Sedari tadi Zoeva tak bisa menahan luapan kebahagiaan yang tengah ia rasakan. Setelah sudah dua hari teman-temannya sekolah dan menjalani kesibukan mereka. Akhirnya hari ini mereka menjenguknya.
Sebenarnya selain itu ada faktor lain yang membuat Zoeva bertambah senang. Hal itu adalah karena mereka mengajak dirinya ke pantai. Akhirnya ia kesampaian untuk pergi ke pantai sebelum pergi dari dunia ini.
Sekarang dirinya tengah tersenyum senang walau masih terkesan agak pucat, tapi itu tak membuatnya sedih sama sekali. Para anggota A.C.E dan juga ayah Zoeva pergi.
Tapi, jujur saja Zoeva heran karena Samuel tadi tidak ikut. Biasanya, Samuel akan senang apabila diajak pergi. Tapi, Zoeva memaklumi karena Samuel itu dokter, tanggung jawabnya masih banyak.
Ia juga sebenarnya ingin mengajak Satya, ia merasa bersalah karena belum bertemu dengan Satya sama sekali. Apa Satya sudah tau tentang penyakitnya?.
Zoeva menggelengkan pelan melupakan apa yang ia pikirkan. Hari ini ia harus fokus untuk membuat kenangan bersama teman-temannya dan juga keluarganya itu.
"Setidaknya sebelum gue pergi dari dunia ini, gue pengen punya memori yang menyenangkan buat diingat" Batin Zoeva sesak
Kenapa semakin hari sulit sekali rasanya. Sepertinya ia benar-benar sudah jatuh hati dengan dunia ini, dengan karakter-karakter yang ada didalamnya.
Pemeran novel yang dulu ia anggap sebagai karakter fiksi biasa ternyata telah merubah pandangannya. Ia banyak mendapat pembelajaran dari dunia yang tak nyata ini.
*******
"Uwahhh!!!!" Ucap Zoeva takjub memandang matahari terbenam didepannyaCantik benar-benar cantik, pantai adalah satu tempat favoritnya dari dulu. Setiap ia merasa sedih, ia sering pergi ke pantai. Entah itu bersama Erin ataupun pergi sendirian.
Zoeva meminta Junar untuk mengarahkan kursi rodanya agar lebih dekat dengan bibir pantai. Sungguh, dari tadi dirinya excited sekali.
Junar pun mengangguk dan mendorong pelan kursi roda itu, tapi sepertinya agak sulit ya. Tentu saja, ini di pasir jadi agak sulit menggerakkan kursi rodanya.
Sebenarnya Junar mau menggendong Zoeva saja. Tapi anaknya yang satu ini sepertinya malu untuk di gendong terus. Saat itu, Junar agak sedih. Dasar bapak-bapak modus!
Zoeva menurunkan kakinya pelan agar menyentuh air yang ada di pantai. Sedangkan teman-temannya yang lain hanya memandanginya tersenyum begitu juga dengan ayahnya.
"Kalian gak main?" Tanya Zoeva
Ia malu karena dipandang sedemikian rupa oleh yang lain. Walau kadang ia bisa percaya diri setinggi langit tapi nyatanya Zoeva masih tau malu.
"Gue emang secantik pemandangan pantai di sore hari sih. Gak heran mereka nggak bisa ngalihin pandangan dari gue" Batin Zoeva pede
Ternyata ungkapan itu tidak berlaku. Nyatanya makhluk aneh satu ini masih memiliki tingkat kepercayaan diri yang melewati batas, sebaiknya tidak udah dipuji lagi.
Melupakan hal itu, sekarang yang lain mulai mengikuti Zoeva untuk bermain air. Mereka mendengarkan perkataan Zoeva.
Axel dan Alex mengambil alih kursi rodanya Zoeva. Junar kali ini mengalah walau tak rela, dirinya mundur kebelakang. Ia mengeluarkan handphonenya dan memotret Zoeva bersama-sama temannya.
Tapi tampaknya kebanyakan yang dipotret adalah Zoeva, sudah tak heran dengan kelakuan bapak-bapak satu ini. Walau begitu ia juga tak lupa juga untuk tetap memotret mereka semua.
Setelahnya Angel mengambil alih handphone Junar dan mempersilahkan Junar untuk foto dengan Zoeva. Setelahnya mereka bergantian berfoto dengan waktu yang lumayan lama.
Akhirnya mereka berniat untuk kembali sebelum sampai mobil dan masih di area pantai. Zoeva meminta saudaranya untuk membantunya berdiri. Ia ingin fotonya yang sendirian, iseng-iseng saja pikirnya.
Akhirnya setelah beberapa saat, mereka pulang bersama menuju rumah sakit. Zoeva tersenyum melihat potret di pantai tadi. Akhirnya tercapai apa yang ia inginkan.
Ia tak henti-hentinya tersenyum dari tadi. Bahagia yang ia rasakan sampai terpancar keluar. Membuat suasana yang ada di mobil menghangat. Rasanya ingin sekali agar momen ini terus berulang.
*******
Zoeva heran dengan kelakuan anggota A.C.E yang tiba-tiba ngacir dengan arah yang berbeda setelah keluar dari mobil. Mereka membuat alasan yang berbeda-beda.Apa yang mereka rencanakan? Pikir Zoeva. Tapi, ya sudahlah. Dirinya sekarang tak boleh banyak berpikir hal-hal yang tidak penting. Mungkin saja mereka mau melakukan sesuatu pikir Zoeva.
Setelahnya Junar mendorong kursi roda Zoeva tadi perlahan. Kenapa lama sekali rasanya? Junar terkesan mengulur waktu. Dan tak berselang lama keduanya sampai keruangan Zoeva.
Zoeva terkejut dengan apa yang ada didalam ruangannya. Wah ada apa ini? Ada dokter Samuel dan Satya yang tengah memegang laptop yang mengarah pada layar tancap kecil.
Sedangkan teman-temannya yang lain, seperti kehabisan nafas sambil memegang terompet dan hadiah-hadiah kecil. Bahkan secara tiba-tiba Junar yang ada di belakangnya menyerahkan satu kotak besar berisi permen kesukaan Zoeva.
Ruangan ini juga dihiasi sedemikian rupa, terkesan lucu walau sederhana. Mereka menyiapkan semua hal ini. Mereka mencoba mengejutkan dirinya.
Zoeva tak mampu mengatakan apa-apa lagi, ia tak bisa mendeskripsikan bagaimana perasaannya saat ini. Ia beruntung bisa memiliki hubungan dengan karakter novel disini.
Satya sendiri langsung menghambur memeluk Zoeva pelan. Satya menangis sepertinya Satya benar-benar merindukan Zoeva.
"Sumpah kangen banget sama Zoe!!" Ucap Satya sambil mengelap tangisnya
"Udah, jangan lama-lama peluk anak saya" Ucap Junar sambil menarik kerah Satya kebelakang
Zoeva seketika senang bercampur sedih. Kenapa mereka bisa sebaik ini? Zoeva memegang dadanya pelan, mencoba menenangkan perasaannya yang tengah kalut sekarang.
"Terimakasih semuanya" Ungkap Zoeva tulus, ia sangat bahagia saat ini
"Eits! Tunggu dulu honey. Masih ada kejutan lain yang kami buat" Ujar Angel yang membuat Zoeva menaikkan sebelah alisnya, penasaran
"Yup! Ini udah kami persiapkan dari dua hari yang lalu buat Lo" Sahut Diana
"Semoga Lo suka" Ucap Juan tersenyum
"Pasti suka sih, bang Satya sampai gak tidur buat bantu kita" Ucap Alex terkekeh
"Nah itu tau!" Balas Satya kesal
"Intinya sekarang Zoeva liat dulu apa yang udah dipersiapkan sama yang lain. Semoga Zoeva senang liatnya " Sahut Samuel sambil mempersiapkan sesuatu
Zoeva diarahkan Junar untuk melihat dari kasur pasiennya saja. Dan yang lain duduk di kursi Yang ada didepan kasur Zoeva. Sepertinya mereka akan menonton suatu video atau short film? Pikir Zoeva.
Layar tancap didepan mulai mengeluarkan cahaya putih, memperlihatkan suatu video yang telah tertata dan diedit sedemikian rupa. Siapa yang membuatnya?
"Semuanya dibuat menjadi spesial,hanya untuk seseorang yang spesial dan ia berhak mendapatkannya, bukan?"
*******
Waduh author sibuk baru pulang
Ngelanjutin cerita ini dengan perlahan dengan hati yang lapang😺Kok jadi pengen punya teman solid kayak gini ini ya wkwk. Bentar ya author mau sembayang, biar dapat pencerahan buat ngelanjutin ceritanya 🌝
Jangan lupa vote
Jangan plagiat ya
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Exchange Souls Just To Be A Side Character (End)
Ficção Adolescente(SERI 1) Seorang gadis manis yang tengah duduk di atas brangkar rumah sakit itu tersenyum pelan, wajah pucatnya tak dapat menyembunyikan penyakit yang dideritanya. Terlihat gadis itu sedang asyik membaca novel kesukaannya. Namun, tiba tiba-tiba seny...