***
Pagi yang mendung.
Suasana rumah yang biasanya hangat kini terasa dingin. Bukan karena hujan, tapi karena sepasang suami istri yang saling diam di meja makan.Jimin sesekali mencuri pandang pada wanita berbalut gaun rumahan berwarna peach itu. Tapi secepat mungkin ia memalingkan wajahnya saat si wanita menyadari jika sedang ditatap.
Setelah pertengkaran mereka semalam, Jimin memutuskan menyimpan kembali jaket pemberian Hae Mi. Meskipun dalam hati begitu berat karena ini hanya pemberian tapi Jimin tidak ingin menambah kekesalan di hati istrinya.
"Kenapa tidak dihabiskan?" Jimin membawa pandangannya mengikuti Lya yang sudah berdiri sambil membawa piring bekas makannya ke tengah dapur.
"Aku sudah kenyang."
Obrolan yang begitu singkat dan dingin mengiringi pagi keduanya. Tidak ada pertanyaan konyol tentang rambutku harus disisir ke samping atau ke belakang. Hanya ada Lya yang menyiapkan satu stel pakaian untuk Jimin kenakan pagi ini.
Jimin menyelesaikan kegiatan sarapan paginya seorang diri. Lya yang baru saja keluar dari dapur, berjalan ke arah balkon setelah sebelumnya membuka semua jendela kaca, membiarkan udara serta sinar matahari pagi masuk ke dalam rumah.
"Jangan lupa siang nanti kita pergi ke dokter Hwang. Aku sudah membuat janji."
Lya yang sedang menyalakan alat pembersih lantai lalu mengangguk. "Aku bisa berangkat sendiri. Tidak perlu diantar. Berikan saja alamatnya."
Jimin terpaksa berhenti ketika langkahnya sudah berada di ujung foyer. Ia lantas berbalik dan berjalan ke arah Lya dengan cepat.
"Aku tau kita sedang bertengkar. Tapi kau harus ingat," Jimin menatap kedua mata Lya dalam-dalam. "Aku akan selalu mengantarmu kemanapun kau pergi. Dan tidak akan membiarkanmu sendirian."
Setelah mengatakan itu, Jimin meraih dua bahu Lya yang kemudian ia tarik mendekat lalu ia kecup keningnya. "Jangan lupa vitaminmu. Sudah aku siapkan di atas meja."
Jimin sudah berbalik memunggungi Lya lalu berjalan menjauh dan berakhir menghilang di balik pintu.
Lya masih berdiri mematung menatap kepergian suaminya. Ia masih merasa kesal dengan ucapan Hae Mi kemarin. Ditambah Jimin yang masa bodoh tidak mau berusaha untuk membujuk.
"Aku juga bisa berteman seperti caramu berteman dengan wanita sialan itu!" oceh Lya uring-uringan.
Beep!
Ponselnya berbunyi dan tampak satu pesan masuk terlihat di layar.Hae Mi :
Jim pagi ini kita ada meeting.
Tidak lupa kan?"Buru-buru sampai tidak sadar ponselnya tertukar," Lya meletakkan kembali ponsel milik Jimin di atas meja di dekat Jimin meletakkan vitamin yang disiapkan untuk Lya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARK & LEE
FanfictionJimin bertekad mencari manusia yang sudah menghancurkan hidupnya lima belas tahun yang lalu. Hingga akhirnya ia membangun sebuah firma hukum dibantu oleh Hae Mi dan teman-temannya. Siapa sangka di tengah pencarian itu Jimin justru bertemu dengan se...