(Bab 24) For now, let him be a secret

349 41 118
                                    

Pyaar....

"Guk guk! Guk guk guk!"

Pagi yang tenang mendadak berubah menjadi gempar tatkala Ian mendengar suara pecahan kaca yang terdengar begitu nyaring beriringan dengan suara gonggongan Hazel tampak gelisah dari luar kamar tidur. Ketika pemuda itu memilih untuk membuka kedua matanya, ia sudah tidak menemukan Shane disampingnya. Sampai pada akhirnya suara pecahan itu tadi diikuti oleh samar-samar suara Shane yang terdengar begitu meletup-letup mengeluarkan amarahnya.

Ian buru-buru bangkit dari tempat tidur, menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Pikirannya mendadak tercarut marut, takut suatu hal yang buruk tengah menimpa kekasihnya.

Saat alpha itu belum sepenuhnya membuka pintu kamar. Ia kini dapat dengan mudah menangkap suara sosok lain yang terdengar asing bagi telinganya.

Ketika matanya kemudian menatap ke luar kamar, disana ia bisa melihat Shane tengah mencengkram kerah kemeja seorang pria muda dengan surai pirang menyala. Selain itu, situasi di sekitar keduanya juga cukup berhasil merebut atensi dari sang dominan, di atas lantai yang tidak tertutupi karpet, terdapat pecahan vas bunga yang berserakan, tampaknya vas itu tersenggol ketika Shane mendorong tubuh pria muda itu membentur rak dinding.

"Dasar kau bajingan gila! Berapa yang telah kau terima dari Bryan hingga kau mau melakukan apapun yang diminta olehnya hah?! Cepat jawab aku sialan!" Dengan suara yang berapi-api penuh dengan ledakan emosi, Shane terus melampiaskan amarahnya pada Kevin. Pemuda berambut pirang itu tampak mengerutkan alisnya, namun enggan untuk meladeni emosi tuan mudanya itu.

"Tuan muda... Anda jangan berteriak-teriak seperti ini. Anda bisa sakit lagi nanti," ucapnya dengan nada datar yang malah semakin mengundang emosi dari pria ramping yang ada di hadapannya.

"Keparat! Apa kau tidak memiliki kata-kata lain yang bisa kau ucapkan di depanku selain itu?! Aku sudah muak mendengar kata-kata sialan itu dari mulut busukmu!" Dada Shane terlihat naik turun berpacu dengan amarahnya yang kian meledak-ledak, sedangkan pemuda yang masih dicengkeramnya tampak berusaha melepaskan diri. Namun di saat cengkeraman itu mulai mengendur, Shane dengan susah payah merematnya kembali dengan kuat hingga kerah kemeja pria muda di hadapannya itu berubah menjadi kusut.

"Cepat katakan! apa yang diinginkan Bryan?! Mengapa dia memblokir semua akses keuanganku?! Lalu sekarang dia mengirimiku kartu kredit miliknya? Apa dia ingin menghina dan memata-matai arus keuanganku?!"

Mulut Kevin masih tetap membisu namun tangannya tidak bisa tinggal diam sekarang, pemuda berambut pirang itu akhirnya melepaskan dengan paksa kuncian Shane pada tubuhnya. Saat itu Shane memilih untuk tidak melawan, sejujurnya tubuhnya terasa lemas namun emosinya masih belum juga surut.

"Tangan Anda jadi terluka karena mencengkram terlalu kuat, sebaiknya sesegera mungkin Anda obati lukanya ini," Kevin memegang telapak tangan Shane untuk memeriksa luka gores itu. Namun sejurus kemudian, Shane segera menarik kasar tangannya, merasa tidak sudi bagian tubuhnya disentuh oleh pengkhianat ini.

"Dasar munafik! Tidak usah sok peduli kau bajingan! Aku mati pun kalian semua tidak akan ada yang bersedih untukku!"

Ian awalnya hanya mengintip dari balik pintu kamar. Alpha itu memilih untuk mengawasi, mencoba memberikan ruang dan menghormati kekasihnya untuk mengatasi masalah keluarganya sendiri. Namun ketika mendengar bahwa Shane terluka, ia tidak bisa lagi berdiam diri di dalam sana. Pemuda itu akhirnya segera bergerak keluar hingga menarik atensi kedua orang yang sedang bersitegang itu.

"Ian...!" Shane tampak terkejut, ia sempat melupakan eksistensi Ian yang masih berada di dalam apartemen ini. Shane merasa bahwa kejadian ini sangat tidak pantas untuk dilihat dan didengar oleh Ian meskipun kekasihnya itu sudah mengetahui cerita tentang dirinya.

Just Ask Yourself (yeonbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang