(Bab 32) He didn't understand what was really happening

334 35 68
                                    

Warning! Bab ini mengandung konten kekerasan ⚠️

Jam telah menunjukkan pukul empat sore, menandakan bahwa acara santunan telah usai di gelar. Langit saat itu masih saja tampak redup menyelaraskan diri dengan sinar sang pusat tata surya yang berbinar malu-malu. 

Di bawah redupnya langit itu, Shane kini tengah duduk pada salah satu kursi yang terletak di tepian jalan, menunggu datangnya taksi yang bisa membawanya pulang. Sesekali jemarinya menyisir bulu lebat Hazel yang tampak mulai memanjang.

Lalu tanpa di sangka, sebuah mobil sedan berwarna putih dengan nyaring membunyikan klaksonnya, tampak berjalan melambat dan akhirnya menepi di sekitar area Shane berada. Perlahan, salah satu kaca mobil tersebut bergerak turun, memperlihatkan sosok wanita yang sempat mengajaknya berbicara di sepanjang acara santunan beberapa waktu lalu.

"Tuan muda..."

"Oh Nyonya Lucia? Ada perlu apa?" Shane kini berdiri lalu bergerak mendekat ke arah Lucia yang masih duduk diam di dalam mobilnya.

"Mau saya antar pulang? Kebetulan jadwal saya kosong setelah ini,"

"Terimakasih telah menawari tumpangan, tapi sepertinya saya tidak bisa menerimanya. Setelah ini saya masih harus pergi berbelanja. Saya khawatir hal itu akan menyita waktu Anda nantinya," tolak Shane dengan halus takut malah akan merepotkan Lucia.

"Tidak masalah, sudah saya katakan bukan, saya tidak memiliki agenda lain hari ini. Bagaimana? Apakah Anda masih akan menolak bantuan saya?" karena Lucia tampak sedikit memaksa, akhirnya Shane pun mengalah dan meloloskan tawarannya.

Di sepanjang perjalanan, tidak ada hal berat yang mereka perbincangkan. Beberapa kali Lucia hanya bertanya mengenai aktivitas keseharian Shane, begitu pula sebaliknya, Shane juga cukup antusias mendengar cerita rutinitas wanita tersebut.

Hingga pada akhirnya keduanya pun sampai di sebuah supermarket yang berjarak hanya 3 kilometer saja dari apartemen milik Shane.

"Saya pikir Tuan muda tinggal di kediaman utama, tetapi ternyata Anda lebih nyaman tinggal sendirian ya," ucap Lucia acak sambil ikut berbelanja memilih daging yang berada di dalam sebuah mesin pendingin.

"Iya, terasa lebih privat dan tidak terlalu bising dengan sekitar. Lalu bagaimana dengan Anda sendiri Nyonya?" balas Shane yang kini tengah sibuk memilih ikan laut. 

"Kalau saya lebih fleksibel, namun tentunya saya lebih sering tinggal di rumah sendiri bersama keluarga kecil saya. Akan tetapi akhir-akhir ini, suami saya tampak sibuk dengan keluarga besarnya jadi beberapa kali kami harus menginap di rumah mertua saya," jelas Lucia sambil menyunggingkan senyuman kearah Shane dan membuat pemuda itu mengangguk paham.

Namun sedetik kemudian, atensi Shane mengarah ke hal lain, Shane kini terlihat fokus pada sesuatu yang tengah digenggam oleh Lucia.

"Apakah Anda sendiri yang akan memasak daging wagyu tersebut Nyonya?"

"Oh, tentu saja tidak. Saya tidak begitu pandai memasak. Untungnya juru masak di rumah kami begitu handal, jadi saya akan memintanya untuk memasak makanan yang enak nanti," ucapnya terlihat begitu bangga dengan kemampuan juru masak di kediamannya.

"Begitu ya, terdengar menyenangkan sekali,"

Setelah itu, mereka sibuk dengan urusannya masing-masing. Shane kini lebih berfokus untuk berbelanja bahan-bahan dapur yang telah habis stoknya di apartemen, sedangkan Lucia lambat laun bergeser menuju area kosmetik dan memilih untuk menyibukkan diri disana sembari menunggu Shane selesai berbelanja.

Setelah menghabiskan waktu beberapa menit disana, akhirnya Shane bergerak menuju kasir untuk membayar semua belanjaannya. Dengan tangan yang penuh dengan barang belanjaan di kanan dan kiri, akhirnya Shane dan Lucia segera kembali ke dalam mobil usai menjemput Hazel yang tadi sempat dititipkan di area khusus binatang.

Just Ask Yourself (yeonbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang