Eighteen.

960 40 3
                                    

Selamat Membaca

.

.

.

.

3 Hari telah berlalu, kini Juan dan Naren kembali pada kehidupan di sekolahnya. Dan 1 minggu kedepannya, kelas 12 akan melakukan ujian percobaan pertama mereka (Try Out).

Dan karena ada ujian tersebut, tentu kelas 11 dan kelas 10 di pulangkan lebih awal. Namun tidak dengan para anggota OSIS, mereka mulai menggelar rapat besar untuk menentukan generasi yang baru.

"Kamu pulang bareng Revan ya? aku tadi udah bilang ke dia" ujar Juan pada Naren

"Ikut kamuu" rengek Naren

"Aku ada rapat sayang, kamu nanti bosan" ujar Juan

"Gak Juan, janji" ujar Naren

Juan menghela nafas panjang dan berakhir mengangguk. Naren pun kesenangan dan ia dengan excited berjalan bersama Juan menuju ruang OSIS. Sesampai nya di sana, Juan langsung duduk di kursi nya, sedangkan Naren, ia duduk di sofa.

Setelah beberapa menit para anggota yang lainnya mulai berdatangan satu per satu. Hingga semua sudah masuk dan rapat pun di mulai. Kali ini Juan yang memimpin.

"Baik, langsung ke intinya saja, dari kakak kelas sendiri sudah mengajukan 3 nama yang akan maju menjadi kandidat ketua osis. Yang pertama ada saya, yang kedua ada ..."

Setelah membacakan kandidat ketua osis selanjutnya, mereka mulai membahas untuk pendaftaran calon anggota osis yang baru. Tentu saja ini terbuka untuk kelas 11 maupun kelas 10.

Naren hanya mendengarkan saja, ia terlalu fokus dengan handphone nya karena tentu saja ini bukan hal yang harus ia urus, jadi kenapa ia harus repot repot mendengarkannya.

Hingga 3 jam kemudian, rapat osis yang diselenggarakan pun sudah selesai. Saat ini hari sudah menunjukkan pukul 4 sore. Juan pun menghampiri Naren dan duduk di sampingnya.

"Mau mampir dulu?" tanya Juan

"Mampir kemana?"

"Ke toko eskrim? sekalian beli beberapa cemilan buat kamu" ujar Juan

Naren pun mengangguk dan mereka langsung pergi ke luar ruangan tersebut dan menuju ke parkiran. Juan dan Naren pun mulai menaiki mobil mereka dan keluar dari pekarangan sekolah.

Setelah itu mereka mampir ke minimarket yang ada di dekat sekolah mereka lalu membeli eskrim dan juga beberapa camilan. Bukan beberapa lagi, tapi sudah banyak hingga Juan hanya bisa menggelengkan kepalanya ketika keranjang belanja mereka sudah penuh dengan jajanan kesukaan Naren.

Setelah selesai, mereka duduk sebentar di depan minimarket tersebut dan memakan sedikit cemilan yang dibeli oleh Naren tadi. Setelah selesai mereka kembali ke rumah dan membersihkan diri mereka.

Saat sedang mandi, Naren merasa ada sesuatu yang aneh pada dirinya. Tak lama kemudian ia merasakan feromone nya mulai keluar secara tak beraturan. Ia mencoba menahannya, tetapi tetap saja tidak berhasil.

Akhirnya ia pun hanya bisa terduduk lemas di lantai kamar mandi tersebut. Juan yang menunggu Naren di atas kasur pun mulai khawatir karena istrinya tumben sekali mandi sangat lama.

Ia pun mengetuk pintu kamar mandi dan memanggil namanya. Namun tidak ada sahutan sama sekali. Dan akhirnya Juan mendobrak pintu kamar mandi tersebut hingga terbuka. Saat terbuka, Juan begitu terkejut melihat Naren yang sudah lemas duduk di lantai kamar mandi dengan feromone yang keluar dimana mana.

Juan pun mengangkat Naren dan membawanya menuju kasur. Ia lalu menidurkan Naren dan hendak pergi untuk mengambil handuk. Namun, belum sempat ia melangkah, ia sudah ditahan oleh istrinya.

It's Mine | ABO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang