(Bab 20) Let him enjoy it

372 43 99
                                    

Matahari kembali menampakkan diri dari tirai sisi timur angkasa. Kabut tebal yang sempat singgah disana perlahan memudar ketika hangatnya sinar matahari mulai turun ke bumi. Semburat warna keemasan terlihat memantul dari gelembung-gelembung air yang tertahan di dedaunan akibat hujan semalam. Riak air danau yang terhembus angin juga tampak berkilauan menambah syahdu suasana pagi hari ini.

Shane, ia begitu tertegun melihat pemandangan alam dari balik jendela kamar yang langsung menyorot kearah danau. Pemuda itu telah terbangun dari beberapa menit yang lalu karena merasa ingin pergi ke kamar mandi untuk menuntaskan hajatnya. Setelah itu, ia merasa tidak bisa tidur kembali sehingga berinisiatif membuka jendela untuk membiarkan sirkulasi udara berjalan semestinya. Sampai pada akhirnya pemuda itu malah terkagum dengan pemandangan pagi hari yang ditangkap oleh retinanya.

Sekarang jam menunjukkan pukul tujuh pagi, sepertinya kedua dominan itu belum meninggalkan kamarnya sama sekali. Wajar jika itu terjadi mengingat keduanya telah bekerja keras sebelumnya, tentu letih di tubuh tak mungkin bisa dihindari. Namun di saat itu juga pemikirannya terpatahkan ketika sorot mata pemuda manis yang berdiri di depan jendela menangkap sosok yang dikenalnya.

Terrel kini melambaikan tangan dengan semangat sambil mendekatinya, pemuda itu mengenakan setelan pakaian olahraga dengan sebotol air minum di tangan. Keringat juga terlihat meluncur deras dari kedua pelipis. Rambut pirang yang sedikit bergoyang juga tampak basah oleh keringat yang merembes dari pori-pori kulit. Sepertinya dominan itu baru saja selesai melakukan lari pagi di sekitar danau.

"Shane baru bangun ya? Apakah tidurmu nyenyak?"

"Iya, aku tidur dengan baik karena suasananya sangat nyaman," balas Shane disertai senyuman, pemuda itu kemudian meletakkan tangannya terlipat diatas kusen jendela.

"Ternyata kau juga berpikir demikian, sangat menyenangkan bukan berada disini, ternyata Ian pandai memilih tempat yang bagus untuk refreshing."

"Iya kau benar, ngomong-ngomong, apakah kau sendirian? Dimana Ian?"

"Sebenarnya tadi aku bersamanya, namun saat ini dia sedang ditahan oleh bibi-bibi penjual ikan di seberang sana," ucap Terrel sambil menunjuk ke arah timur danau. Hal itu tentu membuat Shane penasaran dengan maksud Terrel, ditahan? Apa maksudnya dengan ditahan? Wajah polos yang kebingungan itu bisa dibaca dengan mudah oleh Terrel yang mulai menyunggingkan senyuman.

"Ian itu mudah sekali disukai orang, bisa kau lihat sendiri, dia anak yang ramah dan tampan. Apalagi denganmu, dia begitu lembut dan perhatian. Sepertinya hanya kepadaku saja dia sering berbuat semena-mena," ucap Terrel mencurahkan isi hatinya di akhir kalimat membuat Shane hanya bisa menatapnya miris.

"Aku turut bersedih untukmu kalau begitu."

"Shane, apa kau meledekku?"

"Tidak, untuk apa aku meledekmu?"

Keduanya kini tampak asik berbincang, hal apapun bisa menjadi menarik tergantung dengan lawan bicaranya. Sesekali terdengar gelak tawa menandakan bahwa hubungan keduanya menjadi semakin akrab. Sepertinya Shane sudah mulai merasa nyaman jika berada di dekat Terrel.

"Ngomong-ngomong Shane... Kau harus tahu satu hal penting tentang Ian..." Kini suara Terrel terdengar lebih lirih dari sebelumnya. Enigma pirang itu mencoba lebih mendekat kepada Shane supaya suaranya dapat menjangkau indera pendengaran pemuda di hadapannya.

"Dibalik sisi dirinya yang manis itu, Ian akan terlihat begitu menyeramkan ketika dia marah," kali ini Terrel memundurkan tubuhnya, mengamati respon Shane yang terlihat cukup datar. Sampai pada akhirnya seseorang melemparkan handuk diatas kepala Terrel yang membuat pemuda itu berjingkat kaget bukan main.

Just Ask Yourself (yeonbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang