Berhari-hari setelah hari ulang tahun Junar. Kini Zoeva tengah berada dikamarnya tanpa menghiraukan panggilan keluarganya dari luar kamar.
Waduh, ada apa ini? Ternyata Zoeva tengah dalam mode ambis. Ini awal bulan keempat sebelum kematiannya. Jangan ditanyakan kondisi penyakitnya yang semakin menjadi-jadi.
Tapi hal itu tak dapat memadamkan niatnya yang ingin meraih peringkat pertama disekolah itu. Jiwa ambisnya tengah memanas, tak boleh ada satupun yang mengganggunya.
Ini sudah tengah malam, ia mematikan lampu kamarnya agar tak ketahuan bahwa dirinya masih belajar. Hal itu ia lakukan terus selama masa ujian berlangsung.
Selama musim ujian ini dirinya lebih sering mimisan dibanding biasanya. Ia menahan dirinya mati-matian agar tak tumbang selama masa ujian. Akankah ia berhasil?
*******
Akhirnya Zoeva bisa menghela nafasnya lega, karena ujian telah berakhir dan hari ini adalah pengumuman seluruh peringkat perangkatan.Para anggota A.C.E pergi ke tempat pengumuman, disana sudah ada tabel panjang yang menunjukkan urutan peringkat tertinggi sampai terendah di angkatan.
Posisi sepuluh besar sepertinya mengalami perubahan. Zoeva tersenyum senang ia mendapat posisi teratas mengalahkan Dean dan Diana. Posisi kedua disusul oleh Dean kemudian diposisi ketiga ada Mahen.
Diana hanya tersenyum pasrah karena turun ke peringkat empat. Disusul oleh Juan diperingkat kelima. Kemudian diperingkat keenam ada Axel lalu Angel diperingkat ketujuh.
Alex sendiri berada diperingkat kedelapan, lalu Arka peringkat kesembilan dan terakhir Zyan diperingkat kesepuluh. Setidaknya, mereka masih berada diposisi teratas.
"Curang banget Lo author. Perfect banget karakter ciptaan Lo" Batin Zoeva lelah
Zoeva melihat raut wajah teman-temannya yang biasa saja, sepertinya mereka tidak terlalu keras dalam belajar. Karena, terkadang mereka belajar bersama-sama.
Namun, mereka lebih cepat tertidur setelah selesai belajar sedangkan dirinya sampai kesulitan tertidur dalam masa ujian ini. Karakter novel memang berbeda.
"Duh... Turun gue" Ucap Diana galau
"Setidaknya masih lima besar Lo" Sergah Angel
"Iya, untung Lo dibawah gue."
"Apa maksud Lo!!'
Seperti biasa Angel dan Diana mulai pertikaiannya lagi. Tak berselang lama mereka akhirnya memutuskan untuk kembali ke kelas.
Walau sudah ujian tapi mereka tetap mengikuti pelajaran tambahan untuk persiapan kuliah sebelum kelulusan mereka. Memang, Livia School memiliki sedikit peraturan berbeda dibanding sekolah umum biasanya.
Zoeva dan teman-temannya mengamati apa yang disampaikan guru mereka. Tapi Zoeva dari tadi kesulitan untuk fokus. Kepalanya terasa berkunang-kunang. Salahkan dirinya yang kurang tidur padahal sudah tau memiliki penyakit.
Ah tidak sepertinya ia mimisan, dengan cepat ia menutup hidungnya. Ia ingin ke toilet tapi sekarang apa yang ia lihat terasa berputar-putar.
Dengan sisa tenaganya, ia memutuskan untuk tetap berada di kelas. Karena dapat dipastikan dirinya akan tumbang apabila ia berdiri. Namun, kenapa sakit kepalanya ini tidak berhenti dan malah bertambah parah.
Dalam diam ia mengambil pena yang cukup tajam dari laci mejanya. Ia menusukkan kepalanya dengan pena itu pelan-pelan. Ia tak tahan dengan rasa sakitnya.
Bisa bertahan sampai sekarang saja sudah merupakan keajaiban. Karena, dengan jangka waktu yang pendek sebelum kematiannya ia bisa bertahan tanpa harus berbaring di rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exchange Souls Just To Be A Side Character (End)
Fiksi Remaja(SERI 1) Seorang gadis manis yang tengah duduk di atas brangkar rumah sakit itu tersenyum pelan, wajah pucatnya tak dapat menyembunyikan penyakit yang dideritanya. Terlihat gadis itu sedang asyik membaca novel kesukaannya. Namun, tiba tiba-tiba seny...