Thirty Six.

701 29 11
                                    

Selamat membaca
.

.

.

Setelah Juan menjemput Melvin tadi, anaknya sedari tadi tak ingin lepas dari pelukan sang bunda. Bahkan Juan sampai tidak bisa berbuat apa apa lagi untuk memisahkan mereka.

"Sayang, buna gapapa" ujar Naren

"Siapa yang ngelakuin ini ke buna" ujarnya sedikit kesal

"Sstt ssttt udah ya, sekarang Mel tidur siang ya?" ujar Naren

"Ndak mau bunaa"

"Melvin, kamu masih butuh tidur siang sayang, kalo udah gede kamu nanti gak bisa tidur siang terus jadi pendek tubuh nya, mau tubuh nya kayak tuyul terus hm?"

"Ndak mau buna"

"Nah yaudah, sekarang kamu tidur ya hm?"

"Baiklah" ujarnya yang langsung pergi menuju kamarnya

Naren pun menghela nafasnya lalu melanjutkan lagi tidurnya yang tertunda. Sedangkan Juan yang mendengar sekaligus melihat percakapan antara sang buna dengan anaknya pun tersenyum kecil. Ia lalu mengambil laptopnya dan memasuki kamarnya.

Ia lalu meletakkan laptopnya di sisi kasur lain lalu ia menaiki kasur tersebut. Ia lalu mengelus wajah Naren. Yang dielus pun sedikit terganggu dan langsung memeluk perut sang suami ketika parfum yang ia kenali masuk ke indra penciumannya.

"Kamu gak diruangan kamu hm?"

"Aku disini aja babe, biar kalo ada apa apa aku standby" ujar Juan

Setelah 3 jam, akhirnya Juan pun selesai dengan pekerjaannya. Ia lalu mematikan laptopnya dan berbaring sembari memeluk sang istri. Ia lalu mencium bibir nya dan melumatnya lembut.

"Sayang, aku minggu depan Rut lagi, persiapkan dirimu ya?"

"Heat ku juga minggu depan Juan"

"Sangat pas sekali ya hum? hhh"

"Mau bikinin Melvin adek?" tanya Juan

"Juan, rahim aku udah dijahit"

"Siapa tau ada keajaiban sayang"

"Tapi, kamu mau banget nambah anak?" tanya Naren

"Kalo dari aku, aku mau sayang, tapi keputusan itu semua tergantung sama keputusan kamu, karena kamu yang menjalani nya nanti"

"Baiklah, Melvin gimana?"

"Kita titipkan ke grandpa nya" ujar Juan

"Nanti pasti dia maksa untuk pulang lagi Juan"

"Kita suruh mereka ajak liburan aja, nanti tiket biar aku yang bayar" ujar Juan

"Terserah kamu Juan, kamu pasti selalu ada plan kalo soal ginian" ujar Naren sembari meletakkan kepalanya di lengan Juan

"Hhh, tau aja kamu"

Dan ya benar saja, 4 hari kemudian, Melvin benar benar diusir dari rumah nya dengan embel embel liburan. Sang ayah sudah tau jika kedua anak nya itu akan mengalami rut dan heat bersama. Maka dari itu ia harus bisa membujuk Melvin agar betah di sana.

"Jangan nakal nakal di sana" ujar Juan

"Ndak daddy, dah dad, bun" ujar Melvin sembari memasuki mobil sang kakek

"Dad, kamu tau kan?"

"Iya Juan, nanti daddy usahain"

"Makasih dad"

Setelah itu, Juan pun masuk dan mengunci pintu rumah mereka. Ia lalu masuk ke dalam kamar dan langsung menindih Naren yang baru saja berbaring di atas kasur setelah mandi.

It's Mine | ABO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang