"Selamat Ceo Manoban, dari awal aku sudah yakin jika semua orang akan mengikutimu seperti apa yang aku lakukan" Mino mengatakannya dengan tulus sambil tersenyum setelah berjabat tangan dengan Lisa.
Lisa tersenyum "Ini hanya keberuntunganku"
"Kau terlalu rendah hati, setiap pertemuan selalu memiliki keberuntungan" kata Mino terkekeh lalu melirik Nana yang berada di sebelah Lisa "Dan kau juga sangat beruntung memiliki sekertaris yang hebat"
Lisa melirik Nana yang sedang tersenyum lalu menatap Mino "Tentu saja dia mesin uangku, aku tidak akan bisa berjalan tanpanya"
"Ceo Manoban terlalu berlebihan, dia sudah sangat hebat sebelum aku memasuki perusahaannya" tiba tiba Nana menjawab dengan malu dan menunduk.
"Apa kau memiliki banyak waktu?" tanya Mino menatap Lisa.
"Kenapa?" tanya Lisa.
"Aku hanya ingin mengajakmu untuk pergi minum, kebetulan aku baru saja membuka salah satu caffee yang tidak jauh dari tempat ini" Mino menawarkan dengan ramah.
Lisa melirik jam tangannya lalu menatap Mino yang masih menunggu jawabannya "Terima kasih atas tawaran baikmu, tetapi untuk saat ini aku tidak bisa menerimanya karena istriku pasti sedang menungguku"
Mino tersenyum "Kau memang pasangan yang sangat baik, Jennie beruntung mendapatkanmu"
Nana menyipitkan kedua matanya saat melihat bagaimana ekspresi Mino yang sedikit tidak enak untuk dia lihat.
Lisa tersenyum "Mungkin lain kali aku akan minum di tempatmu Tuan Song"
Mino mengangguk dengan sopan "Baik Ceo Manoban, aku akan sangat senang jika kau melakukannya"
Saat Lisa dan Nana akan meninggalkannya, tiba tiba Mino berkata "Akhir akhir ini kau pasti sedang kesulitan dengan masalah itu" yang membuat Lisa berhenti dan membalikan badannya untuk melihat Mino.
Dia mengerutkan dahinya "Apa Maksudmu?"
"Tidak ada, aku hanya berharap kau baik baik saja Ceo Manoban" kata Mino dengan wajah yang iba menatap Lisa.
Lisa tidak meresponnya, dia hanya terdiam menatap Mino yang masih berada di depannya dan pamit untuk pergi meninggalkan dia dan Nana. Merasakan kebingungan di wajah bosnya membuat Nana meliriknya dengan sedih.
Sepertinya Mingyu sedang tidak main main. Tuan Song mengatakan hal yang ambigu, apakah ini ada kaitannya dengan apa yang di katakan oleh Mingyu kepadanya?
___
"Aku sedang tidak ingin memakannya" kata Jennie memberikan makanan yang di belikan oleh Lisa ke arahnya.
"Bos pasti akan sedih jika kau tidak memakannya" jawab Seulgi membawa makanan itu ke tangannya.
Jennie mengangkat kedua bahunya acuh dan pergi menuju sofa membawa ponselnya "Ini salahnya, kenapa dia meninggalkanku tanpa memberitahuku"
Seulgi terkekeh "Aku akan menyimpannya"
"Tidak, itu akan basi. Jika kau tidak menyukainya, kau bisa membuangnya" kata Jennie.
Mendengar jawaban dari Jennie membuat Seulgi menatap makanan di tangannya dengan sedih, ini makanan yang mahal.. sayang jika dia harus membuangnya. Tanpa berpikir lama, Seulgi duduk di kursi yang tidak jauh dari sana dan memakan makanan tersebut.
Jennie yang melihatnya dia hanya tersenyum lalu memainkan ponselnya kembali untuk melihat akun sosmednya.
Saat keduanya memiliki kesibukan masing masing, telinga Jennie mendengar suasa mesin mobil yang dia kenali, dia langsung mematikan ponselnya dan pergi buru buru menuju pintu untuk membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTS - JENLISA
JugendliteraturKhusus pembaca yang memiliki mental yang kuat dan siap untuk emosi setiap saat, selamat membaca teman teman.