Chen Yi POV
Uhuk...
Uhuk...
Aku terbangun dengan batuk yang cukup parah. Nampaknya aku benar-benar jatuh sakit. Sebuah infus bahkan terpasang di salah satu tanganku.
'Pasti Papa...' batinku sembari berusaha bangkit duduk.
Sebuah memo ditempelkan di tiang infus.
Jangan dilepas sebelum benar-benar habis! Telpon ke dapur untuk minta Bibi membawakan makananmu ke atas begitu kau bangun!
Jika kau belum cukup segar saat aku kembali dari operasi, aku akan menambah infusnya.
Melihat memo itu membuatku teringat komentar Ai Di tentang kemarahan Papa yang bahkan bisa membuat Ayahku ciut.
'Aku tak mau melihatnya...' batinku ngeri.
Aku memang merasa sedikit lapar. Meski tenggorokanku terasa sakit, tapi aku harus makan sesuatu.
Ini sudah melewati jam makan siang. Aku bersyukur mereka membiarkanku tidur lebih lama tanpa membangunkanku.
Aku menarik tiang infusku ke kamar mandi dan memutuskan untuk cuci muka.
Splash...
Splash...
Menatap pantulanku di cermin, aku bisa melihat wajahku nampak seperti orang sakit. Lingkaran hitam samar terlihat di bawah mataku dan wajahku nampak sedikit pucat.
Meski sudah bisa bangun, berjalan sedikit ke kamar mandi saja, hampir menguras tenagaku.
"Hallo... Bibi!
Bisa antar makan siang ke atas?" pintaku,
"Baik Tuan Muda... Tuan Yi tadi sudah meminta Bibi menyiapkan bubur dan sup untuk Anda.
Akan segera saya antar ke kamar..."
"Xie xie..."
***
Bubur Abalone dan Sup Ayam yang dikirim ke kamar, lumayan mengisi tenagaku. Hangatnya kuah sup membuat tenggorokanku terasa lebih baik.
Bibi juga membuatkan cairan madu untuk menambah tenaga dan vitamin.
Aku bahkan sempat menelpon Bo Xiang untuk memintanya mengirim beberapa file pekerjaan agar aku bisa melakukan sesuatu di rumah.
Saat aku merasa bosan, aku bangkit dari tempat tidur dan berjalan-jalan di lorong demi meluruskan kaki. Istirahat selama setengah hari hampir mengembalikan tenagaku dan aku merasa lebih baik meski tak seratus persen.
Saat melewati kamar Ai Di, kulihat pintunya sedikit terbuka.
Aku tahu Bibi sempat membersihkan kamarnya setelah mengantar makan untukku. Aku melongokkan kepala untuk melihat isi kamarnya.
Nampaknya Bibi mengganti seprei dan tirai jendelanya. Alih-alih seprei biru tua yang sering kulihat, kali ini tempat tidurnya ditutupi seprai berwarna coklat tua.
Aku duduk di tepi tempat tidur dan menatap ke sekeliling kamarnya dengan rasa penasaran.
'Apa yang berubah sejak terakhir aku masuk ke kamar ini?'
Aku memperhatikan rak action figure miliknya dan menyadari ada tambahan karakter baru disana.
Setumpuk buku komik yang masih bersegel juga diletakkan di atas meja belajarnya.
Kemudian pintu lemari yang tak menutup sempurna membuatku penasaran.
Ai Di seperti diriku memiliki walking closet untuk semua pakaian dan aksesorisnya. Jadi aku tahu lemari ini tidak berisi pakaiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Man (ChenYixAiDi Fanfiction)
FanfictionTeman sepermainan yang berpisah selama bertahun-tahun bertemu kembali karena kedua Ayahnya menikah. Mereka pun akhirnya harus tinggal bersama. Perpisahan bertahun-tahun tentu membawa banyak perubahan, tapi Chen Yi kesulitan menerima perubahan Ai Di...