Ayah

6.1K 321 0
                                    

Junar menatap Zoeva dengan pandangan yang berkaca-kaca. Sungguh egois dirinya selama ini, baru kali ini ia melihat putrinya menangis seperti itu dan mau mengadu padanya.

Dari kecil ia tak pernah mendengar keluh kesah si bungsu. Berbeda dengan si kembar yang terkadang masih suka mengeluh padanya. Sifat Zoeva terkesan dewasa dibanding kedua kakaknya bahkan Axel.

Ia tak bisa menahan ini lagi, ia peluk dengan perlahan tubuh putrinya itu. Zoeva menangis sesenggukan dapat Junar rasakan bahwa nafasnya sekarang tercekat mendengar tangisan putrinya.

"Sa-sakit ayah. Zo-zoe mau tidur tap-tapi gak bis-a dari tad-di" Ucap Zoeva sesunggukan lagi

"Iya-iya, Zoeva anak pintar ya bisa nahan sakitnya. Putri ayah dewasa sekali, nggak mau nyusahin yang lain" Ucap Junar pelan sambil menepuk punggung Zoeva pelan mencoba menenangkan sang empu yang masih menangis

Perlahan tangisan Zoeva mulai mereda, nafasnya kembali teratur, sepertinya keadaannya mulai membaik.

"Zoe, minum obat dulu ya nanti baru tidur" Ucap Junar lembut sambil memberi obat dan minuman pada Zoeva

Zoeva mengambil dan meminumnya langsung, wah Junar kagum karena Zoeva tidak menolak untuk meminum obat. Padahal menurut bi Indah, si kembar saja sangat sulit ketika minum obat. Jadi siapa yang kakak sebenarnya disini?

Setelahnya Zoeva kembali berbaring di kasur. Junar juga ikut berbaring di kasur. Zoeva yang melihat tersebut mengurungkan niatnya. Sungguh, ia tadi kelepasan menangis karena perut dan kepalanya benar-benar terasa sakit.

Apalagi ia sepertinya sedang homesick tentu saja ia akhirnya tak dapat menahan tangisnya ketika Junar datang dan memberikan perhatian tersebut padanya.

Ia juga menyadari bahwa dirinya tadi menyebut Junar ayah. Karena, dia sendiri mendengar bahwa ayahnya itu memanggil nama Zoeva untuk pertama kalinya.

"Ayah tidur sama Zoeva ya" Ucap Junar

"Ng-nggak apa-apa. Zoeva bisa sendiri, udah baikan nggak kek tadi. Ayah bisa tidur di kamar ayah" Balas Zoeva

Mendengar jawaban tersebut dari putrinya membuat Junar menatap sedih wajah putrinya itu. Tanpa aba-aba Junar memeluk Zoeva sambil berbaring.

"Ayah minta maaf sama Zoe ya sayang. Selama ini ayah egois dan jahat sama Zoe. Padahal harusnya ayah sadar bukan cuma ayah yang kehilangan seseorang. Padahal ayah dan kakak kamu sempat memiliki waktu sama ibu kamu, sedangkan kamu dari lahir gak pernah ngerasain itu. Tapi dengan bodoh nya ayah malah ngejauhin kamu sampai sikembar ikut-ikutan. Ayah benar-benar minta maaf Zoe" Ucap Junar sambil mengeratkan pelukannya pada putrinya

"Kenapa baru sekarang?" Tanya Zoeva sambil melepas pelukan Junar

"Kenapa nggak dari dulu ayah. Ayah tau perasaan Zoeva gak bertahun-tahun diabaikan kayak gitu. Zoeva sakit gak pernah dipeduliin. Anak ayah itu ada tiga bukan cuma dua. 15 tahun ayah, 15 tahun ayah kemana? Ayah kemana? Kenapa ayah kayak gitu seenaknya, emangnya Zoe salah apa. Kalau benar-benar Zoe yang buat mama gak ada, ayah bisa ngebalas Zoeva sekarang yah." Ucap Zoeva tajam

Saat ini Zoeva ah maksudnya Eva sedang melampiaskan emosinya, bukan karena dirinya melainkan untuk Zoeva. Ia merasa bersalah karena permintaan maaf dari ayah dan si kembar malah baru diucapkan ketika jiwa Zoeva sudah digantikan dengan jiwa yang lain.

Sedangkan Junar yang mendengar keluhan Zoeva tak dapat menahan tangisnya lagi. Ia menangis dengan air mata yang mengalir deras. Ini adalah hal yang paling mengecewakan yang pernah ia lakukan.

Baru kali ini Junar menangis deras seperti saat ini bahkan saat istrinya meninggalkannya ia tak menangis malah ia emosi sampai menyebabkannya depresi berhari-hari karena kehilangan.

Apalagi mendengar perkataan putrinya yang menyuruh dirinya untuk membalas perlakuannya. Ia tak mau, cukup istrinya yang pergi jangan sampai putri bungsunya juga ikut pergi.

"Maaf sayang maafin ayah. Ayah gak bermaksud seperti itu. Ayah nggak mau balas apapun. Zoeva harus terus hidup, ayah gak mau Zoeva juga ikut pergi sama mama. Cukup mama Zoeva, Zoeva jangan ya nak" Ucap Junar kembali memeluk Zoeva erat

Ia menangis tak berhenti baru kali ini ia menangis selama ini dan itu di depan putrinya. Ia tahu kesalahannya sangat fatal, wajar apabila putrinya tak akan mau memaafkannya.

Tiba-tiba saja Junar dikejutkan dengan tangan kecil yang mengelus punggungnya. Putrinya mencoba menenangkannya. Ia jadi teringat ketika ia tak sengaja melihat Zoeva yang juga menenangkan si kembar saat demam.

Benar-benar dewasa, dulu yang melakukan tersebut adalah istrinya. Namun, istrinya dulu malah ikut menangis ketika Junar sedih.

Tapi saat ini Zoeva tak menangis ketika menenangkannya. Zoeva benar-benar fokus untuk menenangkan dirinya. Junar merasa seperti ditenangkan oleh seorang psikolog.

"Jangan nangis ayah. Muka ayah jelek kayak monyet kalau nangis" Ucap Zoeva yang membuat tangisan Junar berhenti, putrinya mengatakan apa? Monyet?

"Zoeva belum bisa maafin ayah. Ayah tau sendiri kan kesalahan ayah. Tapi Zoeva mau kasih ayah kesempatan buat perbaiki segala perbuatan ayah.  Waktu yang berjalan terus nanti bakalan jadi jawaban buat Zoeva" Ucap Zoeva

"Setidaknya sebelum gue mati dan pergi dari dunia ini" Batin Zoeva merasa sesak

"Iya sayang. Makasih udah ngasih ayah kesempatan. Kesempatan itu gak bakal ayah sia-siain. Mulai sekarang sampai kapanpun putri kesayangan ayah cuma Zoeva" Ucap Junar sambil memegang kedua tangan kecil putrinya

Dengan banyak hal yang terjadi dan dengan kesalahan pahaman yang hilang diantara keduanya membuat semuanya kembali berjalan baik.

Zoeva tak menyangka bahwa akhirnya ia akan ikut campur sampai sejauh ini. Apakah kelakuannya ini salah?

Perlahan keduanya tertidur dengan Junar yang memeluk tubuh kecil Zoeva. Langit malam ini sangat terang menunjukkan perasaan keduanya yang kembali membaik.

Dipagi hari keduanya dikejutkan dengan si kembar yang tiba-tiba datang ke kamar Zoeva. Tampaknya kedua nya marah pada Junar.

"Ah pantes kita disuruh tidur duluan!" Ucap Alex kesal

"Ayah curang" Ucap Axel ikutan kesal

"Oh aja sih" Balas Junar santai

Si kembar akhirnya ikutan naik ke kasur dan memeluk adik kecil mereka yang sepertinya akan kembali berbaring, mungkin Zoeva masih mengantuk.

Junar yang melihat itu tak terima dan ikut menarik untuk memeluk Zoeva. Dan akhirnya terjadilah aksi rebutan antara bapak dan kedua anak laki-lakinya tersebut.

Zoeva yang ingin pura-pura tidur agar tidak terkena pertengkaran mereka, menghela nafas pasrah. Gawat sampai kapan dirinya jadi ajang tarik tambang seperti ini.

"Setidaknya ada kesalahpahaman yang berakhir bukan? Bisakah semuanya berjalan tanpa menghilang sama sekali?"

                                         *******
Dedek Zoe manis sekali author jadi ikutan sayang😘
Btw author fokusnya lebih ke keluarga sama pertemanan ya. Untuk romance belum kepikiran, soalnya yang penting kesalahpahaman tuntas.

Udah dulu buat reader yang baca jangan lupa vote ya🥺🥺🥺 ajakin temen kalian buat baca kalau misalnya cerita buatan author menarik hehe😺😺

Oke sip jangan lupa vote
Jangan plagiat (BIG NO!!!)
And see you again👋🤗

Exchange Souls Just To Be A Side Character (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang