bab 6

132 9 0
                                    

Yn berdiri di balkon ruma dusunnya. Disana masih terlihat terang dan ramai karena banyak penghuni remaja di sana biasa berkumpul. Yn berdiri dengan segelas teh hangat di tangannya, dan kue brownies coklat di tangannya.

Hap

Satu lahapan dapat mengahabisi brownies di tangannya.

"Gini aja hari hari malem minggu gue di korea, Hana kalo malem minggu sibuk sendiri, kasian juga dia tapi bagaimana dengan nasib saya adik-adik" Oceh nya sejak tadi.

"Permisi"

Suara seorang pria yang terdengar tidak asing, suaranya seperti sering ia dengar.

Kepalanya menoleh kesamping dan melihat sosok seorang yang mengenakan topi hitam, dengan masker dan kaca mata.

Saat Yn melihat matanya dia bisa tau kalau pria itu adalah seseorang yang belakangan ini menggangu pikirannya.

Jay.

"DAEBAK!" Satu ucapan heboh yang keluar dari mulut gadis itu.

"Sst" Tangan Jay kini menutup mulut Yn, dan berbisik langsung tepat di sebelah telinga Yn.

"Kumohon jangan mengambil perhatian mereka, mereka bisa langsung tau siapa aku"

Yn yang mendengar itu terpaku, dia merasakan badannya sama sekali tidak bisa bergerak setelah mendengar bisikan dari Jay. Namun dengan cepat dia membuyarkan semuanya, matanya melihat ke bawah, orang-orang masih ramai dengan beberapa pasang mata yang memperhatikan mereka.

"Hey, bawalah pacar nu masuk kedalam jangan bermesraan didepan kami" Teriakan sekaligus ledekan dari remaja di bawah sana.

Yn dengan cepat menarik tangan Jay untuk masuk ke dalam rumahnya, dan langsung menutup pintunya dengan cepat.

Jay melihat itu sedikit terkekeh, ekspresi gadis itu sangat menggemaskan. Ah bahkan Jay tidak menolak pegangan tangan dari Yn, hatinya terasa hangat, pikirannya terasa sangat lega.

"Mian Jay, aku benar-benar refleks" Ucapnya setelah menutup pintu.

Jay tersenyum dan menggeleng "Its okay, nothing to do now"

"Ayo silahkan duduk, ini gunakan sendal rumahnya agar lebih hangat"

Yn berjalan duluan mempersilahkan Jay duduk.

"Mau minum sesuatu? atau kau ingin makan sesuatu" Tawar Yn dengan sedikit santai walaupun jiwanya sedang meronta-ronta.

"Apa saja yang ada, yang penting semuanya buatan mu" Jawab Jay dengan lancang dan senyuman yang terus mengembang dari wajahnya.

Yn lagi-lagi terdiam, Jay selalu punya cara untuk membuatnya tidak bergeming.

"Ayo jalan ngapain masih diem di sini, cepetan!" Batin Yn dengan mata yang masih kaku.

"Kau tidak apa-apa?"

Akhir pertanyaan dari Jay membuatnya langsung berlari ke dapur yang tidak jauh, singkat saja dapur dan ruang tamu memiliki jarak yang sangat dekat. bahkan saat di dapur pun semuanya akan terlihat jelas.

Sepanjang Yn di dapur dia sama sekali tidak berani melihat Jay yang berada di ruang tamu, jantung nya masih berdetak tak beraturan sekarang. Matanya terpejam sesaat membayangkan haluannya selama ini hampir terjadi. Pikirannya tak lepas dari sosok Jay yang belakangan ini selalu datang ke apartemennya.

Minumannya sudah di sajikan, dia beralih ke lemari makanan dan mengambil tempat makan yang berisi kue coklat.

Tangan nya sudah memegang nampan, mata nya kembali ia pejamkan "Bismillah, jangan salting, jangan baper, ini keberuntungan yang sesaat" Kakinya mulai melangkah ke arah ruang tamu.

u got me, babe [Jay Enhypen fun fiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang