Thirty One.

439 29 2
                                    

Selamat membaca

.

.

.

"Ahhhh ahhhh nghhh Juanhhh ahhh"

"Ahhhh shit nghhh"

"Ahhhh keluar nghhh keluarhhh"

Naren pun mengeluarkan tampungannya ke atas kasur mereka dengan penis Juan yang masih menusuk nusuk di lubang nya. Saat ini jam masih menunjukkan pukul 9 pagi, dan mereka sudah melakukannya sejak pukul 5 pagi. Sudah 4 jam mereka melakukannya dan Juan sama sekali belum mengeluarkan tampungannya.

Sedangkan Naren, ia sudah keluar sebanyak 6 kali. Bahkan kini sperma nya sudah sedikit ketika ia pelepasan.

Juan dengan cepat langsung menggerakkan penis nya lagi hingga ia mencapai pelepasannya. Namun, sudah 2 jam, Juan masih belum mendapatkan pelepasannya.

"Ahhhh nghhh Juanhh capek hahh"

"Ahhhh nghhh keluar aghhh" desah Juan

Juan pun menancapkan penisnya dalam dalam dan mengeluarkan isi tampungannya sembari menggigit pundak Naren. Feromone Juan juga menjadi sangat banyak dan hal itu membuat Naren melemah.

"Aghhhh Juanhhh"

Juan pun melepaskan gigitannya lalu kembali menggerakkan penis nya hingga mereka selesai saat hari sudah menunjukkan pukul 2 siang. Juan pun melepaskan penisnya dan menggendong Naren untuk dibersihkan tubuhnya.

"Maaf sayang" ujar Juan

"Gapapa Juan, kamu lagi rut" ujar Naren yang sudah sangat lemas

Naren pun menyenderkan tubuh nya pada dada Juan dan menyamankan posisinya. Ia sangat lelah sekaligus lapar karena belum makan sama sekali. Juan pun mengelus elus pipi Naren dan memeluk tubuh tersebut.

"Tidur aja gapapa, nanti aku bawa ke atas kasur"

"Hum iya Juan" ujar Naren sembari menutup matanya

Setelah beberapa saat, Juan rasa mereka sudah cukup berendam nya. Ia lalu mengangkat tubuh Naren dan membawanya keluar dari kamar mandi. Ia lalu membawa tubuh nya diatas pangkuannya dan duduk bersandar di kepala kasur dengan sprei yang sudah diganti. Ia juga tak lupa menaikkan selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua.

"Nghhh Juan" lenguh Naren sembari menyamankan posisinya

"Hm? ada apa hm? ada yang sakit?"

"Gak Juan, mau kiss" ujar Naren

Juan pun tersenyum lalu ia mencium bibir Naren dan melumatnya lembut. Setelah di rasa cukup, Juan pun menarik bibir nya dan menyatukan kening mereka.

"Lagi Juan"

Juan pun terkekeh lalu kembali mencium bibir Naren. Dan lama kelamaan, Naren mulai terbawa suasana dan tentu saja hal itu membuat Juan juga terbawa akan arus yang dibawa oleh Naren.

"Sayang, udah, kamu masih sakit" ujar Juan

Naren pun tersenyum, ia lalu kembali bersandar pada dada Juan. Juan juga menepuk nepuk punggung Naren dengan lembut agar membawanya tidur kembali.

"Juan, kalo ada keajaiban di perut aku gimana?"

Mendengar hal itu Juan pun menghentikan aksinya dan menarik dagu Naren. Ia hadapkan wajah itu untuk menghadapnya dan mencium sekilas bibirnya.

"Kalo ada, berarti kita ditakdirin buat jaga anak lagi sayang, aku siap kalo harus jadi ayah dari dua anak, kita sebentar lagi lulus, aku bakal lanjutin perusahaan daddy"

It's Mine | ABO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang