Menceritakan ke empat pemuda yg memiliki sahabat namun jatuh cinta pada gadis lain ..
tanpa para pemuda itu sadari gadis yg selama ini dia anggap sebagai sahabat nya itu menyimpan sejuta rasa ..
Akankah cinta para gadis itu terbalaskan oleh para pem...
Setelah perdebatan nya dengan Seulgi Jimin memutuskan untuk bertemu dengan Taehyung di cafe milik Jungkook.
"Kau sudah menghubungi Taehyung?" Tanya Jungkook
"Ini baru akan aku hubungi" ucap Jimin
Menekan nomor Taehyung, Jimin menghubungi Taehyung dan sambungan telpon itu terhubung. Jungkook yg tengah meniup Coffe nya yg panas hendak menyeruput Coffe itu namun.
"T-tolong aku___"
Seketika saja Jungkook menyemburkan kembali Coffe yg tengah dia minum, Jungkook dan Jimin terkejut secara bersamaan. Suara Taehyung terdengar parau dan kesakitan.
"Yaak! Kim Taehyung! Dimana kau?!" Tanya Jimin
Namun di sebrang sana tak kunjung menjawab panggilannya.
"Kook! Lacak nomor ponsel Taehyung! Dimna dia berada cepat!"
Tanpa menunggu Jungkook merogoh ponselnya dan segera melacak keberadaan Taehyung.
"Dapat! Bukankah ini rumah Jennie?"
Jimin meraih ponsel itu dan melihat, benar itu rumah Jennie.
"Ayo kita kesana kook!"
Saat hendak berbalik keduanya kembali terkejut karena Lisa yg tiba-tiba berdiri di hadapan keduanya.
"Kalian mau kemana?" Tanya Lisa
"Ah khamchagia!!" Kedua nya berteriak secara bersama
"Kalian kenapa?"
"Yaaak! Sejak kapan kau disana Lisa!" Ucap Jimin
"Sejak tadi, kenapa panik sekali?"
"Taehyung ada dirumah Jennie dan sepertinya terjadi sesuatu padanya" Jungkook
"Benarkah? Boleh aku ikut?"
"Untuk apa?" Jungkook
"Memangnya kalian tau pin untuk masuk kedalam rumah Jennie?"
Keduanya pun saling pandang dan menggelengkan kepala.
"Karena itu kalian membutuhkan ku untuk masuk kesana"
"Ah sudahlah! Kau ingin ikut! Ayo cepat kita bergegas aku takut Taehyung kenapa kenapa" Jimin
Mereka bertiga akhirnya pergi menuju rumah Jennie..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesampainya di sana Jimin sudah lebih dulu berlari hendak membuka pintu namun pintunya terkunci.
