Nineteen.

1.1K 49 4
                                    

Selamat membaca

.

.

.

Pagi yang cerah untuk memulai aktifitas yang dilakukan oleh anak remaja. Sekolah. Saat ini Naren sudah selesai dengan masa heat nya, setelah dibantu oleh sang suami.

"Juan ihhh" ujar Naren ketika ia diganggu oleh Juan

"Hhh, maaf sayang, habisnya lucu sih"

"Astaga pasutri udah berangkat lagi" ujar Haikal yang baru saja masuk ke dalam kelas

"Beruang, lu belum cerita ke kita soal hubungan lu sama kak Marvin" ujar Naren

"Ntar gue ceritain, sekarang ceritain bekas kemerahan di leher lo dulu" ujar Haikal

Mendengar ucapan Haikal, ia pun mengambil handphone nya dan melihat ke arah layar handphone nya yang mati. Dan benar saja ada bercak kemerahan di sana yang masih terlihat jelas.

"Ini kemarin gue heat, ya wajar dong" ujar Naren dengan wajah yang sudah memerah

"Gue ngewe sama Naren kenapa? lu pengen?" ujar Juan dengan sarkas

"Iye dan pak suami yang galak, gue mau keluar dulu" ujar Haikal

Juan pun kembali bermanja ketika Haikal sudah benar benar meninggalkan mereka berdua. Sedangkan Naren berusaha untuk menutupi bercak yang ada di lehernya.

"Nanti kalo guru lihat gimana Juan"

"Gapapa sayang, kita udah sah suami istri" ujar Juan

"Juann" rengek Naren yang hanya bisa di balas dengan gelak tawa milik Juan

Tak lama kemudian bell masuk berbunyi, Revan dan Haikal juga kembali masuk ke dalam kelas. Setelah itu barulah guru yang akan mengisi pelajaran hari ini masuk ke dalam kelas.

"Juann" rengek Naren pelan

"Iyaa nanti aku bersihin" ujar Juan

"Pake apa?"

"Pake bedak nya Haikal" ujar Juan

"Apaan sebut sebut nama gue" ujar Haikal

"Gue minta bedak lo, ntar gue bayar 200 ribu" ujar Juan

"Oke deal"

Setelah itu Haikal menyerahkan bedak nya yang cukup tebal. Setelah diterima, Juan menyembunyikan beda itu di dalam loker nya dan kembali fokus pada pelajaran.

Setelah berjam jam kemudian, bell istirahat berbunyi Juan dan Naren juga langsung pergi ke kantin untuk makan. Dan Juan dengan diam diam mengembalikan bedak milik Haikal dan tidak jadi dipakai untuk Naren.

Karena ia ingin pamer dan memberitahu semua orang bahwa Naren adalah istrinya. Dan betul saja, banyak orang orang yang membicarakan tanda kemerahan pada leher Naren.

"Juan, takut" ujar Naren pelan sembari menggenggam tangan Juan erat

Melihat kelincinya yang sangat ketakutan, ia langsung mengeluarkan feromone nya yang sangat menyakitkan. Setelah dirasa cukup, ia menarik tangan Naren dan meninggalkan makanan mereka yang masih utuh.

Juan membawa Naren menuju lorong kecil di sekolah mereka. Ia lalu memeluknya dan menenangkan istrinya yang tubuhnya sedikit bergetar.

"Udah, ada aku sayang"

Lama kelamaan Naren mulai tenang, Juan pun melepaskan pelukannya dan membawa Naren ke dalam supermarket yang ada d sekolahnya. Di Sana Juan mempersilahkan Naren membeli apa saja yang ia mau.

It's Mine | ABO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang