Jennie memeluk ibunya sambil tidak berhenti menangis, dia terus menerus meminta ibunya untuk tinggal bersamanya. Ibu Jennie tertawa sambil mengusap kepala Jennie dan melirik Lisa yang sedang menatapnya dari tadi.
"Lisa, sepertinya dia akan lebih merepotkanmu" kata ibu Jennie yang masih berada di pelukan putrinya.
Lisa tersenyum "Tidak masalah mom, aku akan merawatnya"
Jennie semakin mengencangkan pelukannya dan lebih menangis karena sudah mendengar percakapan keduanya. Dia tidak pernah menyangka bahwa dirinya sudah tidak bisa tinggal dengan keluarganya.
"Sayang kau bisa menemui kami setiap hari, kenapa kau seolah berpisah lama?" ibu Jennie merasa tidak enak dengan Lisa karena Jennie semakin tidak bisa dia tinggalkan.
Ahyeon menghembuskan nafas kasar menatap Jennie dan melirik Lisa "Berhentilah, kau membuatnya menunggu lama"
Jennie melepaskan pelukannya, dia menatap ibunya dengan sendu dan masih meneteskan air mata. Ibunya yang melihat Jennie seperti itu langsung mengusap air mata yang berada di pipi Jennie dan memegang kedua pundaknya.
"Lisa akan menjagamu, jangan membuatnya terlalu repot karena kau seperti ini. Kau sudah menjadi istrinya, kau juga harus lebih dewasa" ibu Jennie mengingatkan.
Jennie menatap ibunya dengan sedih "Aku ingin tinggal bersamamu"
Ibu Jennie mengelus rambut dan pipi Jennie "Jangan seperti ini, kau membuatku tidak enak di depan Lisa"
Jennie melirik Lisa sekilas lalu menatap ibunya lagi "Aku tidak peduli, aku ingin tinggal bersamamu"
"Sayang, kau ingat apa yang aku katakan kemarin?" Ibu Jennie menatapnya dan tersenyum tegas.
Jennie mengangguk dan berhenti merengek, dia menghapus air matanya dan cemberut. Setelah Jennie terlihat tenang, Ibu Jennie dan Ahyeon pamit untuk pergi meninggalkan rumah mereka berdua.
Ketika hanya ada dia dan Jennie. Lisa mendekati Jennie perlahan yang masih memunggunginya di ruang tengah tanpa menoleh ke arahnya.
"Biar aku yang membantumu membereskannya" tawar Lisa memegang koper Jennie.
Jennie langsung menepis tangan Lisa yang memegang kopernya, dia menatap Lisa dengan marah "Jangan menyentuh apapun milikku, kau hanya perlu mengantarku ke kamar yang akan aku tempati"
Lisa terkejut sebentar, dan langsung memasang ekspresi seperti sebelumnya, dia berusaha terlihat tenang dan mengangguk saat dia berjalan menuju lantai dua untuk mengantarkan Jennie ke kamar mereka.
Setelah sampai disana, Lisa tersenyum senang menatap Jennie yang sedang melihat kamarnya. Dengan bangga dia berkata "Apa kau menyukainya?"
Jennie melihat sekitar dan melirik Lisa lalu mengangguk untuk merespon pertanyaan Lisa.
Lisa menghembuskan nafas lega dan tersenyum "Syukurlah jika kau menyukainya, saat aku mengatur untuk membuat kamar ini, jujur aku banyak khawatir karena aku takut kau tidak berselera dengan pilihanku"
Jennie mengangkat bahu acuh lalu dia duduk di kasur "Ini tidak buruk, setidaknya aku bisa beristirahat tanpa gangguan apapun"
Lisa menatap Jennie "Apa kau lelah?"
"Lumayan" jawab Jennie.
"Kalau begitu aku akan meninggalkanmu untuk beristirahat, jika kau menginginkan sesuatu, kau bisa mengatakannya padaku" kata Lisa.
Jennie hanya menatapnya datar melihat Lisa tersenyum dan mulai membuka sweaternya untuk di simpan di sofa yang berada di dekat kasur.
"Aku akan membuat kopi, apa kau menginginkannya?" Lisa menawarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTS - JENLISA
Teen FictionKhusus pembaca yang memiliki mental yang kuat dan siap untuk emosi setiap saat, selamat membaca teman teman.