“Don't give it up just yet, stay grand”
haii
welcome to extra chapter!!
aku berharap cerita pertama ku ini bisa kalian terima
maaf untuk kurang lebihnya, selanjutnya aku akan memperbaiki nya yang selama ini kurang. Thanks....___________________
Yn dan Jay duduk berdua di sebuah sofa. Ini adalah rumah yang di khususkan Jay untuk Yn. Rumah yang lebih gampang membuat Jay selalu mengunjungi Yn. Rumah yang membuat nya gampang untuk selalu mengawasi Yn.
Yn belum menerima ini karena saat itu juga kedua orang tua Jay menjenguk Yn saat mereka berdua baru sampai dirumah itu. Kedua orangtuanya Jay memohon agar Yn menetap disana entah bagaimana keduanya bisa segampang itu menerima Yn tapi Yn tetap merasa tidak nyaman dan tidak enak. Jadi Yn hanya menuruti permintaan Kedua orangtuanya Jay untuk melihat rumah itu terlebih dahulu. Karena ia pikir hanya ini waktu untuk sementara yang bisa ia lakukan untuk menghargai Jay dan kedua orangtuanya.
"Anggap aja aku lagi nitip rumah ke kamu ya?" Ucap Jay meyakinkan Yn.
Jay duduk dan Yn berbaring, menjadi paha Jay bantal. Tangan Jay setia mengusap surai rambut Yn. Matanya menatap lekat ke arah Yn.
"Kamu menyelamatkan aku, setidaknya biarkan aku menyelamatkan kamu juga" Lanjut Jay membuat Atensi Yn berpindah.
Yn memperhatikan Jay, mata pria itu mulai tertutup. Tangan Yn menarik tangan Jay untuk menyentuh pipinya. "Jay. aku gabisa. aku gabisa hadapin diri aku sendiri, jujur keluarga aku aja masih aku anggap asing dan semua yang mereka keluarkan untuk aku masih aku anggap hutang. Hutang yang harus aku bayar sama mereka. Tapi aku tidak pernah merasa terbebani setiap saat mereka membutuhkan aku. Apalagi sama kamu, maaf kalo ini menyakiti kamu tapi nyatanya aku memang tidak pernah bisa berdamai dengan orang-orang yang nyatanya tulus sama aku" Yn mengucapkan nya dengan air mata yang tercelos begitu saja. Ia tidak terisak hanya mengeluarkan bulir-bulir air mata disertai sesak pada dadanya.
Yn dengan sigap menghapus air mata itu dan mengambil posisi duduk. Melipat kakinya dan duduk menghadap Jay, begitu pun Jay yang kembali membuka matanya setelah mendengar ucapan Yn yang membuat nya sedikit kecewa namun ia juga paham Yn seperti ini, Yn tidak pernah bisa menemukan kenyamanan yang abadi oada setiap orang.
Jay melihat mata Yn. Luka yang kembali terbuka, seakan mata Yn menunjukkan bahwa dirinya kembali membuka beberapa lembaran luka dalam hidupnya.
"Kamu mau gimana sekarang?" Tanya Jay, matanya beralih pada 1 ransel besar milik Yn untuk persediaan baju nya selama tinggal disini. Tidak semua barang Yn dibawa karena Yn menahannya dan bahkan tentang tas ransel itu Yn tidak mengetahuinya Jay membawa itu. "Tas itu udah disini artinya--"
KAMU SEDANG MEMBACA
u got me, babe [Jay Enhypen fun fiction]
Fanfiction[⚠️ DI LARANG PLAGIAT] { Tolong hargai cerita yang saya buat sendiri, even cerita ini masih baru but tolong bantuannya, Terimakasih;) } Judul awal : From bias to boyfriend Seorang gadis Indonesia yang harus terbang ke korea untuk pendidikannya dan...