"Apa kau membutuhkan sesuatu?" Lisa bertanya kepada istrinya, saat Jennie mengantarnya sampai di depan mobil.
Jennie menggeleng dan tersenyum dengan lembut saat dia mulai merapikan setelan kerja yang Lisa pakai "Tidak ada"
"Aku bisa membelikan buah buahan dan sayuran untukmu" Lisa menawarkan dan merapikan rambut Jennie yang sedikit berantakan terkena angin.
Jennie menatap Lisa "Nancy dan aku sudah membeli semuanya sebelumnya, jangan khawatirkan tentang makanan untukku dan bayinya. Aku hanya ingin kau secepatnya untuk pulang"
Lisa terkekeh "Aku masih disini dan kau sudah menginginkanku untuk pulang. Tetapi, aku tidak yakin. Aku sudah merepotkan Nana kemarin, sepertinya ada beberapa hal yang harus aku perbaiki dari cara kerjanya. Aku akan tetap memberikanmu kabar"
"Aku akan menunggumu" kata Jennie dan mulai mencium pipi Lisa.
Lisa tersipu dia tersenyum dan teringat sesuatu "Oh" dia membawa ponselnya yang di perhatikan langsung oleh Jennie, lalu dia memperlihatkan sesuatu ke arah Jennie.
"Berikan ini untuk Ahyeon, aku mengirimkannya kepadamu karena aku tidak memiliki nomor rekeningnya" kata Lisa dan langsung memasukan ponselnya ke dalam saku.
Jennie terkejut melihatnya lalu menatap Lisa "Itu terlalu besar, kenapa kau memberikan uangmu dengan jumlah yang banyak?"
Lisa mengelus hidungnya untuk memikirkan alasan "Aku hanya ingin memberikannya"
Jennie curiga saat dia melihat pipi Lisa yang mulai memerah, lalu dia tertawa sambil memukul pelan tangan Lisa "Kau membayar Ahyeon untuk menutup mulutnya tentang apa yang dia lihat sebelumnya?"
Lisa membasahi bibirnya saat dia menahan rasa malu "Aku hanya tidak ingin dia mengingatnya"
Jennie tertawa terbahak bahak "Kau tidak perlu memberikan uang kepadanya, aku bisa berbicara dengannya"
Lisa mengangkat bahu acuh "Berikan saja, anggap itu uang saku untuknya karena sudah menemanimu"
Jennie hanya mengangguk dan meminta Lisa untuk segera berangkat pergi bekerja. Lisa selalu memperingati Jennie untuk tetap berhati hati dalam melakukan apapun, dia juga meminta Jennie untuk selalu memberikan kabar jika ada sesuatu yang membuat Jennie membutuhkannya.
Jennie melambaikan tangan dan tersenyum dengan lembut setelah mobil Lisa pergi dari rumahnya, lalu dia tidak sengaja melihat Yeri yang berada di jendela kamarnya menatapnya sambil berdiri.
Jennie langsung tersenyum dan melambaikan tangan kepada Yeri yang membuat Yeri terkejut dan langsung membalas hal yang sama.
Setelah memasuki rumah, Jennie melihat Nancy sedang duduk dan tersenyum kepadanya. Dia meminta Jennie untuk duduk di sebelahnya yang langsung di patuhi oleh Jennie.
"Apa yang sedang kau lihat?" Jennie bertanya dengan penasaran setelah melihat Nancy membuka ponselnya.
"Tidak ada, aku hanya melihat beberapa postingan dari teman temanku" kata Nancy.
Jennie hanya mengangguk dan akan membuka ponselnya tetapi Nancy tiba tiba bertanya "Jen, sejak kapan kau mengenal Yeri?"
Jennie menoleh sambil mengerutkan alisnya "Yeri? oh, dia teman Lisa. Tetangga depan rumah" kata Jennie dan langsung bertanya "Kau mengenalnya?"
Nancy mengangguk "Dulu aku pernah menjadi teman dekatnya"
"Dulu?" tanya Jennie yang langsung di angguki oleh Nancy.
Merasakan bingung dengan perkataan Nancy, Jennie menjauhkan ponselnya dan menyimpannya di sofa lalu menatap Nancy dengan serius "Sekarang?"
Nancy menggeleng "Tidak, setelah apa yang sudah dia lakukan, aku tidak akan pernah menjadi temannya. Gadis itu tidak pantas untuk di labeli dengan sebutan teman"
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTS - JENLISA
Teen FictionKhusus pembaca yang memiliki mental yang kuat dan siap untuk emosi setiap saat, selamat membaca teman teman.