Extra Chapter 5 (Last Chapter)

3.1K 121 6
                                    

"Selamat, bayi yang barusan lahir ternyata kembar. Seorang laki-laki dan perempuan." Ucap seorang dokter menghadap dua paruh baya dihadapannya

"Apa!? Ada yang perempuan?" Ucap seorang paruh baya yang kemungkinan adalah ayah dari bayi tersebut

"Benar, bayi bapak dan ibu cantik dan tampan sekali" Ucap dokter tersebut sambil tersenyum senang karena berhasil menjalankan persalinan yang cukup melelahkan tadi

Sayangnya, berbeda dengan dokter yang terlihat senang tersebut. Kedua paruh baya itu terlihat tak senang dengan kelahiran salah seorang bayi kembar tersebut.

Mereka hanya menatap dalam diam saja salah seorang bayi yang sedari tadi menangis. Untuk itu sang dokter ingin menaruh kedua bayi itu di dekapan ibunya.

Saat bayi laki-laki nya itu ditaruh, sang ibu tersenyum sebentar. Senyumnya pudar saat bayi perempuannya ingin diletakkan disampingnya juga.

"Jauhkan bayi itu dari saya! Saya tidak mau melihatnya" Ucap Ibu bayi tersebut kasar

Sang dokter kaget dan berusaha untuk menenangkan sang empu. Sayangnya, yang ditenangkan justru semakin hilang kendali. Untuk itu dokter beralih pada ayah bayi tersebut.

"Kenapa? Letakkan saja dia di inkubator. Saya dan istri saya tidak sudi memiliki anak perempuan ini" Ucap lelaki tersebut dengan tajam yang membuat dokter tersebut kehilangan kata-katanya

Mau tak mau sang dokter hanya bisa mengalah. Dan meletakkan bayi tersebut di inkubator. Ia menatap bayi laki-laki kembaran bayi perempuan tersebut yang diciumi oleh kedua orang tuanya.

Namun, bayi perempuan ini malah diabaikan dan ditolak secara kasar. Dokter tersebut hanya dapat memandang iba bayi tersebut. Apa yang akan terjadi ketika bayi itu sudah besar nanti?

"Dirinya tak pernah dianggap sama sekali. Kelahirannya hanya dianggap sebagai barang yang tak ada harganya"

                                             *******
"Pak...bu.....maaf tapi bayinya nangis terus. Kemungkinan dia mau nya sama orangtuanya langsung Bu" Ucap seorang pengasuh pada kedua orang tua bayi yang tengah ia gendong itu

"Aduhh... Bik kasih susu formula aja. Kami udah nggak sempat. Bentar lagi ada meeting juga" Ucap ibu bayi tersebut

"Tapi Bu......."

"Udah lah bik. Kasih apa kek, nanti juga bakalan diam sendiri!" Ucap ayah bayi tersebut jengah

"Kamu udah KB kan?" Ucap ayah bayi tersebut pada istrinya

"Udah Lo mas. Tapi lagi sial aja mungkin, padahal harusnya bukan sekarang " Ucap ibu bayi tersebut kesal

Keduanya akhirnya benar-benar pergi tanpa memandang kebelakang sama sekali. Tanpa ada niatan untuk sekedar melihat anak tunggal mereka yang masih terus saja menangis dalam gendongan sang pengasuh.

"Maaf ya non.... Hari ini bibi gak bisa bujuk orang tua non lagi. Bibi benar-benar minta maaf " Ucap pengasuh tersebut dengan mata berkaca-kaca memandang bayi malang tersebut

Bayi yang menangis itu seakan paham. Dirinya berhenti menangis dan hanya diam menatap sang pengasuh nya. Dan hal itu sukses membuat tangisan deras pengasuh keluar dari pelupuk matanya itu.

"Dirinya hanya dianggap penghalang saja. Ia hanya menjadi bunga yang tak pernah mekar selamanya"

                                           *******
"Ini semua gara-gara kamu!!!! Gara-gara kamu istri saya pergi" Ucap seorang ayah yang menatap bayi nya marah

Ia melupakan fakta bahwa saat istrinya hidup, keduanya sama-sama menunggu kelahiran si bungsu. Sayangnya, takdir tak berjalan semulus yang mereka kira.

Ibu bayi tersebut mengalami pendarahan hebat saat melahirkan bayi perempuannya secara normal. Dan berakhir dengan kematian yang merenggut nyawa sang ibu.

Sedangkan sang suami yang melihat hal itu selama persalinan. Merasa tak terima dengan kenyataan yang menimpanya. Ia menangis dan mengamuk.

Menghancurkan barang-barang di ruangan tersebut, ketika mengetahui bahwa istrinya telah pergi. Tak lama pandangannya berubah menatap bayi perempuan yang berhasil hidup tersebut.

Entah bagaimana akhirnya, sang ayah malah menyalahkan kelahiran bayi tersebut. Ia menganggap karena kelahiran anak inilah yang menyebabkan wanita yang ia cintai selama ini pergi meninggalkannya. Dan berakhir dengan penolakan besar dirinya terhadap si bungsu tersebut.

"Dirinya dianggap pembunuh. Kelahirannya hanya terlihat sebagai potret yang usang dan tak bernilai."

                                          *******
"Ya ampun, jadi bayi ini dibuang?!!" Ucap seorang ibu yang kaget setelah mendengar cerita tentang seorang bayi yang tengah digendong ibu lain dihadapannya

"Iya, padahal kayaknya ini masih baru lahir bayinya. Kemungkinan anak hasil perbuatan haram. Nggak ada juga yang mau ngerawat" Ucap ibu lain yang menjawab hal tersebut

"Jadi gimana itu Bu?"

"Ya gimana ya. Saya juga gak tau, saya gak ada biaya buat ngerawat. Ini rencananya mau dititip kepanti asuhan aja. Mau gimana lagi udah takdir. Lagian kan memang anak haram, saya gak mau jaga anak hasil buatan hal haram gini" Ujar ibu yang mengendong tersebut dengan mimik wajah tak suka

Fakta dimana bayi tersebut dibuang, bayi itu terhanyut di sungai didalam sebuah tempat kecil yang menampungnya. Dan entah bagaimana dirinya bisa bertahan hidup.

Sayangnya, ia hanya bayi yang tak diketahui asal-usulnya. Membuat semua orang menganggap dirinya hina, dan hanya berlabel kan anak yang tak memiliki orang tua selamanya.

"Dirinya dianggap sebelah mata. Tak pernah ada yang menerimanya, dia sebatang kara"

                                         *******
"Bagaimana, kisah mereka memang tak sama. Tapi benar-benar sangat mengenaskan bukan? Jadi bercermin lah, karena kamu dan mereka itu sama" Ucap seseorang menatap perempuan kecil yang ada dihadapannya

"Saya tau dan anda tidak perlu mengatakan hal tersebut!" Ucap anak itu tajam sambil memandang sinis orang dihadapannya

"Wah tatapan mata mu itu benar-benar bikin kesal" Ucap orang itu remeh sambil mengangkat tangannya

Orang itu tanpa perasaan menampar gadis kecil dihadapannya dengan tamparan yang tak main-main. Pipi gadis itu merah bahkan sampai terlihat ada darah yang keluar. Kemungkinan karena kuku tajam milik orang yang menamparnya tersebut.

Anak perempuan itu ingin menangis. Tapi, dirinya sudah biasa mengalami hal ini, seolah-olah ini adalah makanannya tiap hari. Sakit benar-benar sakit. Sampai kapan ia harus bertahan?

"Temani aku tolong........."

                                           *******
Holla para reader kesayangan author
Setelah banyaknya kesibukan author, akhirnya malam ini author ngetik lagi
Dan ini adalah last chapter sebelum cerita baru. Horeeee!!!!!

Di bab ini terlihat jelas cuplikan kenangan (tau lah ye kan....🌝🌝) Yap, benar keempat penjaga dimensi dan author dimensinya sendiri.

Intinya, mereka dari awal ini punya kisah kelamnya masing-masing. Karena, para orang dewasa brengsek yang taunya bucin dan kebelet kawin doang 😠

Bersyandaaa ~~ tapi author kesel juga baca last chapter ini. Intinya itu dulu lah ya . Jangan lupa ya tungguin cerita author yang baru.

Kapan update nya Thor?
Jujur, author juga gak tau. Buset, ini author memang lagi sibuk-sibuknya sama urusan kuliah. Ini aja pas banget baru selesai nugas.

Intinya author usahain bakalan cepat update cerita barunya. Dan buat para reader kesayangan author jangan lupa buat baca.

Oke, itu dulu ya
Jangan lupa follow
Jangan lupa vote
Jangan plagiat
See you again 👋

Exchange Souls Just To Be A Side Character (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang