"Lo ingat pas dikantin kan. Pas kita bahas perkara tawuran?" Ucap Arka mengawali perkataannya Zoeva mengganguk mengiyakan
"Setelah waktu pulang akhirnya kami bertujuh, ikut tawuran. Dan sepertinya Lo tau kalau kami akhirnya ketahuan pihak sekolah. Dan Lo tau kenapa kita bisa ketahuan? Itu gara-gara musuh yang ngelawan sama sepupu gue Cepu. Dan akhirnya kita dipanggil pihak sekolah. Disitu gue mau speak up buat nutupin hal ini dari pihak sekolah biar mereka gak kena masalah, cukup gue aja. Dan Lo tau apa omongan orang yang ada disebelah Lo itu?" Jelas Arka sambil memandang sinis Zyan
"Dia malah buat omongan palsu dan ngaku-ngaku kalau itu gara-gara dia. Padahal itu gara-gara gue dan sepupu gue, tapi dia malah bilang itu karena dia yang pengen ikut tawuran dan ngajakin kami. Jujur, gue tau niat dia baik buat nunjukin solidaritas pertemanan kami. Tapi gue enek dari dulu dia selalu jadi kambing hitam secara suka rela. Awalnya gue ngalah aja tapi dia selalu sok jadi pahlawan, ngerasa kita bakalan seneng dengan pengorbanan dia" Ucap Arka menghela nafasnya berat
"Dari dulu Lo selalu gitu, gue bukan gak terima Ama niat baik Lo. Tapi gue sakit hati kalo Lo selalu berkorban. Kalau bener-bener mau selesaiin masalah ya bareng-bareng jangan sendiri" Jelas Arka panjang lebar
Kini Arka memandang seutuhnya kearah Zyan, Zyan sendiri menunduk. Tapi tiba-tiba ia balas memandang Arka juga.
"Emang Lo gak gitu juga? Lo semua selalu bantu gue kan? Apa salahnya gue juga gitu, impas kan?" Ucap Zyan
"Impas apaan, jatuhnya Lo selalu kena masalah sendirian" balas Arka
"Lo bisa gak sih dengerin gue sekali aja"
"Bukannya gue yang harus ngomong gitu?"
Perdebatan diantara keduanya terjadi kembali, bahkan sepertinya mereka akan adu jotos lagi. Zoeva memandang mereka bergantian, dengan hati-hati ia menggenggam tangan keduanya.
"Oke Va, relaks jaga emosi mereka berdua" Batinnya menenangkan diri
"Sebelum kalian adu jotos, sekarang gue boleh ngomong kan?" Tanya Zoeva yang menghentikan perdebatan keduanya
Arka mengangguk begitu juga dengan Zyan. Mereka tak lagi adu bacot dan kini memperhatikan gadis pendek disamping mereka.
"Sebelumnya makasih kalian udah percaya dan mau cerita Ama gue." Ucap Zoeva pelan
"Jadi menurut Lo siapa yang bener?" Tanya Zyan
"Jujur aja gue bingung mau ngomong apa. Tapi kalo itu pertanyaannya ya jawabnya nggak ada yang bener" Jawab Zoeva santai
"Kenapa gitu?" Tanya Arka
"Kalian berdua tolol anjer, nggak maksud gue kalian bertujuh sama-sama tolol kampret!!!" Ucapan Zoeva selanjutnya membuat mereka berdua terkejut
"Tolol kalian, harusnya cepuin baliklah musuh sepupu Lo yang cepu itu anjer!. Nggak usah bahas kambing hitam, sok pahlawan atau sama-sama korban. Situasi kek gitu harusnya bisa dibalikin. Bukannya bakal enak kalo liat orang yang ngajak tawuran kena karma. Atau mau gue yang cepuin?" Jelas Zoeva sambil menyeringai sepertinya ia kepikiran untuk Cepu juga
Setelah perkataan Zoeva keadaan kembali hening, Zoeva sampai heran dibuatnya. Apakah ia salah berbicara? Tapi ia merasa jawabannya itu benar dan sudah dipilih dengan hati-hati, walau jatuhnya ia greget sendiri karena ketololan mereka.
Namun tak berselang lama suara tawa pecah diantara keduanya, baik Zyan ataupun Arka. Zoeva bingung tapi ia ikut-ikutan untuk tertawa, berarti ia tak salah berbicara.
Zyan dan Arka merasa lucu dengan jawaban jujur Zoeva. Dari dulu jika ada permasalahan ini mereka juga sering bertengkar dan adu jotos.
Lalu ketika mereka mengatakan alasan mereka bertengkar pasti ada saja yang tidak sepemikiran. Biasanya, Mahen dan Axel akan membela Arka kemudian Dean dan Alex akan membela Zyan, lalu Juna akan mengatakan perkataan mereka berdua benar.
Tak jauh berbeda dengan perkataan orang-orang yang lain. Terus sama seperti itu, dan selalu berakhir dengan mereka yang akhirnya berbaikan secara tiba-tiba.
Tapi saat ini berbeda, Gadis pendek disamping mereka malah mengatakan mereka bodoh dan mengatakan mereka salah. Bahkan ia ingin mencepukan balik?ada-ada saja.
Arka sendiri cukup senang dengan sikap Zoeva yang tak memotong pembicaraannya, biasanya saat ia mengatakan untuk tak memotong pembicaraannya orang-orang yang ia ajak bicara malah melakukan sebaliknya.
Zyan sendiri cukup terhibur, sedang sakit habis adu jotos ini malah dikatakan tolol. Tapi gadis disampingnya ini tak menyalahkan mereka hanya menyalahkan sikap mereka.
Sikap Zoeva juga terkesan hati-hati, ia tak mau terlalu ikut campur, ia tak memaksa seseorang untuk bercerita. Bahkan ia mempersilahkan mereka untuk berkelahi jika itu bisa buat mereka berbaikan.
Belum lagi dengan adegan saat ia menghentikan perkelahian mereka dengan benda penting perempuan tersebut. Membuat mereka geleng-geleng kepala.
"In-intinya, kalian cuma perlu waktu aja. Solusi atau nasehat gue gak ada buat kalian. Seiring berjalannya waktu kalian bakal paham. Cukup komunikasi dan waktu aja, itu pasti bakal bikin kalian baikan. Kalian udah temenan lama, jadi gue yakin permasalahan kayak gini pasti bakal selesai. Itung-itung buat kenangan pas kalian tua nanti" Ucap Zoeva merasa lucu
Zoeva tertawa sambil menutup matanya, jujur ia merasa lucu dengan keadaan sekarang. Ia benar-benar berharap keduanya bisa berbaikan dan kembali.
Tanpa Zoeva sadari kedua laki-laki tersebut sedang sama-sama memandangnya lekat. Zoeva tertawa, jarang sekali pikir mereka. Sepertinya malam ini keduanya akan kembali berbaikan. Ucapkan terimakasih dengan satu gadis tengil disamping mereka.
"Udah deh gue mau pulang, nanti gue dicariin" Ucap Zoeva sambil beranjak
"Btw kalian mau mampir ke supermarket? Beli obat sana" Suruh Zoeva pada keduanya
"Lo gak mau ngobatin?" Tanya Zyan tersenyum
"Dih ogah! Mandiri dong, rawat muka monyet Lo berdua itu" ucap Zoeva mengejek
"Sialan, perasaan tadi Lo bilang kami ganteng?" Balas Arka
"Kapan?"
"Amnesia Lo!"
"Gak lah!"
"Iyain aja deh"
Kini keduanya sudah seperti biasa, tidak ada perang dingin. Zoeva bersyukur akan hal itu, untungnya ia bisa keluar dari rumah tadi.
********
"Kalian apakan anak saya?" Tanya Junar pada Arka dan Zyan mencoba menginterogasi keduanyaKeduanya memutuskan untuk mengantar Zoeva. Zoeva menolak tentunya tapi keduanya memaksa karena sudah malam. Ternyata di gerbang Junar sudah menunggu putrinya itu pulang. Tumben pak? Khawatir ya?🌝🌝
"Nggak di apa-apain kok om. Tadi ketemu di supermarket jadi sekalian aj" Jawab Zyan
"Lalu kenapa kalian luka-luka gitu?" Tanya Junar lagi
"Biasa om, lanang" Jawab Arka santai
"Woey, adek gue kalian apapin!!" Ucap seseorang dari arah belakang
Ternyata Axel dan Alex yang tengah berlari menghampiri mereka. Sepertinya Junar menyuruh mereka untuk mencari Zoeva, untungnya sebelum terlalu jauh mereka melihat adiknya sudah kembali dengan dua laki-laki disampingnya.
Keduanya menarik Zoeva secara bersamaan dan diapit kuat. Wah posesif sekali guys, Zoeva kembali sesak nafas dibuatnya.
Dan perdebatan terjadi kembali. Tapi kali ini tidak menegangkan. Zoeva tersenyum memandang seorang paruh baya dan keempat remaja lelaki tersebut yang sedang adu mulut.
"Akhirnya semua kembali dengan baik. Ini akan terus bertahan bukan?"
*******
Author malah kebablasan ngetik soalnya takut ketiduran nanti malam
Baik kan saya guys 🌝🌝🌝Silahkan dibaca semoga kalian makin seneng. Btw karakter nya lucu-lucu gak sih? Soalnya semuanya kesayangan author. Apalagi Zoeva,beuhh yang satu ini anak emas author.
Udah dulu guys author mau mangan
Jangan lupa vote
Jangan plagiat
And see you again 👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Exchange Souls Just To Be A Side Character (End)
Novela Juvenil(SERI 1) Seorang gadis manis yang tengah duduk di atas brangkar rumah sakit itu tersenyum pelan, wajah pucatnya tak dapat menyembunyikan penyakit yang dideritanya. Terlihat gadis itu sedang asyik membaca novel kesukaannya. Namun, tiba tiba-tiba seny...