Rival

3.9K 259 0
                                    

Zoeva menahan nafasnya pelan, sekarang ia duduk didepan rumah bersama kedua manusia yang dari tadi hanya diam saja. Oh ayolah, ini sudah tengah malam. Apa yang ingin mereka sampaikan?

"Jadi, sebenarnya Lo berdua mau ngomong apa? Gue mau tidur ini" Ucap Zoeva memecah keheningan yang tengah terjadi

Tapi walau begitu baik Dean maupun Mahen tetap bungkam dan tidak mau menjawabnya. Ayolah kenapa karakter laki-laki di novel ini lebih sulit dibujuk dari pada karakter perempuan.

"Gue gak tau kenapa Lo berdua gak mau ngomong. Intinya, gue minta maaf kalau sekiranya gue tadi ikut campur. Tapi, jujur gue gak tau apa-apa. Kalau misalnya ada yang mau kalian omongin, gue bakal dengerin sekarang" Ucap Zoeva sambil memejamkan matanya, ia mulai mengantuk

"Lo gak ada salah, jadi ngapain Lo minta maaf." Ujar Mahen

"Soalnya kalian kelihatan kesel, pas gue gak sengaja liat kalian tadi" Ungkap Zoeva jujur

"Haahhh.... Sorry itu bukan salah Lo kok, kemungkinan kami berdua yang terlalu emosional tadi" Ucap Dean sambil menghela nafasnya kasar

"Gue gak enak mau ngomong ini. Tapi, kalian berdua gak berantem kan?" Tanya Zoeva yang dibalas gelengan keduanya

"Aman kok, kami gak berantem. Gue cuma nemenin dia" Ucap Mahen sambil menunjuk Dean

Zoeva mengalihkan pandangannya berkali-kali ke kanan lalu ke kiri ketika menanggapi kedua laki-laki tersebut. Sebenernya ada apa sih?

"Udah jangan Lo pikir, ini cuma perasaan gue yang gak enak." Ucap Dean yang dibalas dengan alis Zoeva yang terangkat

"Dia penasaran kenapa Lo bisa mikir masa depan semudah itu. Apalagi dia khawatir juga kalau peringkatnya bakal kalah Ama Lo" Jawab Mahen yang dihadiahi tonjokkan Dean

"Cepu Lo bangsat!" Ucap Dean yang dibalas kekehan Mahen

Zoeva sendiri sudah terbiasa diapit dan menjadi penengah ketika teman-temannya berkelahi. Entah kenapa ia merasa malah menjadi ibu yang baik untuk teman-temannya. Sepertinya ia sudah bisa menikah sekarang, Zoeva menggelengkan pikirannya yang kacau.

"Tapi bukan berarti gue nggak suka Lo ya, gue cuma khawatir soalnya gue udah terbiasa diposisi sekarang" Ujar Dean menahan malu

"Halah, gue kalah berkali-kali juga udah biasa, alay Lo!" Sahut Mahen

Keduanya adu mulut lagi, Zoeva memijat kepalanya pelan. Padahal biasanya Dean terutama Mahen jarang berbicara. Namun, malam ini keduanya terkesan cerewet.

Zoeva mencoba mengingat novel yang ia rasa telah hancur alurnya itu. Mungkin saja ada petunjuk lain? Aha... Ia ingat bahwa keduanya adalah rival dalam peringkat paralel.

Sayangnya Dean kalah dengan Diana yang menempati posisi pertama, lalu Mahen harus kalah dengan tiga orang dan menjadi posisi keempat.

Sebenarnya orang tua para karakter ini memiliki kepribadian yang baik dan tidak memaksa. Namun, ini murni karena karakter mereka yang memiliki jiwa kompetitif yang kuat.

Mungkin saat keduanya berbisik padanya hari itu karena mereka merasa kalah dengan Zoeva. Sekarang Zoeva tau masalahnya dimana dan ia tau bagaimana cara menyelesaikannya.

"Jadi sebenarnya kalian cuma khawatir karena peringkat gue yang bisa aja ngalahin posisi kalian?" Ucap Zoeva tepat sasaran

Keduanya meneguk ludah kasar, Zoeva tersenyum melihat hal itu. Tapi, ia tau keduanya memiliki persaingan yang ketat namun terkesan unik. Atau ia ikuti saja langkah mereka? sepertinya mereka akan tertantang.

"Tapi, gimana dong. Gue gak ada niat mau kalah sama kalian. Jujur aja, gue yakin bisa dapat posisi pertama dan ngalahin kalian. Btw, Mahen juga udah kalah, jadi gue pastiin Lo juga bakal kalah Ama gue Dean." Ucap Zoeva menegakkan kepalanya pede

"Kita buktiin siapa yang pantas dapat posisi pertama. Walau itu udah jelas gue" Sambung Zoeva menatap keduanya

Sepertinya raut wajah keduanya kembali berubah, perkiraan Zoeva tidak meleset. Untungnya ia berhasil memancing keduanya. Dan untungnya ia masih ingat penjelasan di novel tersebut.

"Wah, jadi Lo nantangin kita?" Ucap Dean merasa tertantang

"Perlu gue ulang perkataan gue tadi?" Ujar Zoeva membalas

"Oke, kali ini gue juga gak mau kalah" Balas Mahen sengit

"Btw, gue gak nyangka bakalan dapat respon kayak gini" Sambung Mahen yang diangguki Dean

"Iya, gue malah mikir Zoe bakalan nengahi kita dan nyuruh kita buat baikan atau apalah itu" Ucap Dean

Sebenarnya keduanya muak dengan nasihat-nasihat orang yang selalu mengatakan bahwa mereka harus bersyukur dengan pencapaian mereka.

Tapi apa mau dikata, keduanya selalu memiliki jiwa kompetitif yang tinggi sehingga terkadang dalam diam mereka menjadi rival. Walau semester semalam Mahen kalah.

Tapi mendengar pernyataan Zoeva yang menantang mereka, membuat jiwa kompetitif keduanya kembali bangkit. Jujur saja mereka tertantang dengan ajakan Zoeva yang sekarang.

Saat keduanya berbisik pada Zoeva hari itu bukan tanpa alasan, sebenarnya mereka ingin memprovokasi Zoeva agar goyah pada pendiriannya.

Namun, keduanya tak menyangka akan mendapat respon seperti ini. Jujur saja, baik Mahen maupun Dean senang dengan perkataan Zoeva.

Ternyata benar kata teman mereka yang lain. Apa yang dikatakan Zoeva pasti membuat kita kalah telak. Dan tak akan bisa membalasnya. Kini keduanya merasakan hal itu juga.

"Pantesan si kembar Ama ayah Lo bucin" Ucap Mahen sambil memalingkan wajahnya

"Jangan lupa lima orang yang lain juga, dan kayaknya kita juga bakalan ikutan nempel Ama Lo Zoe" Ucap Dean terkekeh

Keduanya tertawa, wah untungnya Zoeva tak jadi tidur kapan lagi bisa melihat dua cowok ganteng sedang tertawa di depan rumahnya. Ia merogoh sakunya, ah permennya tak ada.

"Permen kan?" Ucap Mahen yang diangguki Zoeva

"Santai, tanpa Lo kasih mood kita udah mendingan karena perkataan Lo" Balas Dean

"Haha....kalau gitu gue gak bisa omong apa-apa lagi " Ujar Zoeva sambil beranjak berdiri, kemudian ia berbalik dan memberi kan tangannya

"Jadi kalian siap terima tantangan gue?" Ucap Zoeva yang dibalas kekehan keduanya

"Siapa takut" Ucap Dean sambil meraih tangan Zoeva

"Kenapa nggak?" Sahut Mahen seterusnya sambil meraih tangan Zoeva juga

Akhirnya, masalah yang satu ini juga bisa teratasi. Zoeva menghela nafasnya lega. Setelahnya mereka bertiga masuk kedalam rumah.

Zoeva meninggalkan keduanya di lantai bawah kemudian ia pergi naik ke kamarnya. Setelah sampai diatas, ia mendengar bisikan dari bawah yang memanggil namanya.

Ternyata itu Mahen dan Dean yang tengah memandang nya. Keduanya melambaikan tangan sambil menggumamkan sesuatu dengan pelan, tapi Zoeva paham apa yang mereka gumamkan itu.

"Selamat tidur" Ucap keduanya yang dibalas senyuman Zoeva

Setelahnya Zoeva benar-benar masuk kamar dan merebahkan dirinya dikasur. Setidaknya bisikan keduanya lebih terdengar ramah ditelinganya saat ini. Berarti semuanya berlalu dengan baik bukan?

                                           *******
Kirain apa ternyata karena kekhawatiran biasa, untungnya salah pahamnya dapat teratasi ya

Oke itu dulu, met bobo siang semua
Jangan lupa vote
Jangan plagiat
see you👋👋

Exchange Souls Just To Be A Side Character (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang