(Bab 33) He finally heard the truth

382 38 62
                                    

Setibanya di rumah sakit, Ian sama sekali tidak ingin meninggalkan sisi Shane barang sedetik saja. Pemuda itu terus menggenggam ringan tangan submisifnya, begitu khawatir melihat darah yang menempel di sana sini pada tubuh orang yang dicintainya itu. Pasti terasa ngilu, gumamnya dalam hati yang bisa terbaca jelas dari raut muka dominan itu yang sesekali tampak meringis tanpa suara.

Saat ini seorang perawat sedang membersihkan luka di lengan kiri Shane yang robek, mungkin panjang luka itu sekitar sepuluh sentimeter dengan kedalaman sayatan yang tidak bisa ditaksir. Cukup membuat ngilu orang awam yang melihatnya.

Tidak membutuhkan waktu lama bagi sang perawat untuk membersihkan luka itu. Ketika dirasa telah steril, perawat itupun segera menjahit dengan teliti luka menganga tersebut.

Shane sendiri sedaritadi tampak terdiam, sesekali dahinya mengerut rapat kala pikirannya terus menyisir segala informasi yang tiba-tiba saja ia terima dalam satu waktu. Pemuda manis itupun juga sama sekali tidak mengeluhkan rasa sakit ataupun nyeri pada lukanya selama proses pengobatan. Hal itu terjadi karena dokter telah meminta perawat untuk menyuntikkan cairan anastesi di sekitar luka milik Shane, memberikan efek bius lokal pada lengannya.

"Tuan Muda Yanuar, dalam beberapa jam ke depan, beliau harus segera menjalani observasi lebih lanjut mengingat keluhan yang diderita cukup banyak, sehingga kami bisa menanganinya sesegera mungkin," ucap dokter yang memang merupakan kenalan dekat keluarga Cayson.

Merespon segala ucapan yang baru saja dilontarkan oleh dokter tersebut, Shane segera memecah lamunannya sendiri lalu menarik lengan Ian, tampak ingin mengatakan sesuatu. Ian yang peka dengan gerak gerik pemuda di sampingnya kemudian segera meminta dokter dan perawat yang ada disana untuk memberikan kesempatan bagi mereka berbicara empat mata saja.

Setelah semuanya meninggalkan tempat tersebut dan hanya menyisakan dua orang di dalamnya, Shane pun akhirnya memberanikan diri untuk angkat bicara.

"Ian... aku pikir, aku tidak bisa menjalani observasi lebih lanjut jika bukan dilakukan di rumah sakit yang telah mengetahui riwayat kesehatanku sebelumnya. Kau seharusnya sudah paham akan hal itu," ekspresi Shane kali ini tampak gelisah, dan tentunya Ian bisa menangkap itu semua. Sang dominan sebenarnya tanpa diminta sekalipun telah memikirkan solusi dari segala akibat yang mungkin akan muncul. Pemuda itu tentu tidak pernah menghendaki kondisi sang submisif bocor ke luar begitu saja karena hal tersebut bisa berbahaya.

"Shane tidak perlu khawatir, aku sudah mengantisipasi semuanya. Shane hanya harus melakukan apa yang dokter minta, jadi jangan memikirkan apapun, fokus saja pada pengobatannya oke," balas Ian sambil menepuk lembut puncak kepala Shane yang tampak kacau karena peluhnya sendiri.

"Baiklah jika Ian berkata seperti itu. Aku serahkan semuanya padamu. Tapi sebelum itu, aku ingin minta maaf karena selalu saja menyusahkan mu, bahkan dari sejak awal kita saling mengenal," kali ini Shane menunduk tampak meremas pakaian Ian. Pemuda itu benar-benar tidak tahu lagi mengapa Ian selalu saja berada di sekitarnya ketika dirinya membutuhkan bantuan. Seperti takdir terus saja membuatnya terikat dengan Ian bahkan ketika dirinya berusaha keras untuk menghindari dominan itu.

"Shine... Kau tidak perlu meminta maaf, karena aku lah orang yang seharusnya melakukan hal itu padamu," mendengar panggilan itu lagi setelah sekian lama, entah mengapa membuat Shane merasakan desiran kecil di dalam hatinya. Lalu tepat ketika kalimat lain muncul mengekori panggilan itu, spontan membuat manik bulat milik Shane kini terangkat, terkunci rapat pada milik sang dominan tanpa bisa teralihkan.

"Maafkan aku karena telah membohongimu. Aku tidak akan menyangkalnya sedikitpun karena itu merupakan dosa yang aku lakukan padamu. Sebenarnya saat itu aku tidak memiliki cukup keberanian untuk berkata jujur. Aku begitu takut kalau Shine akan pergi meninggalkanku di kala aku tahu bahwa Shine begitu membenci seorang enigma,-" ucapnya menggantung.

Just Ask Yourself (yeonbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang