Mira bersujud, ia tak mampu menahan tangisnya. Ia bersujud didepan kaki Zoeva. Ia mengatakan bahwa bukan ia pelakunya.
Sedangkan Zoeva sendiri sama sekali tak melihatnya, pandangan Zoeva lurus kedepan. Tangannya memegang erat pena yang ia genggam.
"Sebentar lagi" Batinnya mengucap
"Bude pelakunya?" Tanya Satya yang dibalas gelengan Mira
"Kenapa bisa begini Bu?" Tanya Harto
"Saya bukan pelakunya pak!" Jawab Mira dengan mata berkaca-kaca
"Sebaiknya, kamu mengaku saja Mira" Ucap Minah
"Bukan saya pelakunya!!" Ucap Mira kini tangisannya tumpah karena disudutkan seperti ini
Mira menangis karena semuanya memandangnya tak percaya. Semua diruangan ini memandangnya dengan pandangan seolah-olah memang ia pelakunya.
Satu-satunya yang tak memandang matanya adalah Zoeva yang ada dihadapannya. Dari tadi Zoeva hanya memandang lurus kedepan tanpa mau menunduk untuk melihatnya.
Mira meraih tangan Zoeva ia bangkit dari posisi sujudnya. Ia menggenggam kuat dengan mata yang terus mengeluarkan air mata.
"Saya bukan pelakunya, say-a sungguh-sungguh"
Ucap Mira sesenggukan"Sudahlah jujur saja anda. Agar masalah ini cepat selesai" Kini Wildan angkat bicara
"Tapi saya bukan pelakunya pak!" Kini Mira berdiri tegak karena terus disudutkan
"Memang yang bilang bude pelaku siapa?" Ucap Zoeva santai
"Eeh...?"
Sepertinya Mira terkejut ah ralat semua yang ada diruangan tersebut terkejut. Apa maksud dari perkataan Zoeva yang tiba-tiba ini?
"Pertanyaan saya kan, apa yang mau bude katakan. Zoeva sama sekali gak bilang kalau bude pelakunya" Ucapan Zoeva barusan membuat Mira berhenti menangis
"Lah jadi?" Satya stress sekarang melihat situasi saat ini
"Rekaman didepan barusan memang benar-benar terjadi. Tapi divideo tersebut hanya memperlihatkan bude Mira yang memasukkan serbuk itu saja kan. Kita belum tau apakah benar-benar Bude Mira yang membawanya atau ada pihak yan lain" Jelas Zoeva
"Maaf pak saya izin, boleh saya dan teman-teman saya menunjukkan sesuatu " Ucap Zoeva meminta izin pada Wildan
Wildan mengangguk mempersilahkan muridnya memegang kasus satu ini. Jujur saja ia dibuat terkagum-kagum dengan murid-muridnya ini terutama Zoeva. Semenjak kapan ia memiliki kepribadian seperti ini?
Zoeva mengubah pandangannya pada anggota A.C.E yang dibalas anggukan mereka semua. Masing-masing dari mereka maju mengeluarkan sesuatu.
Zoeva menunjuk Axel, Alex, Angel dan Diana untuk mengeluarkan ponsel mereka. Kemudian mereka berempat memutar rekaman dari ponsel mereka masing-masing.
Ponsel mereka berisi rekaman suara percakapan mereka dengan masing-masing 4 pekerja tersebut. Saat didengar tidak ada keanehan dengan rekaman suara Satya, Harto dan Mira. Namun, pada rekaman Minah terjadi suatu keanehan.
(Rekaman suara)
"Lagian gaji saya selalu dikit neng, padahal katanya sekolah anak-anak orang kaya. Tapi kok gaji saya bisa beda sama si Satya."
"Pasti capek ya bude. Diana salut banget sama perjuangan bude"
"Ya jelas neng, bude mah memang baik"
"Hmm...makasih bude udah mau cerita. Diana pergi dulu ya bude. Kalau ada apa-apa bude bisa kabari Diana" Ucap Diana sambil berlalu pergi
"Hah...untung saja gak keceplosan kalau saya yang nyampurin boraks. Untung ni mulut gak kumat hari ini. Neng Diana baik juga ya, pedulian banget orangnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Exchange Souls Just To Be A Side Character (End)
Jugendliteratur(SERI 1) Seorang gadis manis yang tengah duduk di atas brangkar rumah sakit itu tersenyum pelan, wajah pucatnya tak dapat menyembunyikan penyakit yang dideritanya. Terlihat gadis itu sedang asyik membaca novel kesukaannya. Namun, tiba tiba-tiba seny...