Five

4.7K 167 5
                                    

Lion yang tidak ingin menyerah pun langsung menghampiri Erza lagi,tangan Lion melingkar di pinggang Erza.

Erza kaget karena merasakan sesuatu di bawah,tangan Lion yang masuk ke celana Erza dan dua jari masuk ke dalam hole Erza.

"Ahh ihonhh berhentii ackk"Pinta Erza,bukannya berhenti Lion malah menambah jarinya lagi.

Lalu Lion mulai mencium Erza,spatula yang berada di tangan Erza terjatuh karena Erza yang tidak kuat.

Lion langsung mematikan kompor lalu menggendong Erza dan menaruhnya di meja"Masih bilang ga mau?"Tanya Lion dengan menaikan satu alisnya.

Erza terdiam mulutnya manyun seperti bebek"Ishh brisik"Jengkel Erza lalu ia mencium Lion.

Lion pun mencium dari mulut menuju leher hingga meninggalkan bekas,lalu ia melanjutkannya ke selangkangan dan kaki.

"Bentar u punya kondom ga?"Tanya Erza menghentikan Lion.

"Ngapain pake kondom? kagak bakal kerasa kalo pake begituan Ja"Jawab Lion,Erza yang tak-tahu apapun hanya mengangguk.

Lion pun tersenyum lalu ia perlahan melepaskan celemek yang di pakai Erza,lalu berlanjut melepaskan pakaian tidur Erza.

"Gua masukin ya Ja?"Izin Lion,Erza pun langsung menutup matanya.

Setelah penis Lion masuk ke hole Erza,Lion langsung mengunci tangan Erza ke belakang.

"Ah ahh pehlanhhh ahh"Desah Erza.

"Ck baru kemarin Ja,udah sempit aja"

Lion mempercepat temponya,barang-barang yang berada di meja dapur sudah sangat berantakan dan berjatuhan.

Setelah Lion mengeluarkan spermanya di dalam hole Erza ia menggendong tubuh Erza dan membawanya ke kamar,tautan mereka belum terputus.

Di kamar Lion melanjutkannya tanpa henti hingga pagi.

Keesokannya Erza izin tidak masuk sekolah,Lion sebenarnya mau menemani Erza di rumah tetapi Erza memaksa menyuruh Lion tetap berangkat,agar tidak ada yang mencurigai mereka berdua,yaa mau tidak mau Lion tetap harus berangkat.

Lion sampai di kelasnya dan menyerahkan surat dari Erza ke meja guru,Varro yang merasa kehilangan 1 temannya pun bertanya kepada Lion.

"Ion! ayang bebeb Eja mana?"Tanya Varro sembari clingak-clinguk mencari Erza.

"Ga masuk,sakit dia,tuh suratnya udah gua taro di meja guru"Jawab Lion.

"What! keniwhy? sakit apaan? kemarin aja baik-baik aja,sekarang ko bisa sakit,macam manaa bisa begituu"

"Yaa..kan kita ga tau kapan kita sakit kocak,mungkin si Eja habis minum es banyak malem-malem yakann"

Varro masih tidak percaya mengapa temannya itu bisa sakit secara tiba-tiba,ia juga mau tinggal di rumah,rebahann,makann seperti Erza.

"Nanti gua jenguk dehh"Ucap Varro membuat Lion kaget.

"Tapi jangan Malem,siang ajaa yaa habis pulsek"Varro tambah curiga dengan ucapan Lion.

"Napa dahh serah gua dong gua mau dateng kapan"Varro sangat mencurigai Lion,wajah Lion seperti was-was.

"Ya-yakann si Eja butuh istirahat"Celetuk Shaka dari belakang yang sudah mendengar kalau Erza sedang sakit,aslinya-mah ga bisa jalan tuh.

Di rumah Erza sedang berbaring sembari nonton TV rasanya sepi,sunyi,tidak ada orang dirumah hanya ada Erza saja di rumahnya"Mamah kapan pulang yaa Eja udah kangenn"Ucapnya tiba-tiba sembari menunjukan wajah sedihnya.

tringggg
trtingggg.

Suara telfon rumah berbunyi,Erza yang masih susah berjalannya tetap mencoba untuk mengangkat telfon tersebut.

"Ya halo ini kediaman Bramasta,siapa ya?"Tanya Erza sesopan mungkin.

"Erza ini Papah,kamu block nomor Papah lagi? oh ya! besok ada yang dateng buat jemput kamu"

"Suka-suka Eja lahh,buat apa lagi sih Pah,Eja udah nyaman disini Eja ga mau ikut papah ke Australia,kan Eja udah bilang berkali-kali Pah"Ucap Erza sedikit meninggikan suaranya.

"Udah berani ya kamu sama Papah,intinya Papah ga mau tau kamu harus ikut Papah!"

Tutttt
Tuttt
Panggilan di matikan sepihat oleh Papah Erza.

Erza terdiam,ia melihat foto di meja telfonnya,ada foto kecil terbingkai,wanita dengan gaun kuning dengan senyuman yang manis.

"Mah,bilangin ke Papah buat jangan maksa Eja lagi,Eja ga suka di sana,di sana Eja ga punya temen,Papah juga fokus kerja,dia ga se sayang itu sama Eja mah,cuman mamah doang yang sayang Eja"Ucapnya lalu ia kembali ke kamarnya.

Sepulang sekolah Varro dan ketiga temannya yaitu Shaka,Raja dan Lion pergi ke rumah Erza untuk menjenguknya,mereka tidak lupa membawa bingkisan buah tangan.

"HOLLAA EJA SAYANGG!"Triak Varro seperti rumahnya sendiri.

"DIKAMAR!"Triak Erza,semua temannya pun masuk ke kamar Erza.

"AAA EJAAA! gua kangen tauu Jaa"Triak Varro sembari memeluk Erzaa.

Lion yang melihat itu langsung memisahkannya"Ehh apaannihh jangan peluk-peluk"Ucap Lion.

"Dih kenapa dah,Eja kan temen gua"Protes Varro yang tak mau kalah.

"Ya-yaaa Eja juga temen gua"

"Yaa teruss kenapa lu ga bolehin kita pelukan hah?"

Varro dan Lion pun berdebat Erza hanya diam dan melihat kedua temannya berdebat.

"Udah udah napa liat di depan kalian ada orang sakit"Shaka menenangkan suasana,Lion dan Varro pun akhirnya berhenti berdebat.

"Lu kenapa tiba-tiba sakit dah? aneh banget"Tanya Varro,Erza melirik Lion lalu menggidikan bahunya tidak tahu.

Lion memperhatikan Erza,ia merasakan ada yang aneh dari raut wajah Erza,Lion lebih memperhatikannya lagi dan yapp!  benar mata Erza sembab seperti habis menangis,Lion ingin menanyakannya tetapi nanti saja waktunya belum tepat.

"Oh iya besok gua izin ga berangkat lagi yee,gua masih pengen di rumah,ijinin yaa Varr"Ucap Erza dengan senyuman tipis.

"Emm nanti gua ijinin ko"

Berselang beberapa lama sudah waktunya mereka bertiga pun pulang kerumah tetapi tidak dengan Lion,Lion masih di rumah Erza,Lion penasaran mengapa mata Erza sembab.

"Ja"panggil Lion dari pintu lalu menghampiri Erza.

"Ko lu ga ikut pulang Ion?"Kaget Erza mengapa Lion belum pulang,ia takut di gempur oleh Lion lagi.

"Emm gua mau nanya boleh kan?"Tanyanya dengan nada lembut,Erza pun hanya mengangguk.

"Lu lagi ada masalah Ja?"Tanya Lion.

"Ga gua ga lagi ada masalah kenapa emangnya?"Jawab Erza berbohong,ohh ayolahh Lion sudah berteman 5 tahun denganmu Za,masa iya boong.

Lion yang tahu kalo Erza berbohong pun langsung memeluk Erza.

Erza yang di peluk kaget dan hanya membalas pelukan Lion dengan eratt,tapi tiba-tiba air matanya turunn,Erza menangis di pelukan Lion.

"Semua bakal baik-baik aja ko Ja,ada gua disinii,gua bakal nemenin lu teruss"Ucap Lion mengelus-elus kepala Erza.

"Ion gua di suruh ikut papah gua ke Australia Ion,gua ga mau hikss,gua mau disini gua hikss betah disini"

Lion kaget karena memang dari dulu Erza di paksa ikut Papahnya tetapi Mamah Erza selalu melindungi Erza agar tidak ikut dengan Papahnya,tetapi semenjak Mamah Erza meninggal karena kecelakaan pesawat menuju Swiss,Erza tidak punya siapa-siapa lagi,semejak kelas 3 SMP ia tinggal sendirian,tetapi Papahnya tetap selalu memaksa Erza untuk ikut dengannya.

Erza selalu menolaknya,tapi kali ini tidak,karena Erza sudah tidak punya siapa-siapa lagi,jadi mau tidak mau Erza harus ikut dengan Papahnya,percuma juga kalo Erza menolak karena bawahan Papahnya akan membawa Erza dengan paksaan dan itu akan menyakiti Erza seperti bawahan Papahnya menyakiti Mamahnya dulu.

Friend or Husband ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang