Takdir

4.4K 227 20
                                    

Semua yang ada di pemakaman menangis tersedu-sedu, ketika melihat salah satu dari dua jenazah itu dimakamkan. Jenazah seorang gadis yang telah pergi selamanya.

Ternyata kematian benar-benar datang kepadanya. Takdir memang serumit itu. Dan kematian adalah suatu hal mutlak dan tak dapat diubah sama sekali.

Langit mulai mengeluarkan tetesan air yang semakin lama semakin deras, selaras dengan hal yang tengah terjadi sekarang. Menggambar suasana kehilangan yang teramat sangat.

Akhirnya gadis itu pergi, pergi yang benar-benar tidak akan pernah kembali. Pergi selamanya bahkan tanpa adanya ucapan selamat tinggal untuk yang terakhir kalinya.

"Apa benar takdir tak bisa diulang kembali??"

                                        *******
"Peringkat pertama Livia School tahun ini! dengan nilai keseluruhan tertinggi selama masa sekolah Livia School berjalan. Diraih oleh Zoeva Estrella Widatama!!" Ucap pak Wildan yang ada di aula

Peringkat kedua dan kesepuluh paralel sudah disebutkan dengan banyak sorakan yang menggema. Namun, sorakan itu berhenti ketika ucapan pak Wildan yang terakhir diucapkan.

Junar sebagai perwakilan maju ke podium untuk mengambil penghargaan atas nama putri bungsunya. Ia melihat semua anggota A.C.E yang menggangguk padanya.

Menyerahkan tanggung jawab terakhir pada wali mendiang untuk yang terakhir kali. Peringkat pertama dalam sejarah Livia School yang berhasil mendapat nilai hampir sempurna.

Putri bungsunya telah berjuang hingga mendapatkan pencapaian yang luar biasa ini. Sayangnya, Zoeva malah pergi sebelum dapat mendapat hasil yang telah ia capai.

Junar menghela nafasnya panjang sambil menutup matanya. Ia menekan perasaannya yang mulai tak karuan ini. Perlahan ia membuka matanya melihat para murid, guru dan wali murid yang sedang melihat.

Tatapan matanya berbinar ketika melihat para orang-orang yang ada dihadapan Junar dan anggota A.C.E yang lain. Mereka tiba-tiba berdiri bersama dan menunduk secara bersama-sama pula.

"Ada apa ini?" Batin Junar bingung

"Ini adalah bentuk ucapan terimakasih kepada seluruh peringkat paralel begitu juga dengan mendiang putri bapak yang telah berjasa pada insiden boraks saat itu pak. Banyak dari mereka yang sangat ingin berterimakasih. Jadi hanya ucapan yang dapat kami berikan" Jelas pak Wildan seraya menunduk hormat

"Seandainya Zoeva melihat ini....."

Para anggota A.C.E senang bercampur sedih mendengar ucapan yang keluar dari kepala sekolah mereka tersebut. Perasaan mereka campur aduk ketika mendengarnya.

Ahh... pasti rasanya akan menyenangkan apabila Zoeva ada disisi mereka juga. Padahal gadis itu juga punya keinginan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi bukan?

Namun, ini adalah skenario yang telah dibuat sedemikian rupa. Manusia hanya bisa melihat itu, tetapi manusia punya perasaan untuk merasakannya juga bukan??

                                         *******
Bi Indah melihat ketiga laki-laki dihadapannya dengan raut sedih. Kehilangan seorang keluarga untuk kedua kalinya memang semenyakitkan itu.

Dulu mereka masih punya memori yang indah selama dengan mendiang Lanny (istri Junar). Tapi, mereka tidak memiliki memori baik sebanyak itu ketika bersama dengan Zoeva.

Mereka hanya merasakan kedekatan hanya kurang lebih selama empat bulan, dan gadis itu benar-benar pergi. Keluarga mereka sekarang benar-benar terasa hampa rasanya.

Axel dan Alex izin untuk pergi kekamar mereka, yang diizinkan Junar. Junar tebak keduanya akan menangis lagi untuk kesekian kalinya. Junar memaklumi hal itu.

Exchange Souls Just To Be A Side Character (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang