Bab 24

69 8 0
                                    

drrt drrt

Suara ponsel milik Yn dengan suara rintikan hujan, di banding keduanya Yn lebih memilih menikmati suara hujan yang ia pandangi saat ini di pintu balkonnya. Seminggu sejak hari itu Yn sama sekali tidak pernah tahu tentang Jay, padahal ia tahu Enhypen sekarang sedang sibuk-sibuknya, namun walau tidak pernah tahu kabarnya Yn tetap mengirimkan Jamu ke dorm mereka lewat seseorang yang Yn dan Jay kenal.

"Ih ini gimana sih ceritanya? ini gua beneran galau?!!!" Teriak Yn frustasi.

Dia tersadar sekarang, telinga nya mendengar suara hp nya yang sudah berdering sejak tadi. Yn langsung menghampiri ponselnya.

Yn yang tepat berada di hp nya kini berjalan mundur, setelah melihat nama yang muncul disana J🕊️. Gadis itu menelas salivahnya, matanya mengerjap beberapa kali.

"Ngga mungkin itu Jay kan?" Yn kembali melangkah kedepan untuk memastikan sekali lagi. "Jay?!! ini beneran?!!!!!" Tanya Yn.

Panggilan itu akhirnya berakhir, saat melihat notifikasi nya, 12 panggilan tak terjawan dari Jay. Apa ia selama itu tidak menjawan panggilan nya, tidak ada notifikasi pesan chat sama sekali hanya ada panggilan tak terjawab dari Jay seorang.

Sekali lagi ponsel itu berdering, dengan cepat Yn mengambil nya dan mulai mengangkat telepon Jay.

"Halo?"

"Eh? Ini bukan Jay?" Tanya Yn saat yang ia dengan bukan suara Jay.

"Ini aku heesung, ah bisakah kau ke dorm sekarang? kami akan pesankan mobil untuk mu!"

"Nde? wae? m-maksudku kenapa tiba-tiba?"

"Jay sudah mabuk parah, dia berontak dan selalu menyebut nama mu, dia butuh jawaban mu. Walaupun jawaban mu tidak menyadarkan nya sekarang tapi kehadiran mu akan sangat berarti disini" Jelas Heesung, dari sebrang sana ia mendengar suara ricuh, samar-samar ia juga mendengar suara Jay yang meneriaki namanya.

Yn terdiam, dia tidak habis pikir dengan semuanya. Apa mungkin sekarang waktunya ia memberi jawaban. Tapi dia sendiri juga bingung, selama 1 minggu ini ia hanya membayangkan konsekuensi mereka saat berpacaran. Yn tidak berbohong, dia memikirkan hubungan mereka akan kandas cepat atau lambat, terlalu banyak perbedaan di antara mereka.

Agama, status sosial, lingkungan, dan banyak lainnya. Namun satu sisi Yn merasa bahwa dirinya menjadi berbeda saat mengenal sosok Jay, entah apa alasannya tapi itulah yang ia rasakan.

Kembali ia dengar suara Jay yang sedang berteriak dengan sedikit isak, mendengar itu hatinya seperti tersayat. Bukan hanya kasihan, tapi hatinya menjadi lebih sakit, nafasnya menjadi sesak.

"Aku ke sana sekarang ya, tapi huj--"

"Kami sudah pesankan mobil, dia akan mengetuk pintu mu dengan membawakan payung"

Tok tok

"Itu?"

"Sudah, dia sudah di depan pintu cepatlah!"

Tut

Heesung memutuskan sambungannya, Yn segera berlari mengambil tas nya yang masih tergeletak di sofa dengan beberapa kertas berserakan, ponsel yang masih ia genggam ia sama sekali tidak berganti berpakaian karena sudah terlalu panik sekarang.

Pergi dengan rambut yang di cepol, kaos lengan pendek, dan rok selutut juga hanya menggunakan sendal biasa karena terburu-buru.

"Nyonya Yn?" Tepat saat membuka pintu ia sudah di sambut oleh seorang pria paruh baya.

"Iya pak, kita berangkat sekarang ya pak"

Sepanjang perjalanan ia tak berhenti memikirkan keadaan Jay sekarang, pikirannya tidak berhenti menanyakan kondisi Jay sejak tadi, sekarang, dan kedepannya. Ibu jarinya selalu menggaruk jari telunjuk nya karena terlalu panik saat itu.

u got me, babe [Jay Enhypen fun fiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang