(Bab 29) He wanted to please him

350 25 96
                                    

Hari ini, terhitung genap empat hari sejak Shane kembali tinggal di kediaman utama milik keluarga Collin. Kondisinya yang sempat memburuk akibat racun yang diberikan oleh ibu tirinya juga telah pulih sepenuhnya.

Saat ini, pemuda submisif itu terlihat tengah duduk santai pada salah satu bangku taman belakang kediamannya sambil membaca buku setebal 15 sentimeter di tangan. Sebuah selimut flanel juga dengan setia menutupi kaki jenjangnya memberikan rasa hangat diantara dinginnya udara di musim gugur. Dedaunan dari pohon maple yang mulai menguning dan beriak ringan menambah suasana syahdu semakin kental terasa. Suasana kala itu memang begitu nyaman dengan semilir udara yang bergerak lembut di sekitar, membuat Shane mulai terbuai dengan isi buku yang dibacanya.

Namun tak berselang lama, terdengar suara langkah kaki yang berat bergerak menyingkap keheningan yang sempat menemani sang pemuda manis. Tentu hal itu sukses mengalihkan pandangan manik kehitaman Shane dari buku untuk menyorot kearah sumber suara dari langkah tersebut.

"Shane... Apa yang sedang kau lakukan disini? Cuacanya sedang dingin, nanti kau bisa terkena flu," sapa seorang pria paruh baya dengan walking stick yang dengan setia terus membantu langkahnya belakangan ini.

"Aku hanya ingin menyegarkan pikiranku saja. Apa paman baru saja kembali?" Tanya Shane sambil menurunkan kakinya untuk memberikan ruang duduk pada pamannya. Dan hal itu segera disambut baik oleh pria paruh baya yang akrab disapa Tuan Anthony tersebut.

"Maaf, paman harus mengurus banyak hal, namun pagi tadi paman mendengar sesuatu yang tidak mengenakkan, tentang Brigitta yang telah melakukan hal buruk padamu, apakah kau baik-baik saja nak? Sekarang aku semakin yakin bahwa otak wanita itu memang sudah benar-benar kacau," kali ini tatapan Tuan Anthony tampak berapi, namun sedetik berikutnya dirinya segera melemparkan tatapan menyelidik, memindai dari atas ke bawah tubuh keponakannya itu khawatir masih ada yang lolos dari mata elangnya.

"Siapa yang telah mengatakan hal ini pada paman? Paman, tolong jangan pernah membahas hal ini lagi ke depannya, aku sudah baik-baik saja sekarang" balas Shane tampak gugup saat ini. Shane bukanlah takut pada hal buruk yang mungkin akan terjadi padanya, namun ia khawatir pamannya akan menjadi sasaran selanjutnya dari kegilaan ibu tirinya itu jika situasi ini sampai bocor keluar.

"Pasti wanita itu mengancammu kan? Shane, maafkan paman karena telah membawamu kesini tanpa perlindungan yang memadai. Sejujurnya saat ini, aku tengah mempersiapkan kembalinya dirimu ke perusahaan. Tapi setelah melihat kelakuan nekat Brigitta padamu, kupikir, ini saat yang tepat bagimu untuk kembali ke apartemen seperti yang kau kehendaki di awal pertemuan kita," kali ini pamannya tampak mengubah pandanganya. Pria paruh baya itu tentu tidak ingin sesuatu yang lebih buruk terjadi pada keponakannya. Sekarang dirinya bisa memahami mengapa sebelumnya Shane bersikeras tidak ingin terlalu lama tinggal kediaman ini, karena baginya, rumah yang awalnya memberikan kenyamanan, kini telah berubah menjadi rimba berduri.

Di sisi lain, Shane yang sempat menerima perlakuan gila itu tentu menjadi khawatir untuk meninggalkan pamannya sendirian di tempat mengerikan seperti ini. Dirinya yang awalnya ingin segera keluar dari rumah itu pun, sekarang tampak enggan melakukannya.

"Paman, aku tidak ingin meninggalkan paman sendirian di tengah situasi kacau ini. Wanita itu terlalu berbahaya, apalagi jika dirinya mengetahui apa yang akan paman lakukan, tentu hal itu tidak akan membuatnya diam saja. Aku ingin berada di rumah ini sedikit lebih lama sampai situasi bisa dikatakan cukup terkendali."

"Shane, jangan membantah perkataan paman, aku akan baik-baik saja jadi kau tidak perlu khawatir,

"Tapi paman aku-"

"Shane, paman tidak menerima bantahan darimu, cukup ikuti perkataanku saja. Lalu ini, pakailah parfum ini jika kau akan pergi ke acara sosial. Kudengar keluarga Cayson dalam waktu dekat akan mengadakan acara pertunangan anak bungsu mereka, kuharap parfum ini bisa membantumu nanti," Tuan Anthony merogoh saku jasnya dan memberikan satu botol parfum kepada Shane, membuat Shane mengernyitkan dahinya bingung.

Just Ask Yourself (yeonbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang