Perang dingin

6K 316 0
                                    

Oh tidak, Zoeva jadi deg-degan dengan keadaan sekarang. Rasanya mual semenjak kejadian kemarin kondisi anggota A.C.E terutama Zyan dan Arka tampaknya tak bisa dikatakan baik-baik saja.

Lihat saja sekarang walau mereka berdua masih mau duduk bersama anggota yang lain tapi sayangnya perang dingin diantara keduanya masih terjadi.

Mau bertanya pun tidak mungkin menurut Zoeva. Ini bukan situasi yang tepat untuk langsung dibicarakan. Apalagi keduanya adalah sama-sama satu perkumpulan dengan yang lain.

"A-anu..."

Perkataan Angel terhenti dengan genggaman orang yang ada disampingnya, Zoeva menahan tangannya dari tatapannya sepertinya Zoeva melarangnya untuk berbicara dulu saat ini.

"Ah sorry gue cuma mau ambil sendok" Ucap Angel beralasan

Zoeva menghela nafas lega, untungnya Angel memahami kode darinya. Dan untungnya temannya yang lain dapat bisa memahami situasinya lebih cepat.

Setelahnya perang dingin tersebut tetap terjadi sampai pulang sekolah. Arka dan Zyan meninggalkan teman-temannya lagi. Mereka pulang dengan arah yang berbeda.

Anggota A.C.E yang lain hanya dapat memandang mereka berdua dengan perasaan khawatir. Apakah yang harus mereka lakukan? Bisakah semuanya kembali lagi?

                                      *******
"Mau kemana?" Tanya Junar pada putrinya yang sepertinya ingin keluar

"Supermarket depan, mau beli sesuatu" Jawab Zoeva

Entah sejak kapan, kini Junar lebih sering memanggil Zoeva duluan, entah sekedar bertanya atau basa-basi saja. Junar juga sepertinya sudah mengurangi kebiasaan mengode seseorang dengan berdeham.

"Mau ditemani?" Tanya Junar yang dibalas gelengan Zoeva

"Ikut!" Ucap Axel tiba-tiba dari arah belakang

"Gue ikut juga dong!" Sahut Alex ikut-ikutan

"Nggak! Lagian deket btw gue mau beli softex. Yakali kalian ikutan. Gue yang malu nanti" Jelas Zoeva

Oh ayolah ia ingin sendirian saja, setiap hari ia merasa ketempelan dengan si kembar apalagi sekarang ayahnya mulai ikut-ikutan menempel.

Akhirnya setelah adu bacot yang lumayan panjang. Zoeva berhasil memenangkannya. Akhirnya ia bisa keluar sendirian, senang kali rasanya.

Sebenarnya wajar saja jika ayah dan si kembar ingin menemaninya. Apalagi ini sudah malam bisa berbahaya kan pikir mereka.

Zoeva sebenarnya tau itu, ia juga sebenarnya harus waspada karena biasanya tokoh transmigrasi akan mengalami sesuatu apabila pergi sendirian.

Tapi sebenarnya itu tujuannya, ia berusaha memancing alur novel ini? Apakah berhasil? Jujur saja ia terbilang nekat, Zoeva tau hal itu. Makanya ia menyimpan penyemprot lada di saku kirinya. Sedangkan saku kanannya? Iya permen.

Saat ini ia telah sampai di supermarket dan membeli softex, sebenarnya ia belum datang bulan tapi untuk jaga-jaga saja. Setelah selesai dikasir ia akhirnya keluar, ia melihat situasi tampaknya baik-baik saja.

Sepertinya tidak terjadi apa-apa. Zoeva menghela nafas dan langsung berniat untuk pulang. Baru saja berjalan dan belum jauh dari supermarket, ia mendengar dua orang yang sedang adu tinju.

Zoeva bersembunyi dan melihat kedua orang itu. Wah itu Arka dan Zyan, ya ampun parah sekali mereka. Ternyata ia berhasil memancing alur novel walau tidak sesuai dengan kenyataan di novel.

Zoeva jadi berandai-andai jika novel ini punya dua versi. Bisa jadi kan? Ah tidak, Zoeva menggelengkan kepalanya. Bukan itu yang harus ia pikir sekarang, tapi dua laki-laki dihadapannya.

Mereka sudah sama-sama terluka parah, dan tak ad yang mau mengalah. Oh tunggu, Arka tumbang dan Zyan bersiap untuk meninju rahang Arka. Tampaknya ini tak main-main, Zoeva harus mencegahnya.

"Apa? Tinju aja bangsat!" Ucap Arka meremehkan

"Brengsek!!!" Ucap Zyan sambil mengarahkan tinjunya

Sebelum pukulan itu terkena wajah Arka, Zoeva berhasil menutup wajah Arka dengan 2 bungkus softex yang lumayan tebal yang ia beli tadi.

Wah untungnya ia membeli yang isinya banyak setidaknya cukup menahan tinju Zyan pada Arka. Arka dan Zyan yang ada disitu terkejut bukan main karena kedatangan Zoeva yang tiba-tiba.

"Sorry bro ikut campur, gue takut ada yang mati hehe. Sayang banget kalo anggota A.C.E hilang salah satu membernya apalagi ganteng" Ucap Zoeva sambil tersenyum

Tidak, sungguh Zoeva panik sekarang apalagi keduanya tengah memandangnya tajam. Jangan-jangan ia yang akan mati sekarang. Apa mereka marah karena perkelahian mereka dihalang softex.

"Lo ngapain disini?" Ucap Zyan tajam

"Habis beli softex, ada dua nih cukup buat kalian"  Sahut Zoeva bercanda berharap bisa mengubah situasi saat ini sayangnya tidak mempan

"Sana! Jangan ikut campur!" Ucap Arka sambil bangun

Zoeva diam memikirkan situasi. Jalan apa yang ia harus ambil untuk meredakan situasi saat ini. Akhirnya ia memutuskan untuk duduk di tepi jalan, pandangannya menghadap kedua laki-laki yang masih setia berdiam diri dihadapannya.

"Kalian bisa duduk bentar?" Tanya Zoeva

"Gak bakal" Jawab Arka

"Ngapain? Lo mau nasehatin. Gak ngaruh!" Ucap Zyan sarkas

"Nggak kok. Kalian duduk aja disamping gue, duduk aja. Nanti kalau udah ya lanjut aja kelahinya. Gue cuma mau ngasih sesuatu" Ucap Zoeva serius

Awalnya Arka dan Zyan tampak ragu, tapi karena hanya duduk dan Zoeva sendiri malah memperbolehkan mereka berkelahi lagi terlebih ia ingin memberi sesuatu, akhirnya mereka duduk. Arka disamping kanan Zoeva dan Zyan disamping kiri Zoeva.

"Nih!" Ucap Zoeva sambil memberi permen kepada dua laki-laki disampingnya

"Permen?" Ucap Zyan

"Semalam gue ngasih anak-anak lain permen, tapi belum kesampaian ngasih kalian berdua. Jadi, gue kasih aja sekarang." Ucap Zoeva sambil berdiri

"Udah gue mau ngasih itu aja. Btw makasih udah mau nerima. Maaf juga kalau tadi gue sempet ikut campur urusan kalian. Maaf juga kalau jatuhnya gue nggak bisa bantu apa-apa. Sekarang kalau kalian mau lanjut kelahinya gue gak bakal ngelarang. Gue berharap kalau saat urusan kalian udah selesai kalian masih mau buat baikan dan balik lagi ke anggota A.C.E. Udah gitu aja yang mau gue sampein gue balik dulu" Ucap Zoeva sambil beranjak pergi

Baru beberapa langkah ia dikagetkan dengan suara tawa salah seorang laki-laki dibelakangnya, ternyata itu Zyan. Arka sendiri hanya bisa menutup mukanya dengan tangannya,  sepertinya ia juga menahan tawa.

"Hahaha...sorry Zoe, gue gak expect Lo bakal ngomong kek gitu. Dan ngebolehin kami buat kelahi lagi" Ucap Zyan memandang Zoeva, kini pandangannya tidak setajam tadi

"Lo mau tau alasan kita kelahi?" Kini Arka ikutan berbicara

"Kalau kalian gak keberatan sih. Gue takut aja kalo gue ikut campur" Sahut Zoeva kembali menghadap kedua laki-laki tersebut.

Zyan menarik tangan Zoeva untuk kembali duduk ditengah mereka dan Arka merangkul Zoeva supaya dekat agar dapat mendengar perkataannya.

"Gue bakal ceritain sama Lo" ucap Arka yang diangguki Zoeva

"Jangan potong percakapan gue, dan diakhir gue mau nanya sama pendapat Lo" sambung Arka yang kembali diangguki Zoeva

Zoeva mendengarkannya dengan serius, Zyan sendiri juga ikut mendengarkan. Apakah yang akan Arka katakan? Apakah Zoeva bisa memperbaiki situasi saat ini?.

                                         *******
Ikutin terus ya kisah mereka
Jadi jangan lupa vote
Jangan lupa follow
Jangan plagiat
And see you again 👋

Exchange Souls Just To Be A Side Character (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang