe mau booking resto sebesar ini sama kita" cicit Ve memutar balikan mata nya malas
"Bukan, tapi emang dia pengusaha terkenal, ini restoran milik dia sendiri" jawab nya menggelengkan kepala nya pelan
"Oh pantesan berani booking nih resto!" sahut Areksa mengerti
"Udah mending kita masuk, mereka udah nunggu didalam" putusnya berjalan mendahului mereka
"Mentang mentang punya resto besar kita disuruh kesini yang jarak nya jauh nggak ngotak!" sindir Ve sudah tak mood
"Jangan nyinyir mulu" sungut Kara tak habis pikir
"Lagian sih jadi orang kurang ngajar banget!" sahut nya menggebu-gebu
Mereka masuk kedalam ruang VVIP yang sudah disediakan sahabat Nio itu, terlihat ada dua orang yang sudah menunggu mereka datang.
"Sahabat daddy dua?" heran nya berucap pelan melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan
"Titanio.." ucap seseorang pria yang kemungkinan umur nya sama dengan daddy nya
Kedua pria itu pun saling berpelukan hangat dengan senyum mengembang satu sama lain.
Ive menatap orang itu bingung, biasanya Nio akan menyimpan senyum nya dengan orang lain tapi mengapa sekarang dengan senang hati ia menunjukan nya.
"Nggak percaya sih kalo cuma sahabat" batin Ve menatap tajam mereka semua
"Ini anak mu? astaga sudah besar sekali sekarang" ucap Nio tersenyum senang
Dengan intens Ive mengamati pria tampan didepan nya yang tengah berpelukan dengan Nio.
"Oh jadi nih orang anak nya sahabat daddy.." paham nya membatin
"Ternyata diam diam lo orang nya rajin banget ya Titan" ujar pria itu berbicara menatap mereka semua dengan tersenyum miring
"Baru tau lo, kalo gw emang rajin" sahut Nio duduk kembali
"Rajin buat anak maksud gw!" sarkas nya membuat Nio mendelik kaget
"Anak Lo banyak bener! mana yang perempuan satu doang lagi! paling kecil pula" sambung nya tersenyum lebar
"Nih orang niat nya muji daddy apa ngejekin gw sebenernya!" kesal nya hanya bisa membatin didalam hati
"Sebenarnya yang anak cowok bukan anak kandung gw, tapi anak angkat yang udah gw anggap anak sendiri pastinya, dan satu anak cewek itu emang anak kandung gw" jelas nya membuat sang empu mengangguk paham
"Boleh dong yang cewek bagi ke gw aja" ucap nya menaik turunkan kedua alis nya, ia terdiam saat semua orang menatap ia tajam
"Kenapa? gw salah omong?" bingung nya berucap takut
"Nggak boleh ada yang bisa ngerebut dia dari kita!" tegas Kara diangguki setuju mereka yang masih menatap tajam kepadanya
"Astaga Nio, anak mu posesif sekali ya sama satu bocil ini" ucap nya terkekeh kecil
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENZA [END]
Teen Fiction"Aku kira hari-hariku akan terasa bahagia setelah aku menyelesaikannya. Namun, untuk tersenyum saja rasanya sangat berat untuk ku lakukan. Air mata terus menerus menghujani pipi ku. Tangan ku enggan menghapusnya. Biarkan lah setiap tetesannya menjad...