Please vote and leave a comment! Thank you 💐
***
Esoknya, mobil sederhana berwarna hitam bertampilan stiker nama Perusahaan berparkir di pekarangan luas rumah. Di atas mobil terdapat papan panjang berukuran cukup kecil bertulisan sedang belajar. Sisi muka serta belakang. Meskipun kecil, dapat dibaca bila dihitung dua puluh langkah dari mobil itu.
"Nanti jadikan belakang rumah tempat belajar."
"Siap, Pak." Jawab lelaki muda berwajah ceria.
Parfum khas milik Klarybel menolehkan kepala Albar ke samping yang mana mengartikan bila Klarybel telah datang.
"You suruh I kursus menyetir?" Pertanyaan Klarybel ke Albar sontak mengagetkan pelatih mengemudi itu.
"Ya."
"Dasar semakin lancang. Mami Papi aja gak pernah nyuruh-nyuruh." Cibir Klarybel tetapi menurut.
"Saya pergi dulu, Pak." Pamit lelaki itu dibalas anggukan Albar.
Klarybel dahulu yang masuk ke mobil barulah Lelaki itu. Sebab kala mencibir tadi Klarybel melantas melangkahkan kaki.
"Supaya memudahkan kita berkomunikasi. Panggil saja saya Leo dan saya memanggil Kakak. Bagaimana, Kak?" Leo menyunggikan senyum lebar.
"Ya."
"Baik. Kak, sebelum kita masuk ke tahap menyetir. Aturan pertama yaitu santai. Tenangkan pikiran, hati, rileks. Sudah?"
"Sudah."
"Baguslah." Leo si ramah tamah tersenyum menampakkan gigi. "Karena Kakak pemula, pertama-tama harus mengenali fitur-fitur mobil dulu.. jadi, mobil manual ini mempunyai 3 pedal. Yaitu, rem, gas sama kopling." Seraya kedua tangan terus bergerak, ia berujar. "Kalau ini sein, klakson sama tuas persneling mobil."
Klarybel bersedekap. "Kenapa malah mobil manual dan bukan matic?"
Leo memandang gaya bersedekap Klarybel sekejap mata. Walau tanpa mengarahkan mata ke lipatan tangan di atas perut itu ia tahu bahwasanya tengah berhadapan dengan wanita angkuh, tetapi kedua matanya spontanitas memelotot sebab lagi-lagi ia terkejut alias ketidaknyamanannya kambuh.
"Kalau bisa mobil manual, mobil matic pasti bisa juga. Tapi kalau bisa mobil matic, belum tentu bisa membawa mobil manual.."
"Oh." Respon Klarybel sekilas membuang wajah acuhnya.
"Coba lihat kaki Kakak."
"Kamu memerintah saya?" Klarybel salah memahami.
"Iya. Karena kita sedang belajar menyetir mobil." Kemudian Klarybel mengindahkan. "Pedal di kaki kiri Kakak itu pedal untuk kopling, lalu fungsi pedal yang di tengah untuk rem. Kakak tahu rem?"
"Tahulah. Saya tidak sebodoh di pikiranmu."
"Sorry Kak, maksudku karena aku nyebut rem. Bukan mengerem. Jadi ku pikir Kakak akan bingung."
"Hm."
"Kita lanjutkan. Kalau pedal di sebelah kanan adalah pedal gas. Nah, fungsi kopling itu buat memutuskan putaran roda dan putaran mesin yang saling berhubungan. Bisa juga digunakan untuk menaikkan dan menurunkan gigi." Leo berjeda sesaat guna mengambil napas. "Kalau fungsi rem untuk menghentikan laju mo—"
"Aku tahu fungsi rem. Kenapa sikapmu seperti saya ini anak 5 tahun, ya?" Sindir Klarybel.
Leo menghela napas sabar. "Gas berfungsi memberi dorongan supaya mobil bisa berjalan. Sebelum menjalankan mobil, Kakak harus memperhatikan keadaan jalanan walaupun di tempat sepi. Supaya berkonsentrasi dalam menyetir, Kakak pun harus duduk nyaman. Karena duduk Kakak berpengaruh saat menginjak rem, kopling atau juga gas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage For Business Purposes [On Going]
RomanceDemi terstrukturnya perusahaan keluarga yang berdiri di bidang smartphone, Albar dan Klarybel bersedia menerima perjodohan yang diselenggarakan oleh kedua orang tua mereka. Baik Albar dan Klarybel tidak pernah berat hati serta santai akan pernikahan...