Just Ask Yourself (yeonbin)

(Bab 23) Spend the weekend with him

Suhu udara di akhir bulan Mei ini mulai meningkat mengingat musim panas akan segera tiba. Sinar matahari yang cukup terik terasa menyengat ketika bertegur sapa dengan kulit seseorang. Di tengah cuaca yang membuat orang-orang mulai malas untuk beraktivitas di luar, hal berbeda justru terjadi pada keluarga Cayson. Sudah seminggu lebih orang-orang di kediaman Cayson sibuk dengan agendanya masing-masing.

Tuan dan Nyonya Cayson seperti biasa tampak sangat jarang muncul di rumah besar itu, mereka sering bepergian bersama koleganya untuk menghadiri suatu acara demi menjaga stabilitas perusahaan.

Lalu bagaimana dengan ketiga putra Casyon? Erick Lindsey Cayson, anak tertua keluarga Cayson yang biasa dikenal dengan nama Erick Cayson itu di saat normal saja telah memiliki agenda yang cukup padat. Akan tetapi akhir-akhir ini, ia terlihat lebih sibuk dari biasanya karena harus menyiapkan kedatangan sang istri tercinta yang tidak lama lagi akan kembali dari perjalanan bisnis.

Sementara itu, putra kedua Cayson yang bernama Yanuar atau biasa disapa Ian, juga tengah disibukkan dengan berkas-berkas akuisisi perusahaan developer game untuk pengembangan bisnis yang ia bangun sendiri sejak awal masa kuliah.

Dan yang terakhir, si bungsu Marcel dan kekasihnya Elena, keduanya tengah fokus mempersiapkan acara pertunangan mereka yang akan segera dilaksanakan pada awal musim gugur tahun ini.

Sebenarnya acara pertunangan ini memang terjadi cukup mendadak. Sejak adanya kejadian dimana Elena tiba-tiba kambuh, kala itu Ian menyarankan agar keduanya segera menikah. Beruntungnya, ucapan Ian dengan segera disetujui oleh orang tua Cayson bersaudara. Tanpa mengulur waktu, pihak Cayson kemudian berkomunikasi dengan keluarga Jackson dan tentunya keluarga Jackson menyambut baik rencana tersebut.

Tidak butuh waktu yang lama, kedua belah pihak akhirnya sepakat akan menggelar acara pertunangan terlebih dahulu tahun ini lalu akan menikahkan keduanya pada awal tahun depan. Tentu hal itu membuat kedua anak muda yang tengah di mabuk asmara itu merasa bahagia bukan main. Impian mereka untuk menikah akhirnya dapat segera terwujud.

@@@

Setelah siang hari melanda dengan segala hiruk pikuk kesibukan rumit yang dilakukan oleh keluarga konglomerat itu, akhirnya malam pun tiba menjelang. Segala rutinitas padat yang terasa menguras tenaga dan keringat, kini untuk sementara waktu bisa dihentikan.

Ian terlihat tengah duduk santai menyandarkan punggungnya yang terasa pegal setelah seharian penuh harus berjibaku dengan urusan-urusan perusahaan. Tak lupa kakinya yang jenjang ia luruskan diatas kursi kayu panjang yang kini tengah menopang tubuhnya.

Sebuah headphone dengan anteng telah bertengger di kedua telinga pemuda alpha itu, mengirimkan rangkaian nada indah musik pop yang mengalun lembut membuat bibirnya tidak bisa berhenti merapalkan lirik lagu yang terdengar.

Ian saat ini tengah berada di teras belakang kediamannya, menikmati bintang yang kini terang benderang menunjukkan jati dirinya diantara gelapnya langit malam. Di sela-sela kegiatan santainya itu, tiba-tiba pikirannya kembali menerawang menembus batas angkasa, tidak lagi terfokus pada nyala batuan bintang di sana melainkan bergeser pada urusan yang menyangkut hatinya.

Kini Shane telah menjadi miliknya, tentu hal itu membuatnya merasa bahagia bukan main layaknya mendapat kemenangan dalam tender sebuah proyek besar. Akan tetapi di sisi lain, muncul semakin banyak hal yang ia khawatirkan mengingat kondisi Shane sangat riskan untuk menerima serangan dari keluarganya sendiri.

Entah mengapa, rasa gelisah sering tiba-tida datang mengeruk relung hatinya ketika ia mengingat kekasihnya. Belum lagi sesuatu yang ada di dalam diri alpha itu juga terus berusaha mempengaruhi Ian, mencoba membuat pemuda itu semakin bertingkah posesif untuk menjaga milik dan teritorinya. Sinyal peringatan yang dikirim juga tak henti-hentinya berdengung meminta alpha itu untuk selalu terjaga dan tidak pernah lengah.