Drama

4.2K 219 7
                                    

Zoeva memandang pelan teman-temannya yang tengah adu cek-cok sejak ia sudah kembali dari taman tadi. Setelah beberapa saat mereka semua bangun, dan malah panik karena harus sekolah pagi ini.

Ayolah mereka dua hari sudah tak masuk. Tentu saja wali kelas mereka menyuruh mereka masuk, apalagi mereka adalah peringkat atas Livia School, masa iya ngebolos. Lagian yang sakit sebenarnya siapa?

Samuel dan Junar menasihati mereka untuk pergi sekolah saja dulu. Sedangkan anggota A.C.E masih saja tak berhenti untuk adu cek-cok. Dasar para remaja muda.

"Gak mau, gue mau ama Zoe aja" Ucap Alex sambil menghampiri Zoeva dan memeluknya

"Gue juga mau nya disini aja" Terang Axel ikutan memeluk Zoeva

"Gue juga!"

"Gue, gue!!!"

"My honeyy!"

"Ikut deh kalau gitu"

"Ayo! Ayo. Bolos lagi!"

Angel, Diana, Juan, Zyan dan Arka ikutan menghampiri Zoeva. Tak lama Mahen dan Dean juga menghampirinya tanpa mengatakan apapun. Dan ikut menempel seperti yang lain.

Waduh sepertinya dari ujung kepala sampai ujung kaki Zoeva ketempelan manusia-manusia aneh. Ia sampai tak bisa menoleh sedikitpun karena pelukan dari mereka.

"Syuh...syuh... Anak saya nanti sesek. Minggir kalian" Ucap Junar sambil melepaskan pegangan teman-teman anaknya itu

"Kalian ini kenapa sih?" Tanya Samuel heran

Diri nya ikut melepaskan pegangan teman-teman Zoeva yang melekat pada gadis itu. Kenapa seperti lem saja mereka.

Walau tak mau akhirnya pegangan mereka semua terlepas membuat Zoeva menghela nafasnya lega, ia dapat bernafas lagi sekarang.

Dan sekarang para anggota A.C.E yang lain tengah terkena siraman rohani dari kedua laki-laki yang lebih tua dari mereka. Mereka semua duduk dan diam menunduk karena sudah terkena semprotan pagi-pagi.

Setelah banyak drama yang terjadi akhirnya mereka pun pergi. Walau perginya terkesan lebay karena beberapa diantara mereka sampai diseret perawat agar keluar.

Sekarang Zoeva melihat kedua lelaki didepannya yang tersenyum tak jelas, karena berhasil mengusir yang lain. Mereka berdiri dengan bangga dan malah tos bersama.

Zoeva sendiri menatap keduanya heran. Bukankah mereka juga orang-orang yang sibuk? Bukankah ayahnya harus pergi kerja ke kantor nya dan bukankah Samuel harus menangani pasien lainnya?

"Ayah sama dokter gak balik kerja" Ucap Zoeva

Suaranya sudah kembali membaik setelah pulang dari taman rumah sakit bersama ayahnya tadi. Ia juga merasa sedikit lebih baik dibandingkan sebelumnya. Walau masih ada rasa pusing di kepalanya.

Ngomong-ngomong mendengar perkataan Zoeva membuat keduanya pura-pura tak mendengar apa yang Zoeva katakan. Mereka masih mau disini menemani Zoeva.

Namun, tak lama setelahnya ada telpon masuk ke nomor Junar. Ia lupa mengecilkan suaranya dan terdengar lah bahwasannya itu adalah panggilan dari kantor untuknya

Ah sial, pikir Junar kenapa harus loud speaker kan jadi kedengaran yang lain, apalagi masih di situasi seperti ini membuat raut wajah Junar tampak kesal.

Sedangkan Samuel tampak puas dengan hal itu, wajah Samuel terkesan mengejek Junar yang kesal. Ia mendapat ide di kepalanya untuk memanasi keadaan sekarang.

"Bukannya anda harus pergi sekarang?" Tanya Junar sambil tersenyum menang

"Itu bisa ditunda!" Tegas Junar

"Perasaan saya dengar tadi ada meeting penting kan" Sahut Samuel makin menjadi

"Itu bisa diwakilkan asisten saya" Elak Junar

"Gak mau kalah ni bapak-bapak satu" Batin Samuel kesal

"Dasar dokter gadungan ikut campur!" Batin Junar ikut kesal

Dan terjadi lagi adegan adu cek-cok diantara keduanya. Dan tak berselang lama datang perawat lain yang meminta agar Samuel memeriksa pasien lain.

Junar yang mendengarnya jadi sedih karena harus meninggalkan Zoeva. Sedangkan, Junar tersenyum licik. Akhirnya keduanya saling dorong-dorongan, sampai perawat lain kesulitan untuk menengahinya.

"Ayah. Dokter!" Ucap Zoeva tegas memandang keduanya tajam

Walau sakit-sakit begini, tatapan Zoeva masih bisa tegas juga ya. Jujur saja dari tadi jengah dengan sikap teman-teman dan dua lelaki yang lebih tua ini.

Padahal tak mengapa ia sendiri diruangan ini. Oh ayolah masih ada perawat lain yang menjaga. Dan bukankah nanti mereka bisa kembali lagi.

Karena mendengar ucapan tegas Zoeva membuat kedua lelaki tersebut ciut, dan akhirnya pergi keluar bersama walau terkesan terpaksa.

Perawat disana izin pergi untuk memastikan kedua laki-laki tersebut benar-benar keluar sampai jauh. Salah seorang perawat mengatakan akan kembali lagi pada Zoeva yang dibalas anggukan sang empunya.

Setelahnya keadaan menjadi hening. Namun, hal itu tak berlangsung lama ketika ada seseorang yang masuk kembali. Ah Zoeva sudah lelah, apa lagi ini.

Tapi setelah menoleh Zoeva terdiam melihat seorang gadis mungkin seusianya yang juga memakai baju pasien menghampirinya. Siapa dia?

Semakin dekat gadis itu membuat Zoeva merasakan suatu perasaan aneh yang sulit dijelaskan. Bukan perasaan takut atau senang, melainkan perasaan heran. Karena, sepertinya ia memiliki ikatan lain dengan orang didepannya.

"Ternyata bener apa yang dibilang cewek lenjeh itu. Lo ngerasa ada ikatan diantara kita kan?" Tanya gadis itu yang tak dijawab oleh Zoeva

Gadis itu menghela nafasnya, tentu saja pertanyaannya tak akan dijawab Zoeva. Ia bisa dibilang orang asing yang memang memiliki ikatan khusus dengan Zoeva dalam benang takdir, walau sang empu sepertinya sama sekali tidak tau.

"Maaf kalau gue ngomong ngelantur. Kenalin nama gue Leola Widia Natasya" Ucap Leola agak ketus sambil melihat gadis didepannya tanpa mengeluarkan tangannya untuk berkenalan

Leola sendiri sebenarnya malas untuk berkenalan. Apalagi ia bukan tipe seperti itu. Namun, dengan arahan seseorang didepannya membuat ia terpaksa melakukan ini.

"Zoeva Estrella Widatama" Jawab Zoeva sambil mengamati gadis didepannya ini yang bersikap aneh

Ia sebenarnya berniat tak menjawabnya, tapi entah mengapa ia terkesan harus menjawab apa yang dikatakan oleh gadis didepannya ini. Namun, perasaan itu hilang tergantikan dengan rasa kesal ketika mendengar jawaban gadis itu.

"Joeva esteler wid-wid apa??" Tanya Leola bingung

"Zoeva Estrella Widatama!" Ulang Zoeva, enak saja namanya diganti

"Susah banget nama Lo. Udah ah lupain disini gue cuma mau liat Lo doang aja sih. Intinya gue mau ngomong kita terikat, jadi jangan heran kenapa Lo ngerasain hal itu" Jelas Leola malas

"Maksud Lo apa?" Tanya Zoeva, namun yang ditanyai malah beranjak pergi dan tak niat menjawabnya

"Leola!" Panggil Zoeva yang tak dihiraukan sang empu

Zoeva rasanya ingin mengejarnya, ia turun dri ranjang nya dan tertatih-tatih mencoba mengejar Leola. Namun, sepertinya itu sia-sia ia tak bisa mengejar Leola lagi.

Ia menyenderkan badannya Kedinding sambil menghela nafasnya panjang, ia lelah. Tak lama setelahnya seorang perawat terkejut dan menghampirinya dan meminta Zoeva untuk kembali keruangan nya yang dituruti sang empu.

Sedangkan dari kejauhan terlihat seorang perempuan yang berbeda dengan Leola dan tampak lebih tua, yang melihat dan mengawasi Zoeva dari jauh.

"Belum mati juga ternyata. Apa harus turun tangan aja sekarang?"

"Benang takdir memang se-kusut itu bukan?"

*******
Dan terjadi lagi hal-hal yang membuat penasaran
Ngomong-ngomong siapa sebenarnya Leola itu? Dan siapa orang yang mengawasi Zoeva tadi?

Penasaran ya
Jangan lupa vote
Jangan plagiat

Exchange Souls Just To Be A Side Character (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang