Four.

2.2K 119 3
                                    

Selamat membaca



"Ayah, kali ini saja"

"Tidak Regan, kamu masih ingat apa yang terjadi sebelumnya? kamu hampir membunuh nyawa seseorang Regan"

"Biarkan ayah yang mengurus hal ini, kamu hanya perlu menjaga adikmu saja"

"Baiklah ayah"

Kedua nya langsung menuju ke kamar masing masing dan beristirahat. Berbeda dengan Naren, ia mengantarkan Juan ke depan karena sebagai tuan rumah tidak enak hati jika meninggalkannya, itu pun karena terpaksa.

Setelah Juan pergi baru Naren masuk ke rumah dan kamarnya untuk tidur.

Tak terasa hari baru bermulai. Naren bangun dengan senyuman indahnya di bawah hidungnya. Ia lalu bersiap untuk pergi ke sekolah. Ia turun kebawah dan melihat abang nya yang sudah duduk di meja makan.

"Pagi bang Regan"

"Hm, pagi, tumben bangun cepet"

"Hehe"

Naren lalu menyusul duduk di samping abangnya dan menunggu ayah dan mama nya duduk di depan mereka. Sembari menunggu ia bermain dengan handphone nya. Tak lama kemudian ayah dan mama nya turun berdua.

"Adek mama cariin di kamar ternyata udah turun duluan"

"Hehe, ayo ma cepetan terus makan"

Mamanya hanya bisa tersenyum lalu mereka mulai makan bersama. Setelah selesai, Regan dan Naren langsung berangkat ke sekolah. Dan ayahnya juga berangkat ke kantornya.

"Bilang ke abang kalo kamu masih gaada temen buat ke kantin" ujar Regan

"Iya bang"

Naren menatap sedih ke arah luar jendela. Ia takut jika nanti Zeva dan teman temannya memukulinya lagi. Karena Haikal dan Revan belum kembali masuk sekolah lagi.

Sesampainya di sekolah, Regan mengantar Naren untuk pergi ke kelasnya. Disaat yang bersamaan, Zeva dan teman temannya tak sengaja lewat dan memperhatikannya. Naren hanya bisa menunduk ketika Zeva cs melewati dan memberikannya tatapan.

Regan yang melihat itu langsung paham dengan apa yang sebenarnya terjadi. Ia hanya bersabar dan mengusap rambut adiknya agar sedikit tenang.

"Udah, sana masuk, nanti abang yang urus" ujar Regan

"G-gausah bang, Naren t-takut"

"Gak ada yang perlu ditakutin dek" ujar Regan sembari memeluk adiknya

"Hiks hiks"

Mendengar isakan Naren, Regan langsung mengeluarkan feromone nya yang menenangkan. Ia juga mengusap usap punggung dan kepala Naren agar ia tenang.

"Cup cup cup, gausah nangis dek, abang ada buat adek, kalo butuh apa apa bilang ke abang aja okay?"

"Ung" ujar Naren sembari menganggukkan kepala nya yang masih di dada Regan

"Yaudah sana masuk"

Naren menurut dan melepaskan pelukannya pada sang kakak. Setelah itu Naren masuk ke kelas nya dan duduk di bangku nya. Tak lama kemudian teman teman kelasnya menghampirinya. Membuat Naren kebingungan.

"Lo gapapa kan Na?"

"Gimana? masih ada yang sakit gak?"

"Zeva sialan, awas aja dia"

"Kalo dia beta udah gue pukulin tuh anak"

"Gue gapapa kok, kemarin kak Marvin sama Juan yang ngerawat gue" ujar Naren

It's Mine | ABO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang