Sixteen.

1K 57 1
                                    

Selamat Membaca

.

.

.

.

1 Minggu telah berlalu, Juan juga sudah diperbolehkan pulang, meskipun ia tetap harus banyak beristirahat. Naren juga merawatnya dengan baik saat di rumah.

Saat ini ia sedang berada di sekolah bersama Naren. Tepatnya berada di kantin. Saat ini sedang jam istirahat, dan tentu saja banyak orang di dalam kantin tersebut, meskipun kantin sudah dibagi menjadi 3 lantai untuk setiap angkatannya.

Dan setiap ada orang yang melewati meja mereka, orang tersebut membicarakan mereka karena kejadian minggu lalu hingga menyebabkan Zeva dan teman teman nya di penjara.

Hasil terbarunya adalah Kepala Sekolah mereka di pecat dan juga ayah Zeva yang tidak diperbolehkan untuk mengelola sekolah tersebut. Sekolah tersebut jatuh di tangan ayah Naren sehingga ayah Naren lah yang akan mengelola sekolah ini kedepannya.

Tak lama kemudian bell tanda masuk berbunyi, Naren dan Juan dengan segera langsung menuju kelas mereka. Meskipun mereka hanya berjalan saja. Disepanjang perjalanan, Juan terus menggenggam tangan Naren.

"Kamu harusnya istirahat Juan" ujar Naren

"Biarin sayang, aku gamau lihat kamu di godain"

"Emang ada?"

"Ada ya, Haikal sama Revan bilang ke aku"

"Hhhh, iyaa, aku akhir akhir ini sering digodain sama alpha lain, cuman feromone kamu kan ada di tubuh aku, jadi mereka sedikit takut" ujar Naren

Juan hanya tersenyum saja, setelah itu Juan menarik mereka ke sebuah ruangan yang terdapat kasurnya. Tentu saja ruangan itu ruang UKS, disana Juan langsung memeluk Naren dan menghirup feromone nya dalam dalam.

"Udah mendingan?" tanya Naren yang dibalas gelengan oleh Juan

Jika sudah seperti ini, biasanya Juan sedang kelelahan, karena ya memang ia masih harus banyak istirahat, apalagi lehernya yang terluka karena pada suntikan pertama, suntikan tersebut hampir membuat kulit lehernya robek.

Setelah cukup, Juan melepas pelukannya dan mencium bibir Naren. Ia sedikit melumatnya hingga Juan tak sadar jika ia mengeluarkan feromone nya untuk menuntun Naren melakukan lebih dari sekedar ciuman.

Ciuman tersebut di lepaskan oleh Naren yang menahan dada Juan. Bahkan Juan sudah hampir membuat kissmark di area leher Naren.

"J-Juan, kita masih disekolah" ujar Naren

"..."

Tanpa menjawab, Juan langsung menggendong Naren menuju ke Ruang OSIS. Untung tidak banyak sorot mata yang memperhatikan mereka. Karena para kelas tentu nya sudah diisi oleh para guru pengampu mapel.

Sesampainya di Ruang OSIS, Juan langsung menurunkan Naren ke atas meja. Lalu ia berjalan menuju pintu untuk mengunci pintu tersebut.

Setelah terkunci, Juan langsung menghampiri Naren dan mencium bibirnya. Kali ini ciuman tersebut sedikit agresif. Tangan Juan juga sudah mulai membuka resleting jaket seragam olahraga milik Naren.

Karena terbuai oleh feromone suaminya, Naren juga sudah mulai memperdalam ciuman dengan mengalungkan tangannya di leher milik suaminya. Setelah agak lama bercumbu, Juan melepaskan ciuman tersebut dan mendorong tubuh Naren.

"Aku bakal cepet sayang, dan jangan keras keras desahnya, okay?" ujar Juan yang dibalas anggukan oleh Naren

Sebenarnya perasaan Naren sedikit senang dan sedikit takut saat mereka akan melakukan seks di Ruang OSIS ini. Karena, Naren pernah mengatakan jika ia ingin mencoba nya melakukan seks di sekolah kepada Juan, sudah sedikit lama sebenarnya.

It's Mine | ABO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang