Selamat membaca
3 Hari sudah terlewati, Naren sangat merindukan kakaknya, tetapi kamarnya masih saja terkunci. Bahkan ia sekarang sendirian di kelas, Revan dan Haikal yang sama sama sedang berada di siklus Heat mereka.
Dan saat ini ia sedang bersiap untuk pergi ke sekolah sendirian. Sesampainya di sekolah ia langsung menuju kelas nya dan duduk di kursinya yang berada di pojok kelas. Tak lama setelahnya ia melihat Juan yang sepertinya sudah selesai dengan masa Rut nya.
"Kenapa bang Regan belum selesai" gumamnya pelan
Setelah itu ia menyandarkan kepala nya ke atas meja dan menatap ke arah jendela kelasnya. Ia menikmati angin sejuk di pagi hari. Baru saja ia akan terpejam tiba tiba sebuah tangan menepuk nepuk punggungnya. Naren berdiri dan melihat Juan yang sedang berdiri di depannya sambil membawa sebuah bingkisan.
"Ini punya lo" ujar Juan yang langsung pergi setelah meletakkan bingkisan tersebut di atas meja nya
Naren membuka itu dan melihat kaos putih nya yang dahulu ia cari untuk berolahraga. Ia kebingungan kenapa kaos itu berada di tangannya.
"Kenapa bisa di dia?"
"Ahhh bodo lah yang penting ketemu"
Bell masuk pun berbunyi dengan cepat teman teman di kelasnya langsung masuk ke kelas dengan terburu buru. Tak lama setelahnya guru yang mengajar hari ini masuk ke kelas nya.
"Haduhh dikit banget kelas kalian" ujar guru tersebut
Naren melihat ke sekeliling dan benar saja kelas mereka sangatlah sepi karena hanya beberapa murid saja yang berangkat. Sisanya sedang dalam masa heat dan rut.
Guru tersebut langsung menuliskan tugas di papan tulis dan memberikan penjelasan. Setelah itu ia pergi meninggalkan kelasnya.
"Na, lo bisa bantu ini gak?" tanya seorang siswa
"Ohh ini jadi–"
"Na, ikut gue" ujar Juan yang langsung menarik Naren pergi dari kelasnya
"Akhh sakit Ju"
Dan disinilah mereka, rooftop sekolah. Entah kenapa Juan mengajaknya kesini tetapi ia sangat terkejut ketika melihat pemandangan disini.
"Jadi kenapa lo bawa gue kesini?" tanya Naren
"Gaada"
"Maksud lo?" tanya Naren tak percaya
"Gaada alasan gue bawa lo kesini"
"Jadi lo cuman asal narik tangan gue doang?!"
"Hm"
"Wahh gak jelas lo Ju" ujar Naren yang langsung pergi untuk meninggalkan Juan
"Jangan lupa tugas wawancara, hari sabtu" ujar Juan yang masih bisa di dengar oleh Naren
Setelah meninggalkan Juan, Naren dengan berlari ia menuju ke kelasnya. Tetapi sepertinya ini adalah hari sial nya. Saat tengah berlari ia tiba tiba terjatuh karena kaki seseorang.
"Habis ngapain lo dari atas?" tanya seorang siswi alpha yang tadi dengan sengaja meletakkan kaki nya
"Habis godain Juan lo? Heh! Omega lemah, lo gak pantes buat Juan yang gagah gitu. Lo pantes nya di buang di pinggiran" ujarnya
"Dengan maksud apa lo begitu?" tanya Naren mencoba memberanikan diri
"Berani juga ternyata lo"
"Akhhh" rintih Naren ketika wajah cantiknya ditendang oleh siswi tersebut
"Heh! lo siswa baru gausah sok berani lo, gue anak dari pemilik sekolah ini"
"Berani berani nya lo sama Zeva" ujar temannya
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Mine | ABO (END)
Teen FictionSeorang pemuda omega yang baru saja pindah ke sekolah baru nya bersama kakak nya yang memiliki aura kebalikan dari nya. Saat ini ia sudah berada di kelas 11. Mereka pindah karena lingkungan rumah lama mereka yang sangat tidak aman. ABO Mpreg BXB Adu...