"Kakak... Hehe..."
Anak kecil itu terlihat memiringkan kepala dengan bibir yang berantakan terkena lelehan es krim. Tangan mungilnya masih menggenggam cone yang telah tergigit setengahnya. Ia terlihat tersenyum berusaha mencari perhatian yang lebih tua. Sang kakak peka meresponnya dengan perasaan gemas mendapati tingkah adiknya yang kekanakan, ia pun begitu telaten membersihkan lelehan es krim dari mulut yang lebih muda menggunakan tissue.
"Bryan... Perhatikan cara makanmu, bisa-bisa ibu memarahimu nanti jika melihat ini," tutur Shane menasehati adiknya yang masih kecil.
"Kan hanya ada kakak disini, jadi tidak masalah, hehe..." bocah itu menyengir kuda dan dengan nakalnya mendusal pada lengan si sulung yang tiga tahun lebih tua darinya, mencoba bergelayutan manja supaya omelan kakaknya berhenti.
"Segera habiskan es krimnya, setelah itu kita susul ayah ke kantor, katanya hari ini ada pesta ulang tahun perusahaan," pinta Shane sambil mengusap pucuk kepala adiknya dengan lembut.
@@@
"Aku pulang..." Senyapnya suasana penginapan itu langsung berganti ketika Terrel baru saja kembali dari luar. Pemuda itu tampak menenteng paper bag berisi beberapa kaleng minuman beralkohol dan sedikit camilan. Ian yang tengah berbaring di sofa ruang tengah segera menoleh kearah samping, memperhatikan Terrel yang baru saja datang.
"Darimana saja kau? Kenapa baru datang? Bukankah kau bilang akan kembali sebelum matahari terbenam?" Selidik Ian penasaran.
"Kau mirip sekali dengan ibuku jika aku terlambat pulang. Tadi aku masih berkeliling, ternyata menyenangkan bermain diluar malam-malam begini, seharusnya kau mencobanya bersama Shane. Sensasinya sungguh luar biasa," cerita Terrel dengan antusias lalu meletakkan paper bag berisi makanan tadi keatas meja. Awalnya, Ian yang mendengar dan melihat tingkah laku Terrel barusan hanya terdiam namun perlahan alis alpha itu semakin mengerut.
"Apa yang kau beli? Jangan bilang kau membeli minuman beralkohol?" Telisik Ian curiga membuat Terrel menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, nyatanya dugaan Ian benar-benar tepat sasaran.
"Bukankah sekarang adalah saat yang tepat untuk minum-minum? Jangan terlalu tegang begitu, ingat, kau harus mengakui dosamu malam ini, rileks sedikit supaya pikiranmu tertata dengan baik," kini Terrel mengambil tempat disamping Ian, mengucapkan kata-kata itu selirih mungkin sambil merangkul bahu alpha disebelahnya, pemuda lain yang mendengar omong kosong Terrel hanya bisa menggelengkan kepala tak percaya.
"Aku tidak tegang karena mengkhawatirkan diriku sendiri, aku malah khawatir dengannya dan bagaimana responnya nanti," ungkap Ian serius.
"Bagaimanapun juga, kau harus mengatakannya malam ini karena akan sulit untuk mencari kesempatan di lain hari. Kau tidak bisa terlalu lama menyimpannya karena itu malah akan memperkeruh keadaan. Baik atau pun buruk hasilnya nanti, kita harus bisa menghadapinya," Terrel memilih bersikap bijak saat menyadari Ian terlihat cukup tegang malam ini. Tangan yang bertengger di bahu alpha itu dengan spontan menepuk-nepuk ringan berharap bisa menyalurkan kekuatan. Ian sendiri tampak termangu tidak merespon perkataan Terrel lebih jauh.
"Ngomong-ngomong, Shane dimana?" Lanjut Terrel bertanya.
"Ada di kamar, sepertinya dia sedang tidur,"
"Baiklah, aku akan membangunkannya dan juga mengajaknya minum," ucap Terrel jahil yang dibalas dengan desisan Ian tidak suka.
Di sisi lain, di dalam kamarnya, Shane yang sempat tertidur dan bermimpi tentang masa lalunya langsung terbangun begitu mendengar sayup-sayup salam Terrel dari arah pintu depan. Merasa kepalanya sedikit pusing, ia meletakkan tangan diatas kedua mata berusaha menenangkan jantungnya yang kini berpacu cepat karena terkejut dengan suara yang datang tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Ask Yourself (yeonbin)
RomanceBxB Mature content ⚠️ Cerita ini hanya fiktif belaka tidak berhubungan dengan dunia nyata! Ketika ayahnya meninggal dunia karena sebuah insiden kecelakaan mobil, keluarganya tiba-tiba berkhianat. Lebih parahnya lagi, matenya berselingkuh dan membuan...