Penasaran

3.9K 214 4
                                    

"Zoeva mana, Zoeva mana!!!!" Ucap Satya menghampiri para anggota A.C.E

Mereka semua menghadap ke arah seorang laki-laki yang tengah menghampiri mereka dengan membawa centong nasi, sepertinya lelaki itu meninggalkan jam kerjanya. Untung saja ada pak Harto dan bude Mira.

Satya sendiri tau bahwa Zoeva sakit. Hal itu ia sadari, karena mendengar kabar dan informasi dari siswa yang lain. Katanya anggota A.C.E tak masuk sekolah selama dua hari.

Setelahnya Satya pergi saat bukan jam kerjanya dan pergi menghampiri kelas Zoeva, ia menanyakan keberadaan anak-anak tersebut.
Kemana mereka semua?

Dan mendengar fakta yang diungkapkan anak kelas Zoeva membuat dirinya terkejut setengah mati. Zoeva sakit sampai ambruk dengan mimisan yang sangat parah? Sakit apa gadis itu?

Ia berusaha menghubungi Zoeva dan anak-anak yang lain. Namun, sepertinya tak ada satupun dari mereka yang menjawabnya. Satya bingung dan panik sendiri.

Akhirnya ia mencoba mencari tahu dengan pergi keruang guru, ia bertemu dengan bu Nada dan menanyakan keberadaan para anggota A.C.E., kemungkinan wali kelas mereka akan tau.

Sedangkan bu Nada hanya memberikan penjelasannya secara garis besar saja. Ia mengatakan bahwa Zoeva memang sakit yang lumayan serius dan tengah ada dirumah sakit sekarang.

Namun, ia tak bisa memberi tau Satya, dimana letak rumah sakit tersebut dan apa penyakit yang diderita Zoeva? Itu membuat Satya menjadi jengah sampai kehilangan fokus selama tiga hari lamanya.

Sangking tak fokusnya ia sampai memasukkan kertas makalahnya kedalam tempat makanan salah seorang siswa yang tengah mengantri makanan semalam.

Sebenarnya hari itu ia berharap bisa bertemu dengan semua anggota A.C.E terutama Zoeva. Namun, ternyata mereka tak datang.

Dan hari ini ia senang karena mendengar kabar bahwa para anggota A.C.E telah kembali bersekolah. Ia menghampiri anggota A.C.E tanpa melepas centong yang ia pegang.

Dan, kembalilah seperti saat ini. Namun, Satya heran dengan pergerakan anak-anak remaja yang ada dihadapannya ini. Mengapa raut muka mereka semua tampak tak baik. Ada apa ya?

"Kalian kenapa sih?" Tanya Satya pada mereka

Sedangkan mereka semua hanya membalas gelengan bersamaan pada Satya. Hal itu membuat Satya semakin penasaran dengan hal apa yang tengah terjadi.

Apalagi Zoeva tak nampak sama sekali. Apakah Zoeva masih sakit. Rasa penasaran dan khawatir Satya seketika membuncah. Ia khawatir dengan keadaan Zoeva saat ini?

"Zoeva masih sakit?"

Pertanyaan Satya membuat mereka menghadapnya secara bersamaan. Setelahnya si kembar menganggukkan kepala mereka.

Mereka ingin merahasiakan ini sebenarnya. Tapi mereka tau bahwa Satya juga merupakan salah seorang yang dekat dengan Zoeva. Jadi, tentu saja Satya berhak tau mengenai hal ini. Mereka tak boleh menutup fakta ini pada Satya.

"Zoeva sakit apa?" Tanya Satya benar-benar khawatir

Ada apa dengan gadis itu, ia sakit apa?. Kenapa perasaan Satya menjadi tak enak seperti ini. Ia harus memastikannya, ia harap Zoeva baik-baik saja sekarang.

"Bang Satya mau tau kan" Ucap Axel yang diangguki Satya

"Kalau gitu, setelah ini bang Satya bisa ikut kami sebentar? Kami bakal kasih tau, tapi bukan disini" Ucap Alex sambil mengusap wajahnya pelan yang dibalas anggukan kepala Satya kembali

"Gimana kalau di belakang sekolah aja, disana lumayan sepi" Ucap Satya yang diangguki semuanya

                                        *******
"Nggak mungkin!! Kalian jangan main-main. Hal kayak gini gak bisa dibercandain! Maksud kalian apa ngomong begitu" Ucap Satya marah, bahkan urat dilehernya tampak jelas sekarang

Satya sangat marah mendengar perkataan yang dikatakan para anggota A.C.E dimana ia mendengar bahwa mereka mengatakan Zoeva sakit, dan sakitnya itu adalah kanker otak. Bukan penyakit biasa??

Apalagi mereka mengatakan bahwa Zoeva tak akan bisa membaik dan kemungkinan Zoeva tak akan bisa bertahan hidup, karena kondisinya yang tak dapat dikatakan baik-baik saja sekarang.

Bukankah Zoeva selama ini baik-baik saja. Tapi apa yang ia dengar tadi adalah fakta sebenarnya tentang keadaan Zoeva. Kenapa takdir gadis itu harus seperti ini.

Kini Satya duduk tmdi kursi, kepalanya menunduk kebawah. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, ia mengusap kasar tangisannya yang tiba-tiba keluar dari pelupuk matanya.

Ah sial... Kenapa sesakit ini? Satya tak bisa mengungkapkan perasaannya sekarang. Rasanya jantungnya seperti di remat kuat oleh sesuatu. Sakit, benar-benar sakit.

Sedangkan yang lain hanya bisa terdiam. Mereka paham dengan perasaan Satya. Karena, mereka juga seperti itu awalnya dan tak bisa menerima kenyataan yang terjadi. Kenyataan bahwa Zoeva tak akan bisa bertahan selamanya.

Tangan Axel menyentuh punggung Satya perlahan, mencoba menenangkan Satya. Ia ingin memperagakan hal yang selalu dilakukan Zoeva ketika menenangkan lawan bicaranya.

"Kami paham bang. Kita semua juga gak terima awalnya" Ungkap Alex disebelahnya yang membuat Satya terdiam masih dengan posisi menunduk

"Kami juga gak mau kayak begitu" Sakit Diana pelan, ketara sekali wajah sedih mereka semua

"Kami juga pengen lebih lama Zoe" Sambung Arka

"Bahkan kami masih ada janji buat ke pantai bareng" Ucap Dean

Benar, masih ada permintaan dari Zoeva yang belum mereka lakukan. Sepertinya mereka harus merencanakan sesuatu untuk memenuhi keinginan Zoeva.

"Dia mau ke pantai?" Tanya Satya

"Iya bareng kami" Jawab Zyan

"Ikut dong!" Sahut Satya

"Gak boleh!" Tegas Mahen

"Pelit banget kalian" Ucap Satya kesal

"Gimana kalau kita ngebuat kejutan buat Zoeva" Ucap Angel setelah mendapat suatu ide di kepalanya

"Kejutan apa itu?" Tanya Diana penasaran

"Agak ribet sih, soalnya gue gak terlalu pandai kayak Zoe. Tapi gue yakin ini bakal jadi kejutan terbaik buat Zoe" Ucap Angel tersenyum hangat

Mereka terdiam dengan perkataan Angel. Namun, sepertinya mereka setuju dengan kejutan yang akan direncanakan oleh Angel.

Apakah mereka akan berhasil untuk merencanakannya? Mendengar perkataan Angel sepertinya mereka akan membuat kejutan besar dan sangat menarik? Semoga Zoeva akan menyukainya.

Satya tersenyum memandang para remaja dihadapannya ini, solidaritas para 10 peringkat ini ternyata bukan hanya pada kecerdasan dan kekayaan saja. Bahkan, pertemanannya benar-benar terjalin dengan sangat kuat.

Tak heran, mereka semua bisa menjadi kebanggaan Livia School dalam waktu 3 tahun lamanya. Ditambah dengan 3 bulan sebelumnya yang membuat mereka menjalin persahabatan. Persahabatan erat rasanya akan melemah jika salah seorang tidak ada.

Semua itu ada terjadi karena adanya tangan kecil yang selalu menemani mereka dalam suatu situasi tertentu. Tangan seorang gadis pendek yang sekarang tengah berjuang melawan penyakitnya.

"Ada yang bilang tiang kokoh persahabatan itu terletak pada pemimpinnya yang selalu pandai menengahi lingkup teman-temannya "

                                       *******
Nah loh udah double up
Jangan lupa vote
Jangan plagiat
See you

Exchange Souls Just To Be A Side Character (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang