Thirty-seven

517 45 1
                                    

Saat di kampus Lion dan Shaka sedang berjalan menuju perpustakaan,mereka sedang mencari buku untuk belajar.

Lion dan Shaka mencari buku tersebut"Lu kesana Shak,gua kesini"Printah Lion yang di anggukki Shaka.

Saat Lion mencari buku ia melihat seseorang di balik rak buku,mereka bersimpangan 2 rak dengan Lion.

Lion mengamati lebih jelas dan benar ada dua orang yang sedang berciuman di sana.

"Alah ni perpustakaan gede amat ya,Ion kita tanya penjaganya aja yok"Ajak Shaka yang tak menemukan buku yang mereka cari.

Shaka melihat Lion yang terdiam"Ion"Shaka menepuk pundak Lion lalu Lion tersadar.

"Hah?Oh kita ke perpustakaan di luar kampus aja yok"Ajak Lion langsung pergi meninggalkan Shaka.

Shaka bingung lalu tak sengaja ia mengok ke arah yang Lion tengok lalu akhirnya ia faham dan langsung mengejar Lion.

"Ion,Ion,Lion"Panggil Shaka akhirnya Lion berhenti.

"Itu Erza sama Herra kan?"Tanya Shaka.

"Emang iya? yang mana? lu salah liat kali"Jawab Lion dengan ekspresi bercanda,seperti tidak terjadi apa-apa.

"Itu Erza sama Herra kan?"Tanya Shaka sekali lagi dengan nada yang serius.

"Kalo iya gua harus apa?"Jawab Lion yang akhirnya serius juga.

"Ya lu tegur mereka dong,lu suaminya si Erza bego,lu yang tegas dong"

"Kalo gua tegor mereka yang ada si Erza nantinya sakIt hati"Ucap Lion nadanya agak meninggi.

"Kenapa njir,Ion lu suaminya si Erza,lu masih ada hubungan sama si Erza,kalian udah nikah"Shaka dengan tegas mengingatkan kepada Lion.

"Yakan mereka udah main di belakang gua,mereka juga udah ciuman dan mungkin mereka udah pernah tidur bareng,ya pastinya si Erza suka sama si Herra,gua cuman ga mau si Erza sakit hati kalo gua misahin mereka berdua"Ucap Lion yang menahan tangisannya.

Lalu Lion langsung meninggalkan Shaka dan Shaka hanya diam,ia faham apa yang di maksud temannya itu.

Saat pulang Shaka duduk di sofa ruang tengah bersama Varro sang kekasih.

"Yang,kamu beneran ga bisa hubungin si Erza?"Tanya Shaka.

"Ga,emang kenapa?"Geleng Varro.

"Oh ya! kemarin gimana? beneran si Erza jalan sama si Herra?"Sambung Varro yang tak di kasih tahu oleh Shaka karena permintaan dari Lion.

"Oh,si Erza ga ketemuan sama si Herra"Jawab Shaka berbohong,Varro mengetahui jika Shaka sedang berbohong tetapi kali ini Varro melihat nada Shaka biasa saja dan ia percaya ucapan Shaka kalau Shaka tak berbohong.

Lion tak pulang ke rumah,ia menuju sekolahan yang dulu menjadi kenangan yang sangat indah dan di mana ia bertemu Erza.

Lion duduk di taman sekolahan sembari memakan ice cream,Lion melihat pinggirnya ia mengingat dulu ketika Erza sedang bad mood atau cape pasti Lion membelikan ice cream untuk Erza dan mereka memakannya di bangku taman.

"Kalo di suruh balik ke masa lalu mending gua hapus perasaan gua ke lu Za dan gua pindah sekolah jauh-jauh"Gumam Lion yang hatinya benar-benar sudah sakit.

Malamnya Lion yang di ajak berkeliling dengan Athaya karena Lion habis mampir ke apartemen Athaya.

"Ko lu betah si Ya,tinggal di beginian,ga berisik?"Tanya Lion yang berbeda ucapannya saat sedang di kantor.

"Mmm mau gimana lagi Ion,kalo gua pulang ke rumah kan jauh,sekali-kali gua mandiri"Jawab Athaya.

"Mandiri,jatoh aja nangisnya kaya apa"Ucapan Lion membuat Athaya malu lalu memukul Lion.

"Ssttt aib gua tuh,jangan lu umbar"Athaya bukan hanya rekan kerjanya Lion saja tetapi juga teman SD Lion.

Saat sedang bercanda dan mengobrol dengan Athaya,Lion melihat jelas Erza dan Herra menuju hotel bintang lima.

"Ya"Panggil Lion.

"Mmm napa?"Saut Athaya mendongak karena Lion lebih tinggi darinya.

"Kita ke tempat lain aja yok,gua tlaktir ice cream"Ajak Lion,Athaya pun langsung mengangguk setuju.

Pukul 12.23 Erza pulang ke rumahnya ia membuka pintu rumahnya dan melihat rumahnya sepi tidak ada siapapun.

Erza mencari Lion kemana-mana tetapi tidak ada,padahal ini hari minggu dan Lion seharusnya ada di rumah.

Erza pun langsung mengambil heandphonenya dan menelfon Lion,tetapi hasilnya nihil heandphone Lion tidak aktif.

Tokk
Tokk
Tokk

Erza langsung membuka pintu rumahnya,ia berharap Lion dan benar saja saat membukanya itu adalah Lion.

Erza langsung memeluk Lion tetapi Lion tidak memeluknya balik,Erza melepaskan pelukannya dan melihat ke arah Lion yang wajahnya biasa saja tidak memperdulikan Erza.

Lalu Lion memberikan kertas kepada Erza,Erza pun membuka ketas tersebut dan membacanya.

"Maksud kamu apa Ion?"Tanya Erza yang bingung.

"Aku mau kita cerai"Ucapan yang keluar dengan mudah dari mulut Lion yang membuat Erza kaget.

"Ma-maksud kamu"Erza masih tak percaya Lion mengatakan itu.

"Iya,aku mau kita cerai,itu surat gugatan cerai,besok temuin aku di pengadilan,oh ya! rumah ini udah atas nama kamu,jadi rumah ini milik kamu,masalah anak aku semua yang tanggung"Lion langsung pergi meninggalkan Erza yang masih terdiam.

Erza masuk dan duduk di sofa,ia benar-benar tak percaya dengan apa yang Lion ucapkan.

Erza menangis sekuat mungkin,ia seperti tersambar petir di siang hari.

Friend or Husband ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang