Ulang Tahun

4.1K 264 3
                                    

Setelah kejadian tadi malam, akhirnya mereka semua pulang di pagi hari. Karena di usi- ah maksudnya di persilahkan pulang oleh Junar. Lalu sekarang Zoeva dan si kembar bingung dengan tatapan Junar kepada mereka bertiga.

"Kenapa yah?" Tanya Axel langsung

"Nggak ada kok" Jawab Junar

"Yang bener yah? Terus kok dari tadi natap kami terus" Sambung Alex heran

"Nggak-nggak, nggak ada kok" Ucap Junar tersenyum

"Kenapa nih bapak-bapak satu?" Batin Zoeva bingung

Sedangkan Junar sekarang beralih memandang Zoeva yang belum menanyakan apa-apa padanya. Zoeva pura-pura tak menatap Junar. Sedangkan ayahnya itu masih tetap berbinar memandangnya terus-terusan.

"Langsung aja yah, kalau ada yang mau diomongin" Ucap Zoeva pasrah

"Hmm...ayah mau ngajak kalian buat jalan-jalan malam ini" Ucap Junar

"Curang, tadi kita nanya gak dijawab"

"Tau tuh!"

"Loh, kalian anak saya?"

"Serah yah serah!"

"Emang mau jalan kemana?"

Zoeva bertanya untuk menghentikan perdebatan yang tak ada hentinya ini. Junar tersenyum, ia mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sesuatu kepada anak-anaknya.

"Kita bakal kesini!!"

                                         *******
"Gimana, seru kan?" Ucap Junar menatap ketiga anaknya

Sedangkan yang ditanya hanya menghembuskan nafas pelan sambil memegang bola kecil ditangan mereka masing-masing. Sedangkan ayah mereka malah asik melempar bola tersebut mengenai target.

Ya, sekarang mereka tengah berada di pasar malam. Junar mengajak mereka untuk bermain di pasar malam yang tengah diadakan di tengah kota. Tapi kenapa malah tampaknya hanya ayah mereka yang bersenang-senang?

Dari tadi hanya Junar saja yang bermain. Mulai dari bermain lempar gelang, bianglala, bahkan sampai memasuki rumah hantu ia lakukan sendiri dengan anak-anaknya yang hanya menemaninya dari samping.

Patut dipertanyakan siapa yang jadi anaknya disini? Tapi Zoeva turut senang. Ternyata Junar bukan merupakan ayah yang kaku seperti yang ada di novel. Junar sepertinya sangat senang disini, seperti diberi hadiah saja pikir Zoeva.

Tunggu, hadiah? Zoeva merasa ada suatu hal yang janggal. Ia meraih handphonenya, lalu melihat tanggal yang tertera. Wah, ternyata Junar besok ulang tahun. Bisa-bisanya ketiga anaknya lupa atau memang mereka tak pernah ingat.

Karena, sejujurnya menurut apa yang Zoeva baca. Keluarga Zoeva tak pernah merayakan ulang tahun mereka masing-masing. Apa mungkin Junar ingin merayakannya dengan pergi ke pasar malam saja, karena ia malu untuk mengatakannya.

Hmm... sepertinya Zoeva ada ide, ia memanggil kedua kakaknya untuk mendekat. Axel dan Alex pun mendekat kearahnya. Kenapa si bungsu memanggil mereka.

Zoeva membicarakan tentang tanggal ulang tahun ayah mereka yang ternyata adalah besok. Keduanya terkejut, mereka juga baru ingat. Tentu saja, karena mereka dulunya tak pernah merayakan ulang tahun mereka masing-masing.

Tapi apa salahnya jika mereka mengubah hal tersebut mulai dari sekarang. Melihat respon kedua saudaranya, Zoeva membisikkan rencananya pada si kembar. Si kembar yang setuju pun mengangguk. Mereka kemudian langsung pergi meninggalkan ayah mereka yang masih asik bermain.

                                       *******
Junar menghela nafasnya panjang, ia melihat pesan ketiga anaknya yang mengatakan bahwa mereka ada urusan tiba-tiba dengan teman-temannya. Dan meninggalkannya sendirian dipasar malam, iya sendirian 🥺.

Sangking asiknya bermain, ia malah mengabaikan anak-anaknya. Ia mengakui itu kesalahannya, karena jujur ia ingin sekali ke tempat ini. Tapi, Junar tetap sedih karena anak-anaknya meninggalkannya langsung tanpa bertanya terlebih dahulu. Apa mereka masih belum menerimanya?

"Besok ya?" Ucap Junar pelan

Junar tersenyum kecut, besok adalah hari ulang tahunnya. Jujur, ia ingin keluar malam ini karena ingin jalan-jalan dengan ketiga anaknya walau akhirnya malah ia yang keasyikan sendiri.

Dari dulu mereka tak pernah merayakan ulang tahun mereka. Jadi, Junar agak malu untuk mengatakan bahwa ia akan berulang tahun. Apalagi diumur ia yang sudah memasuki kepala tiga ini, rasanya tak pantas untuk merayakan hal-hal tersebut.

Junar menatap langit sambil menutup matanya. Ia harus bisa memperbaiki hubungannya dengan anak-anaknya terutama pada si bungsu.  Sepertinya, ia akan langsung pulang saja. Perlukah dirinya mampir untuk membeli makanan anak-anaknya.

Sekarang Junar sudah berada didepan rumahnya, ini sudah hampir tengah malam, ia tadi kesulitan mencari jajanan karena tak tau kesukaan anak-anaknya masing-masing. Ia jadi sedih mengingat hal itu, ia tak pantas disebut seorang ayah.

Kemudian, ia melangkahkan kakinya masuk rumah. Loh, sepertinya mati lampu? Junar berjalan hati-hati menuju kamarnya. Karena terlalu gelap, ia kesulitan mencari saklar lampu. Biasa rumahnya besar, orang kaya memang beda.

Dengan memakai senter hpnya. Ia ingin memanggil Bi Indah tapi sepertinya ini sudah larut malam, ia tak boleh menggangu waktu tidur yang lain. Sepertinya, ia akan sedih malam ini karena suasana hatinya sedang tak enak.

Perlahan Junar membuka kamarnya. Baru beberapa langkah, ia dikejutkan dengan lampu kamarnya yang tiba-tiba hidup. Dan didepannya muncul ketiga anak-anaknya yang tengah meniup terompet.

"SELAMAT ULANG TAHUN AYAH!!!!"

"Apa ini?" Ucap Junar kaget

"Kejutan dong!" Balas Alex senang

"Maaf yah, soalnya buru-buru jadi gak bagus persiapannya" Ucap Axel

"Jadi kalian pulang tadi buat siapin ini untuk ayah" Ucap Junar yang diangguki ketiga anaknya

"Ah iya, Zoe ambil kue nya dulu" Ucap Zoeva sambil membalikkan badannya

Tapi baru saja berbalik, dirinya terkejut karena pelukan mendadak dari Junar. Junar memeluk ketiga anaknya dengan erat. Ia tak menyangka anaknya akan ingat dengan ulang tahunnya.

Junar melepaskan pelukannya dan menatap ketiga anaknya dengan mata yang berkaca-kaca. Tangannya mengelus pucuk kepala anaknya satu persatu.

"Terimakasih udah ingat hari ulang tahun ayah" Ucap Junar tulus

"Ayah gak tau kalian bakalan ngerayain" Sambung Junar

"Harusnya sepuluh menit lagi gak sih baru pas?" Ucap Zoeva membuat Junar menatap ketiganya bingung

"Iya harusnya ayah datang sepuluh menit lagi, jadi baru pas sesuai sama hari kelahiran ayah" Sambung Axel

"Tau nih bapak-bapak satu, nggak bisa diajak kerja sama" Ucap Alex ikut memanasi

Junar tersenyum terpaksa, anak-anaknya ini menghancurkan adegan sedih yang telah ia bayangkan. Tapi tak bisa dipungkiri hatinya tetap senang karena telah disiapkan kejutan seperti ini.

Seperti biasa ia kembali mengapit ketiga anaknya lalu kemudian ia berbaring dilantai sambil menahan anaknya. Senang sekali perasaannya saat ini.

Junar berharap agar hari-harinya selalu berjalan seperti ini. Ia berjanji akan selalu menjaga anak-anaknya. Ia tersenyum, didalam hati ia berterimakasih kepada mendiang istrinya yang telah melahirkan ketiga anak yang sangat baik ini.

"Tapi, apakah itu semua akan berjalan dengan baik? Atau ini hanya kesenangan semata saja. Karena kebahagiaan tidak akan bertahan lama bukan?"

                                         *******
Walaw Wee nanti lagi deh lanjutnya
Lagi diluar, author mau jalan dulu

Udah dulu ya
Jangan lupa vote
Jangan plagiat
Nanti lagi ya👋


Exchange Souls Just To Be A Side Character (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang